Gara-gara Angkasa

32 10 19
                                    

Kadang luka sering datang di awal, tetapi kalian tak menyadari itu saja.

—Krystalla—

Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading!

Pagi ini tampak suram. Para awan tampak tak bahagia hingga mengeluarkan tangisan disertai dengan teriakan sang petir. Sama halnya dengan seseorang yang tengah terduduk di meja rias sambil memandangi pantulan dirinya yang tampak tak mengenakkan.

Ia Krystal, ada sebuah luka lebam di pipi kirinya akibat tamparan dari ayah kandungnya. Ia tampak menghembuskan nafas kasar, lalu dengan telaten ia memberi sedikit sentuhan make up agar lebam tadi tak terlihat.

Salah jika mengira seorang Krystal bahagia nyatanya hidupnya penuh dengan kesengsaraan semenjak perginya sang ibunda yang memilih berselingkuh dengan rekan kerja ayahnya. Menyisakan ayahnya yang selalu memperlakukannya kasar apalagi mengingat status dia adalah anak tunggal dari keluarga Haura.

Ia berjalan tergesa menuruni anak tangga, lalu tanpa pamit atau sarapan ia langsung keluar dari rumah. Jangan pikir ia anak yang tetap diberi fasilitas oleh ayahnya itu, ia naik mobil pemberian dari Ibundanya satu tahun lalu saat ulang tahunnya yang ke-17.

Honda Jazz merah milik Krystal tampak membelah jalanan kota Jakarta yang tampak ramai. Walaupun hujan mengguyur kota ini, tetapi tak menghentikan warganya untuk beraktivitas.

Pintu gerbang SMA Pratama tampak terbuka lebar tetapi sesaat sebelum Krystal masuk mobilnya ditabrak oleh seseorang yang sangat ia kenal, Angkasa.

'Brakk'

Sang pemilik motor tampak berusaha bangun dari aspal, menyisakan Krystal yang keluar dari mobil sambil membanting pintu keras-keras. Tampaknya akan ada perseteruan antara dua primadona SMA Pratama itu.

"Buta lo buta? Mata lo buat apasih Sa? Sampe masuk gerbang aja jatuh, ck." Krystal sepertinya masih punya hati nurani hingga ia membantu Angkasa berdiri, sehingga terjadilah banyak siswa yang mengerumuni karena kepo apa yang sedang terjadi pagi ini.

"Haha, sorry Krystal sayang. Abisnya lu lama sih jadi gw kan pengen cepet masuk sekolah gitu, hehe." Krystal hanya memutar bola mata sebal karena tingkah Angkasa yang bisa membuatnya darah tinggi seketika.

"Dahla capek gue ngurusin lu Sa, urusin motor lu. Gue duluan,"

Angkasa hanya tersenyum melihat kepergian Krystal, lalu memberikan petikan tangan agar teman-teman se-gengnya membantu dia membawa motor. Singkatnya, ini caranya mendekati Krystal, aneh? Memang.

🌛🌛🌛

Kantin tampak ramai, apalagi  meja pojok yang berwarna pink pastel milik geng Krystal, tampak teman-temannya heboh membicarakan kejadian pagi tadi.

"Anjir gila Tal emang Angkasa! Terus mobil lu apakabar cuy? Baik-baik aja?" tanya gadis dengan rambut berponi yang tampak serius menatap Krystal yang kini tengah memasukkan sesendok bakso ke mulutnya.

"Agak penyok sih, but gapapa." sedangkan teman-temannya mengangguk lalu melahap kembali makanan yang telah mereka pesan.

"Lu nggak minta tanggung jawab gitu Tal ke Angkasa?" setelah lama hening akhirnya ada satu temannya yang membuka pembicaraan, Reila.

Sebelum menjawab Krystal tampak berfikir sejenak,

"Iya juga ya, kan biaya ketok magic lumayan tu nah kalau Angkasa yang nggantiin lumayan juga njir." Krystal tampak berbinar menatap satu persatu temannya yang memberinya tatapan datar.

"Nggak seru nih lo pada, masa gue punya ide seru lu pada diem aja. Jahat!" Sabrina menatap Krystal datar lalu menghembuskan nafas perlahan.

"Itu tanggung jawab dia Krystal sayang, bukan ide seru lu anjer."

🌛🌛🌛

Siang ini mentari tampak menyengat sangat kontras dengan pagi tadi yang tampak mendung. Tampak seorang cewek ber-hoodie pink duduk di motor ninja merah. Kacamata hitam tampak bertengger di hidung mancungnya agar ia terhindar dari sinar panas sang mentari.

"Anjir lama-lama kulit cantik gue terbakar deh kalau tu kembaran luar angkasa gak cepet keluar," Krystal tampak menatap jam tangan pink nya lalu berdecak kesal, tetapi akhirnya ia tersenyum manis saat melihat para anak-anak Brandal yang keluar dari sekolah.

"Aduh Sa, ditungguin si cantik Krystal tuh duh mau ngapain tu?" El, sahabat Angkasa tampak menggoda Angkasa yang membuat Angkasa berjalan cepat menghampiri Krystal.

"Ngapain lo duduk di motor gue?"

"Sumpah ya Sa, lo ngapain ajasih lama banget di sekolah, pantat gue panas cuy duduk di motor lo,"

"Lah lu sendiri ngapain coba nungguin gue pulang? Oh mau pulang bareng? Kenapa tadi gak chat aja kan bisa nunggu di dalem Tal," ucap Angkasa sambil membenahi rambut, tebar pesona sih bahasa lainnya.

"Mau minta tangguh jawab!" seorang Krystalla yang terkenal dengan kebawelannya itu menatap Angkasa tajam.

"Tanggung jawab apa coba? Emang gue ngapain?" Angkasa dengan bodohnya mencoba mengingat-ingat apa yang ia lakukan hingga membuat gadis pendek di depannya ini meminta tanggung jawab.

"Mobil gue yang kena tabrak ninja merah lo ini penyok Sa!" tuding Krystal menyalahkan motor Angkasa.

"Oh gampang, entar diurus. Ayok sekarang pulang udah sore Tal. Mau bareng?"

"Gampang gundulmu! Pokoknya besok dan seterusnya selama mobil gue di bengkel, lo yang anter jemput ya Sa!" Angkasa hanya mengangguk lalu naik ke motor kesayangannya, sedangkan Krystal ikutan membonceng Angkasa.

"Pegangan Tal, peluk juga boleh sih. Kalau cium besok kalau lu udah jadi punya gue ya!"

"Bacot lu setan, gue gak mau jadi punya lo. Cepet jalan!"

Sore itu di parkiran Pratama menjadi saksi bisu kedekatan seorang Angkasa dan Krystal yang dulu tak pernah dekat.

🌛🌛🌛

Hai, pemanasan dulu ya! Aku kasih yang manis nih, kalau yang pahit besok deh tunggu aja wkwk.

Ig : dellia.mall_

Best Part Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang