Two Face

110 18 1
                                    

"kau ingin aku menghubungi kakak mu? Dia berhak tahu tentang ini" ucap Taehyung dingin sembari menatap dalam manik Jungkook yang  berkaca-kaca.

"Jangan, Hyung. Dia sudah cukup menderita memiliki adik kurang ajar seperti ku. Lagi pula, aku tidak ingin mengganggu pekerjaannya" ucap Jungkook.

Taehyung kembali mendesah "sungguh hubungan kakak-adik yang rumit"

"Ku mobon jangan katakan apapun pada seokjin Hyung" mohon Jungkook.

"Jungkook-ah, aku tidak akan memberitahu kakak mu kalau kau melarang ku"

Jungkook tersenyum syahdu mendengar jawaban Taehyung.

"Gomawo, Hyung"

***

Taehyung berjalan di atas rerumputan hijau di tengah malam yang gelap. Satu-satunya penerang di tempat itu adalah lampu jalan yang redup.
Di atas rerumputan subur terawat itu Taehyung membaringkan tubuhnya menatap langit malam yang bertabur bintang.

"Dasar bodoh, lebih memilih jalan hidup rumit dari pada hidup bersama harta kakaknya. Dan sekarang kau makin terpuruk kan" gumam Taehyung seraya menatap satu bintang yang paling bersinar di gelap malam.

"Jungkook-ah, maaf. Aku telah membawamu ke jalan yang salah" lanjut Taehyung menyesalkan pertemuannya dengan Jungkook beberapa tahun silam.

Flashback

Jungkook yang mengenakan seragam sekolah duduk memeluk kedua lututnya di bawah tangga darurat rumah sakit. Pada saat itu, Taehyung tak sengaja mendengar suara tangisan hingga membuatnya penasaran dan menemukan Jungkook yang terisak di sana.

"Kau kenapa menangis di sini?" Tanya Taehyung pura-pura khawatir seraya mendekati Jungkook.

Wajah yang sembab, rambut yang acak-acakan dan seragam sekolah yang kotor.

"Kau siapa?" Tanya Jungkook sinis.

"Aku Taehyung, perawat di rumah sakit ini. Kau kenapa menangis? Apa keluarga mu sakit?"

Jungkook menggeleng "aku dikeluarkan dari sekolah dan kakak ku marah besar"

"Kenapa kau pergi ke rumah sakit? Kakak mu kecelakaan?"

Kembali Jungkook menggeleng membuat Taehyung makin penasaran.

"Kakak ku bekerja di sini, dia dokter. Aku berniat meminta maaf tapi terlalu takut. Dia pasti sangat membenci ku" Isak Jungkook. Taehyung menepuk pelan pundak Jungkook yang bergetar.

"Gwenchanayeo, setiap orang pasti memiliki masalah. Sangat memalukan melihat laki-laki menangis. Uljima!"

Jungkook menghapus sisa air matanya di pipi lalu menatap dalam manik mata Taehyung.

"Wae? Aku harus bekerja sekarang. Kau bisa menemui ku besok jika mau"

"Apa aku boleh menginap di rumah mu malam ini?"

"Mwo?!" Kaget Taehyung namun sedetik kemudian ia mengangguk dengan seringai samar.

Setelah bekerja, Taehyung dan jungkook pulang ke apartemen atap mikik Taehyung.

"Kau pasti lapar. Di kulkas ada ramen. Masak sendiri bisa kan?" Ujar Taehyung diangguki Jungkook.

Ponsel Taehyung berdering. setelah membaca nama yang tertera di layar panggilan, Taehyung segera mengangkat teleponnya dan pergi ke kamar. Jungkook menatap punggung Taehyung yang menghilang dibalik pintu lantas pergi ke dapur untuk memasak ramen.

LOVE VILLAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang