ROH => DUET

93 10 0
                                    

“Maafin gue ya dek,” ucap Satria menyodorkan bunga mawar merah kesuakaanku.

“Lo pikir gue mati Bang?” tanyaku menerima bunganya.

“Itu permintaan maaf gue. Yakali gue doain lo mati. Nanti siapa yang gangguin gue sama Naufal hm?” tanya Satria menggendongku yang membuatku cekikikan kegirangan.

“Hihihi Bang Sat kalau gini buat gue melted,” ucapku senang.

“Nih makan,” ucap Naufal menyodorkan sendok yang penuh dengan ice cream durian.

-----------------------------------------------------------

“Heem,” jawabku semangat dan menerimanya dengan bahagia.

Tak terasa sudah sore san menunjukkan pukul enam sore. Dan mereka semua termasuk aku sedang melihat TV.
Namun tiba-tiba Satria bangkit dan berlari ke arah kamarnya membuatku bingung.

“Bang Sat ada janji?” tanyaku ke Naufal yang sibuk bermain HP.

“Ngga tau,” jawabnya acuh membuatku mengercutkan bibir sebal.

“Napa lo dek?” tanya Satria tiba-tiba membuatku terkejut.

“Ngapa lo bawa dua gitar?” tanyaku bingung.

“Nyanyi-nyanyi yukk dah lama ngga duet. Mau lihat suara lo. Sapa tau suara lo sekarang kek kucing kecepit kalau nyanyi,” ucap Satria yang langsung aku lempar dengan bantal sofa.

“Hahahaha. Udah jan ngambek. Nih gitar lo Fal,” ucap Satria memberikan gitar ke adekku.

“Nyanyi apaan?” tanyaku duduk melingkar bertiga.

Wildest dreams?” tanyaku.

“Oke,” jawab Satria yang mulai memetik senar gitar dan Naufal yang mengikutinya. Sedangkan aku membuka HP dan mencari liriknya.

He said, "Let's get out of this town
Drive out of the city
Away from the crowds"
I thought heaven can't help me now
Nothing lasts forever.” Mulai Satria.

But this is gonna take me down
He's so tall, and handsome as hell
He's so bad but he does it so well
I can see the end as it begins, my one condition is.” Lanjutku.

Say you'll remember me
Standing in a nice dress, staring at the sunset babe
Red lips and rosy cheeks
Say you'll see me again even if it's just in your wildest dreams (ah ah)
Wildest dreams (ah ah)” kami bertiga bernyanyi bersamaa saat bagian reff.

“I said no one has to know what we do.” Ucap Naufal sedikit yang mebuatku kesal.

His hands are in my hair, his clothes are in my room
And his voice is a familiar sound, nothing lasts forever
But this is getting good now
He's so tall, and handsome as hell
He's so bad but he does it so well
And when we've had our very last kiss
But my last request is.” Lanjutku sedikit kesal yang membuat kedua saudaraku tersenyum.

Say you'll remember me
Standing in a nice dress, staring at the sunset babe
Red lips and rosy cheeks
Say you'll see me again even if it's just in your wildest dreams (ah ah) (ah ah)
Wildest dreams (ah ah)” kami menyanyi bersama.

You see me in hindsight
Tangled up with you all night
Burn it down.” Ucap Satria.

Some day when you leave me
I bet these memories follow you around.” Lanjut Naufal.

You see me in hindsight
Tangled up with you all night
Burnin' it down (burnin' it down)
Some day when you leave me
I bet these memories follow you around (follow you around)” sambungku.

Say you'll remember me
Standing in a nice dress, staring at the sunset babe
Red lips and rosy cheeks
Say you'll see me again even if it's just pretend.” Kami bertiga bernyanyi bersama.

Say you'll remember me
Standing in a nice dress, staring at the sunset babe
Red lips and rosy cheeks
Say you'll see me again even if it's just (just pretend, just pretend) in your wildest dreams (ah ah)
In your wildest dreams (ah ah)
Even if it's just in your wildest dreams (ah ah)
In your wildest dreams (ah ah)” sambungku.

“Wihh suara lo masih bagus!!” puji Satria membuatku tertawa.

“Emang kek suara lo. Kalau kagak dilatih ntar kek suara kucing kecepit,” ejekku.

“Anjir. Adek lacnut lo!” jawab Satria dengan tawa yang pecah membuatku dan Naufal ikut tertawa.

“Udah ah. Gue request lagu. Tapi kali ini gue mau nyanyi sendiri,” ucapku.

“Wihh apaan nieh? Udah punya pacar ya lo?” tanya Satria.

“Dih bukan. Gue cuma mau aja. Kalau kagak mau juga gapapa,” jawabku yang membuat Satria kelimpungan.

“Bukan dek. Iya lo mau nyanyi apa?” tanya Satria.

“Mau nyanyi ‘Tak Jodoh'. Bisa kan?” tanyaku.

“Bisa,” jawab Satria yang kuliat mulai memetik gitar begitu juga dengan Naufal.

Kering air mataku
Mengingat tentangmu
Tentang kita yang tak jodoh
Dulu pernah bermimpi
Saling memiliki
Nyatanya pun tak kesampaian
Rela, relakanlah masa itu
Biarkanlah jadi masa lalu,” saat sampai dilirik situ aku mendengar jika Satria bergumam jika aku sedang galau. Tapi aslinya aku baik-baik saja. Hanya ntah kenapa aku inggin.

Kenang diriku
Selalu di hatimu
Selalu di jiwamu
Simpan di memorimu
Kunanti dirimu
Bila malam pun tiba
Cukup kita yang tahu
Mimpi jadi saksinya
Kering air mataku
Mengingat tentangmu
Tentang kita yang tak jodoh
Rela, relakanlah masa itu
Biarkanlah jadi masa lalu
Kenang diriku
Selalu di hatimu
Selalu di jiwamu
Simpan di memorimu
Kunanti dirimu
Bila malam pun tiba
Cukup kita yang tahu
Mimpi jadi saksinya,” dilirik berikutnya akhirnya aku memutuskan untuk mengubah nadanya.

Kenang diriku
Selalu di hatimu
Selalu di jiwamu
Simpan di memorimu
Kunanti dirimu
Bila malam pun tiba
Cukup kita yang tahu
Mimpi jadi saksinya
Mimpi jadi saksinya.” Aku menghela napas.

“Wih gila. Suara lo bagus. Suka gue,” ucap seseorang yang tiba-tiba berada dibelakangku.

“LO?! NGAPAIN LO KESINI HA?!” ucapku emosi.



TBC

Jan lupa vot and comment yakk

Typo bertebaran dimana-mana

Jangan lupa follow author yaa

Salam manis princess melia

21 – 06 – 2020


REST OF HEART [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang