The Killer Man

288 23 2
                                    

Seorang lelaki jangkung dengan pakaian serba hitam, memakai topi bisbol coklat melangkah menaiki satu per satu anak tangga.

Sebuah pintu dari bahan tembaga berada di ujung tangga. Dengan santai lelaki jangkung itu membuka pintu menggunakan tendangan bebas dari kaki kanannya. Ketika pintu terbuka, terlihat dua orang duduk di atas sofa tengah asik membuat rumah dari susunan kartu tarot.

"Wow kau sudah datang, bos" sapa seorang dari mereka menatap makhluk yang diselimuti aura hitam itu dengan senyum tersungging miring.

"Akh! Sialan, roboh lagi. Aku menyerah!" Teriak pria di sebelahnya frustasi. Lalu beranjak mendekati lelaki yang dipanggil bos barusan.

"Bagaimana bung? Berhasil misi mu kali ini?" Tanyanya santai, lelaki itu menatapnya dingin kemudian melepas topi bisbol yang ia kenakan dan melemparnya ke atas meja sofa, topi cokelat itu sukses mendarat tepat di atas tumpukan kartu tarot.

"Apa pernah tembakan ku meleset?" Ucapnya setengah berbisik dengan mata berkilat tajam.

"Ya, seperti biasa. Sniper Taehyung selalu berhasil" timpal Yongi dan pergi ke lemari pendingin. Satu botol cola meluncur mulus di tenggorokan pria yang memiliki kulit paling putih di antara yang lainnya. Taehyung bergabung dengan Yongi. Keduanya melepas dahaga dengan sebotol cola.

"Yak, apa kau berhadapan langsung dengan mangsa mu?" Tanya Yongi menatap Taehyung.

"Kenapa memangnya?"

"Ada cipratan darah di kerah baju mu, cepat bersihkan"

Taehyung menyentuh kerah baju kaos hitamnya dan benar ada darah yang masih basah di sana.

"Hah... aku benci ada darah koruptor ditubuh ku. Aku mandi dulu"

"Eoh!"

Setelah Taehyung masuk ke dalam kamar mandi, pria tampan dengan lesung pipi di atas sofa bergegas menghampiri Yongi.

"Hyung, ada orang yang ingin kita melakukan misi aneh" bisik Jungkook.

"Apa memangnya?" Tanya Yongi sedikit penasaran. Jungkook kemudian membisikkan sesuatu di telinga Yongi yang seketika langsung membulatkan mata sipitnya.

🔥🔥🔥

"MWO?!" Teriak Taehyung kaget setelah mendengar misi aneh dari cerita Jungkook.

"Bagaimana bisa?! Tolak saja. Aku tidak akan pernah mau melakukan hal bodoh seperti itu" tolak Taehyung mentah-mentah.

"Tapi, bos bayarannya sangat besar. Kita bisa berhenti dari pekerjaan ini"

"Andwe!"

"Tae, coba kau pikir lagi. Kita hanya menyamar dan membuat anak gadis pengusaha itu takluk pada mu. Sebenarnya aku ingin saja melakukan sandiwara itu tapi kau tahukan, aku tidak akan bisa mengatasi sikap ketus ku pada orang asing" kata Yongi mencoba membujuk Taehyung.

"Benar, bos. Andai aku sedikit saja lebih tua, akulah yang akan melakukannya tanpa membebani bos lagi" Jungkook menambahi.

Taehyung berpikir keras. Misi dengan bayaran fantastis ini membuat dadanya berdesir. Tapi haruskah ia mengorbankan perasaan seorang gadis demi uang?

"Aku pikir-pikir dulu. Siapa gadis yang harus ku nikahi itu?" Tanya Taehyung membuat Yongi dan Jungkook tersenyum lebar.

"Ji Haru, putri semata wayangnya pemilik usaha bar nomor satu di gangnam. Ini fotonya, bos. Dia cantik sekali, kau tidak akan menyesal" ujar Jungkook memperlihatkan layar ponselnya pada Taehyung.

Seorang gadis berambut panjang yang dicat cokelat, mata bulat yang indah dan bibir ranum yang tersenyum tipis. Taehyung menatap intens foto full body gadis itu. Dari pakaian yang ia kenakan dan tas selempang di bahunya, Taehyung cukup yakin bahwa gadis bernama Haru itu berasal dari kalangan kaya.

"Cantik" puji Taehyung pelan, dua temannya tersenyum senang.

"tapi sayang, harus menikah dengan ku" ucap Taehyung lagi menatap Jungkook dan Yongi yang mengerling nakal.

****

Mobil hitam yang dikendarai Taehyung melesat membelah jalanan lenggang kota Seoul menuju Gangnam. Setibanya di sebuah kafe, Taehyung segera turun. Mata besarnya memindai penjuru cafe yang terlibat ramai mencari sosok yang mendadak mengajaknya bertemu. Jeon Jungkook.

"Di mana dia? Berani-beraninya mengajak ku ke tempat ramai seperti ini. Hah~ membosankan" gumam Taehyung lalu memakai kacamata hitamnya dan melangkah masuk ke dalam kafe.

Taehyung memilih tempat duduk di dekat jendela sehingga ia bisa melihat setiap pengunjung yang datang. Siapa tahu Jungkook mengekor di salah satunya. Taehyung melepas kacamatanya dan mengambil ponselnya dari saku celana jeans hitam yang ia kenakan.

"Kau di mana?" Tanya Taehyung sesaat setelah ponselnya menempel di telinga kiri.

"Baiklah, cepat kemari atau aku akan pergi, jangan membuang waktu ku bocah" ucap Taehyung kemudian memutus panggilan dan melepas ponselnya ke atas meja kesal.

Kalau bukan bertemu di kafe, mungkin Taehyung bisa sedikit lebih sabar.

"Hyung! Maafkan aku. Harusnya aku tidak terlambat, ini semua gara-gara perempuan sinting yang menabrak ku tadi. Benar-benar gadis culun itu..."

Kata Jungkook yang baru tiba dan langsung mengomel di depan Taehyung. Taehyung membuang nafas kesal dan memutar bola matanya.

"Kau pikir aku peduli? Cepat duduk dan apa yang mau kau bicarakan sampai kita harus bertemu di kafe?" Ujar Taehyung dengan raut wajah tak bersahabat.

Jungkook menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan bergegas duduk.

"Maaf Hyung, oh ya rejeki nomplok!"

"Apa?"

"Ini bos, tentang Haru!" Kata Jungkook bersemangat, "aku sudah mengamati gadis itu beberapa hari ini. Waah, aku iri pada mu, Hyung"

"Cepat katakan, bodoh! Aku sudah tidak bisa menahan emosi ku sekarang" decak Taehyung.

"Hehe maaf, bos. Kau pasti kesal karena kita bertemu di kafe"

"Sudah tahu tapi masih saja mengajak bertemu di sini"

"Jadi bos, berdasarkan observasi yang telah ku lakukan, gadis itu ternyata tinggal berpisah dari orang tuanya. Dia tinggal di apartemen itu seorang diri. Setiap Minggu pagi, dia akan berolahraga di gym samping kafe ini. Dan hampir setiap hari dia berkunjung ke kafe ini dan memesan caramel macchiato. Selalu itu. Nah itulah kenapa aku mengajak Hyung bicara di sini, karena aku bisa memperlihatkan langsung tempat gadis itu tinggal dan di mana dia sering berkunjung" cerita Jungkook panjang lebar. Taehyung manggut-manggut paham seraya memandangi bangunan apartemen di depan kafe.

"Dasar gadis hedon" Taehyung melirik Jungkook.

"Hyung, bisa kan?" Tanya Jungkook berharap.

"Ya, tentu saja. Aku akan memangsanya" Jungkook tersenyum puas.

"Bagus Hyung, semoga kita sukses kali ini"

"Akan ku pastikan dia jatuh pada pesona ku, jungkook-ah"

LOVE VILLAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang