"Mungkin pada akhirnya, kesialan ini akan membawa kebahagiaan bagi hidupku"
***
"Selamat mba Aqila, anda diterima sebagai office girl diperusahaan kami" ucap seorang wanita dari sebrang sana.
Qila mengaga tidak percaya, ia terima bekerja diperusahaan yang mendunia meski hanya sebagai seorang office girl, itu suatu pencapaian yang besar, bukan?
"Te-terimakasih mba, kapan saya bisa bekerja?" tanya Qila dengan hati yang berbunga-bunga.
"Mulai besok, anda sudah bisa bekerja disini. Harap datang jam 7 pagi dan jangan terlambat, ya." balasan itu membuat senyum dibibirnya merekah.
"Baik mba! Terimakasih banyak!" Qila semakin mengembangkan senyumnya bahkan saat telpon itu terputus.
"AHHHHH! HAHAHAHA, AKU DITERIMA KERJAAA, YEAYYYY!" teriakan itu mengema dirumah sederhananya.
"KAKA! Apaan si?! Kenapa kaka teriak begitu? Telingaku meledak!" Adit yang baru tiba diruang tamupun merasa kesal karna kakanya berteriak kencang.
Qila segera menghampiri adiknya, memeluknya erat hingga Adit sesak karna pelukan kakanya.
"Uhuk! Kaka lepas! Sa-sakit" Qila segera melepas pelukan itu, tapi senyumnya tak kunjung pudar.
"Kaka diterima bekerja, Dit!" Adit melebarkan matanya. Mungkinkah ia salah dengar?
"Hah?! Kaka serius?" pertanyaan itu dibalas anggukan oleh Qila. Adit yang melihatnya hanya dapat tersenyum bangga pada sang kaka.
"Dit, kayaknya kaka perlu kesalon gak si? Kaka harus tampil cantik kan?" Adit yang mendengarnya merasa bingung. Kakanya hanya akan bekerja sebagai office girl kenapa harus kesalon layaknya calon istri bos? Aneh.
"Kak, tidak perlu. Nanti juga kaka keringetan disana. Menyapu, mengepel, membuat kopi, kaka akan keringetan dan bau-" Adit yang sadar dengan ucapannya menutup mulutnya. Ia yakin kakanya akan segera mengamuk.
"ADITTTTT!!!" Teriakan itu membuat Adit lari menuju kamarnya dan menguncinya dari dalam. Jika sudah marah, kakanya akan berubah menjadi t-rex yang kejam.
***
Plak
Tamparan itu terdengar sangat menyakitkan. Zio tidak bisa menghindari tamparan sang ayah kepadanya.
"Apa kau tidak bisa mengendalikan dirimu?" tanya sang ayah.
Zio mengepalkan tangannya, dia sangat kesal. Ayahnya selalu begini, tidak mengerti dirinya.
"Kenapa ayah? Aku sangat sulit mengendalikan diriku ayah! Kenapa ayah tidak membantuku?" sang ayah menatap putranya marah.
"Kau, bisakah kau seperti Alex? Adikmu itu sangat baik dan mudah diatur, mengapa kau tidak?!" suara sang ayah meninggi diakhir. Merasa dibandingkan lagi dan lagi, Zio berusaha menahan amarah yang akan memuncak.
"Kau selalu membandingan aku dengannya! Ayah, aku dan Alex berbeda! Bagaimanapun aku bisa lebih baik darinya" Zio menatap penuh amarah kemata sang ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
sweet 'därknis
RomanceZIOLANDO BARAN, kehidupannya sangat gelap tak ada seorangpun yang mengetahuinya kecuali sang ayah. Hidupnya sempurna, ia tampan, mapan, dan berkuasa. Ketahuilah, Zio mampu memegang nyawamu dalam genggamannya. AQILA DENILA, kehidupannya bisa dikataka...