"Jisoo Soranda!" Panggilku dengan nada yang agak melengking. Jisoo menengok kebelakang,menghadap diriku. "Kenapa?" Katanya. Serius,jawaban macam apa itu.
"Katanya lo mau berangkat sama gue pagi ini,tapi nyatanya lo ninggalin gue." Aku memukul-mukul kecil bahuya dan memberi tatapan sinis.
"Aduh.. pertama-tama gue tadi dapet panggilan dari Mr Sean buat dateng kesekolah lebih awal. Kedua,gue perasaan gaada bilang mau berangkat sama lo." Ucapnya tanpa beban. Padahal sudah jelas kemarin dia bilang ingin pergi kesekolah denganku.
"Tau ah." Ucapku kemudian meninggalkannya.
"Jennie!" Panggilnya,membuat langkahku terhenti.
Aku berbalik badan dan bertanya, "Kenapa?" dengan nada yang mengintimidasi,aku masih marah padanya.
"Liat Lisa gak? Pager kan 5 menit lagi ditutup tapi gue ga liat batang hidungnya sama sekali." Ucapnya.
Benar saja,sahabatku yang bernama Lisa itu memang belum menampakkan batang hidungnya sama sekali. Sebenarnya ini hal biasa,Lisa bahkan selalu datang satu jam setelah bel masuk."Gak,lagian lo ngapain nanyain Lisa... dia mau pager udah ditutup sejam juga bodoamat. Ujung-ujungnya juga dilompatin... anak itu nakalnya udah verified." Ucapku.
"Lo kasih hukuman apaan buat dia?" Tanya Jisoo padaku. Lalu kujawab,"Bersihin toilet sebulan." Aku melihat reaksi Jisoo yang membulatkan matanya.
"JENNIE LO TEGA BANGET... DIA KAN SAHABAT KITA.." Jisoo berteriak padaku kemudian aku memberikan tatapan maut padanya.
"Bodoamat gue ga peduli ya. Mau dia sahabat gue atau sahabat kekeyi. Gue profesional.. gaada peringanan."
"Tapi toilet sekolah kan banyak." Ucapnya yang tampaknya menahan kesal. "Ya terus? Gue sih oh aja." Balasku.
"Yooo wuzzupp guys." Seseorang merangkulku dan juga Jisoo.
"Rosie?" Kataku,lalu kami bertiga berpelukan. "Lo liat Lisa Chong ah?" Tanya Jisoo kepada Rosè.
"Gak." Ucapnya dengan singkat. Sepertinya mereka sedang bertengkar,bukan sepertinya sih melainkan sudah pasti mereka bertengkar.
"Berantem lagi?" Tanyaku kepada Rosè. Dia mengangguk,"Awas aja ketemu gue bunuh lo Lisa." Gumam Rosè namun bisa ku dengar.
"Gue pergi duluan deh ya,mau liat wajah-wajah siapa aja yang melanggar peraturan hari ini. Rosie,ayok." Ajakku kepada Rosè sementara Jisoo mengangguk dan pergi ke kelasnya.
'
Sudut Pandang Orang Ketiga
"Pak,rokok nih 2 bungkus.. yakin gak mau?"
Terlihat gadis dengan perawakan tinggi,rambut hitam panjang digerai dengan seragam yang dikeluarkan.
Dari gaya bicaranya,tingkahnya memang tidak mencerminkan anak yang beradab.
"Sudah saya bilang saya tidak terima sogokan apapun. Kamu itu niat sekolah gak sih?" Kata pria yang terlihat berusia kepala tiga itu.
"Pakㅡ"
"Kamu liat jam berapa sekarang? Kamu pikir sekolah ini apa.. datang semaunya,pulang sesukanya.. bertingkah seenaknya.. lebih baik gak usah sekolah jadi begal aja sana."
"Demi apa mulut bapak lebih pedes daripada ibu-ibu yang ada di komplek." Ucap gadis itu namun tak dihiraukan.
Tak lama kemudian,gadis itu kaget karena mendengar suara perempuan dengan nada yang tinggi. Ia melihat perempuan itu dari luar gerbang sedang memarahi dan menghukum beberapa siswa dan siswi yang melanggar peraturan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lengkap
FanfictionBercerita tentang 4 gadis remaja yang mempunyai kepribadian yang saling bertolak belakang. Namun anehnya,hal itulah yang membuat mereka bisa menjadi dekat seperti ini. Mereka bukanlah saudara melalui ikatan darah,namun mereka saudara melalui ikatan...