Pertanyaan Eric - (Juric TBZ)

523 48 6
                                    

Eric masih diam, duduk manis memperhatikan kekasihnya berkarya dengan alat-alat berbentuk mirip dengan ukuran berbeda, yang sejujurnya ia pun tak tahu namanya apa.

Noda oli yang sedikit terkena wajah kekasihnya kala sosok itu menyeka dengan tangannya membuat Eric tersenyum gemas.

Beberapa kali ia bangkit dari posisinya dan membersihkan noda oli di wajah sosok lelaki yang lebih tua di hadapannya.

Dua atau.... Tiga kali? Entah, tapi akhirnya berhenti disitu. Karena Eric lelah bolak balik duduk dan berdiri untuk melakukan hal yang sama.

Ia mulai yakin, kekasihnya itu sengaja membuat kotoran hitam itu mengenai wajahnya untuk alasan modus.

Eric tidak marah. Hanya menyesali waktu kencannya yang terbuang karena motor sport putih kekasihnya yang berulah.

Ia bahkan tidak mengerti bagian apa yang sedang dikerjakan oleh kekasihnya itu di hadapannya.

Lantas terlontarlah kalimat tanya Eric di masa penantiannya itu.

"Kak, bagian terpenting dari motor itu apa?"

"Coba tebak,"

Eric meletakkan telunjuknya di dagu. Kepala dimiringkan. Pandangan melayang ke atas. Pose berpikirnya.

Juyeon, yang melihatnya tersenyum gemas. Jika tidak sedang dalam keadaan tangan kotor akibat terkena oli motornya, tentu Juyeon sudah sejak awal menangkup wajah kekasih manisnya itu.

Lantas suara eric yang bersemangat terdengar bersamaan dengan Juyeon yang membenarkan kembali bagian motornya yang bermasalah.

"Rem ya, kak?"

Eric menurunkan pandangannya dari langit. Menatal penasaran pada juyeon yang menoleh padanya, kemudian menggeleng.

Eric mendesis. Ia tidak begitu paham bagian-bagian motor. Tetapi pertanyaan random yang mendadak terbersit di otaknya sungguh membuatnya penasaran.

Akhirnya, ia menebak lagi.

"Bahan bakar?" tebak Eric.

Lagi, Juyeon menggeleng pelan.

"Sekarang banyak motor yang tanpa bahan bakar kali, dek."

Eric lantas membenarkan dengan anggukan.

"Kalo gitu bannya?"

"Ban kempes atau bocor juga motor masih bisa dipake,"

Benar juga. Inner Eric.

"Lalu, stang?"

Juyeon terdiam sejenak. Ikutan berpikir. Kekasihnya ini sungguh buta motor. Akhirnya ia mmterkekeh pelan.

"Errr.. Stang itu bagian dari motor yang paling susah rusak dek, jadi bukan terpenting."

Eric masih bersemangat menebak. Ia sekalian memperhatikan bagian-bagian motor Juyeon-yang sedang diobati, kalau kata Juyeon-di hadapannya.

"Spion?" terkanya.

Juyeon menggeleng.

"Lampu?"

Respon yang sama didapati Eric.

"Standar?"

"No sayang,"

"Aaaa, kalo gitu rantai?"

"Bukan baby."

"Ishh-spidometer?"

Juyeon tertawa kecil.

"Bahkan motor vario kakak dulu udah ga nyala spidometernya aman-aman aja kakak pake nyulik kamu tiap kencan."

Eric menyerah.

Ia mencebik kesal.

Rasanya sudah semua bagian ia sebutkan tapi tidak satupun benar. Eric lantas kesal sendiri. Bahkan pada kekasihnya juga.

Apa susahnya tinggal memberi tahu 'kan?

Eric tidak menebak lagi. Ia hanya menunjukkan wajah datar dan bibir sedikit dimajukan.

Padangannya ia alihkan dari Juyeon. Iangatkan Eric bahwa sebentar lagi ia akan menjadi mahasiswa. Bagaimana bisa ia berlaku seolah-olah anak SD yang merajuk.

Juyeon membereskan kekacauan yang ia buat.

Bergerak mencuci tangannya. Kerutan pada kemeja yang dipakai pun ditepuk berkali-kali dengan tangan hingga garis-garus abstrak itu hilang.

Langkahnya bergerak menuju sang kekasih yang duduk dengan sebal karena tidak dapat menebak dengan benar pertanyaannya sendiri.

Konyol. Tapi Juyeon suka.

Lantas, badannya ditundukkan. Menyamakan tinggi posisi keduanya.

Kedua tangan menangkup wajah kekasihnya yang otomatis menoleh.

Juyeon tersenyum menawan.

Eric melotot bingung. Sejak kapan kekasihnya itu selesai dengan kegiatannya? Eric bahkan tidak menyadari bahwa juyeon sudah menbersihkan kekacauan yang ia buat.

Juga, noda di tangan dan pipinya.

"Mau tau jawaban yang bener hm?"

Bak terhipnotis, Eric lekas mengangguk. Beberapa kali matanya mengerjab saking terperangah.

Juyeon memiringkan kepalanya.

"Bagian terpenting dari motor itu adalah joknya. Orang bisa bonceng siapapun yang ia sayang, orang bisa menolong mereka yang butuh tumpangan di jalan, bahkan ngangkatin beban yang lebih berat jok juga bisa." Juyeon menjelaskan jawabannya. Tatapan mata yang menyatu dengan Eric tak sedetik pun ia lepas.

Eric terdiam tanpa kata, sampai tarikan di sudut bibir Juyeon terbentuk.

"Tapi buat kakak, dengan adanya jok, kamu bisa selalu di belakang kakak, meluk kakak setiap kali kita jalan. Jadi bagian terpenting dari motor adalah joknya. "

Tangan Juyeon bergerak mencapai surai hitam Eric. Bersamaan dengan gerakan lembutnya di sana, lelaki yang lebih tua dari si manis di hadapannya itu berucap lagi.

"Jadi, ayo kencan dek!"

Dan Eric detik selanjutnya tersadar dari acara 'terpesona pada kekasihnya'.

Ah, motornya sudah selesai diperbaiki ternyata.





Note: sungguh ini hanya bermodal spontanitas guys. Aku hanya sedang hype dengan kaoalku yg satu ini.sedikit sedih karena content #juric masih sangat sedikit di wp. Huhu.

Maafkan untuk typos dan lainnya.

Yatch - Skz Nct Tbz [yaoi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang