Seokjin berjalan menyusuri koridor rumah sakit lantas masuk ke dalam kamar khusus para dokter beristirahat. bahu lebarnya merunduk seiras dengan perasaan kecewanya yang gagal membujuk Jungkook untuk pulang. Setidaknya jika Jungkook mau tinggal bersama Seokjin seperti dahulu lagi, ia pasti rela merogoh kocek dalam demi mengeluarkan Jungkook dari tempat pembinaan Masyarakat itu.
Tapi kali ini biarlah Taehyung yang mengambil alih. Sama seperti yang telah dilakukan lelaki berdarah dingin itu sebelumnya. Seokjin membuka loker, berniat mengganti pakaian formal namun terhenti karena tiba-tiba perawat Yongcha datang dengan tergopoh-gopoh sambil menunjuk ke arah UGD."Kenapa?" Naluri kedokteran Seokjin seketika membuatnya cemas. Jika Yongcha sudah seperti orang kesurupan ini artinya ada pasien kritis.
"Pasien ditembak orang asing saat mengemudi dan mengalami kecelakaan mobil sesaat setelahnya. Luka tembak di dada kanan dan menurut keterangan tim penyelamat kepala pasien kemungkinan membentur kaca mobil karena kacanya pecah" terang Yongcha sambil berlari mengimbangi langkah kaki Seokjin menuju UGD.
"Hubungi dokter bedah toraks,segera siapkan ruang operasi" Titah Seokjin gelisah.
"Baik dokter"
Mereka tiba di unit gawat darurat dan betapa terkejutnya Seokjin ketika melihat wajah pasien bersimbah darah itu adalah Taehyung. Orang yang telah menjerumuskan adiknya.
"Mwo?! Taehyung?!" Shock Seokjin membuat dokter lain menatapnya.
"Dokter mengenal pasien?" Tanya Salah satu perawat.
"Eoh...dia teman adik ku. Cepat pindahkan ke ruang operasi!" Seokjin mengangguk tak yakin.
Dengan sigap perawat mendorong berangkar Taehyung secepat mungkin menuju ruang operasi. Seokjin terus menatap Taehyung tak percaya.
Bagaimana mungkin Taehyung bisa menjadi pasiennya ? Pikiran dan hatinya berdebat antara menyelamatkan Taehyung atau membiarkannya mati di atas meja operasi."Shibal!" Batin lelaki itu.
*
*
*
*Beberapa jam sebelumnya ....
Pertemuan Taehyung dan ayah Haru berjalan lancar. Tampaknya ia berhasil memikat hati lelaki paruh baya itu dengan akting naturalnya. Setelah pertemuan singkat itu, Orang tua Haru berpamitan karena jadwal mereka yang padat.
Tinggallah Haru dan Taehyung di meja makan. Tentu saja dengan para pelayan di rumah.
"Pasti canggung sekali ya? Appa memang sedikit cuek dan dingin tapi aslinya tidak begitu kok" ujar Haru memulai percakapan. Taehyung melempar senyum kecil.
"Gwenchana, siapapun biasa bersikap begitu. Oh ya, ngomong-ngomong apa orang tua mu sering pergi seperti tadi?"
"Ya... Begitulah. Seperti yang kau lihat. Karena itu aku memilih untuk tinggal di apartemen"
"Apa tidak masalah?"
"Tentu saja tidak, tapi masih lebih baik dari pada sendirian di rumah sebesar ini. Rasanya mengerikan" Haru bergidik ngeri.
"Aigoo... Kau penakut juga ya" ucap Taehyung sembari mengusap pelan puncak kepala gadisnya.
"Taemin oppa, menurut ku eomma menyukai mu" timpal Haru.
"Oh ya?"
"Eum, dia tipikal orang tua yang tidak pernah menyembunyikan perasaannya. Aku bisa melihat kalau Eomma setuju dengan hubungan kita" cerita Haru penuh semangat sambil mengunyah satu buah berry.
Taehyung hanya tersenyum menatap Haru yang saat itu terlihat sangat bahagia. Ponsel yang tergeletak di atas meja berdering. Sebuah panggilan masuk dari seseorang bernama Ji-hyun. Gelagapan Taehyung buru-buru mengambil ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE VILLAIN
FanficKim Taehyung (V BTS) seorang pembunuh bayaran ternama di kalangan elit bisnis ilegal, nyaris tak pernah gagal menjalankan misi membuatnya menjadi kepercayaan para mafia kaya. Hingga suatu hari ia menyanggupi kontrak dengan klien untuk menghancurkan...