—–
Cewek yang terduduk diujung pojok ruangan itu melontarkan tatapan tajam kearah area tengah, menatap lekat seorang Cowok yang bahkan sama sekali tidak mengindahkan tatapannya itu. Menyebalkan.
Dengan rasa kesal dalam dada. Cewek itu menarik nafas menahanya hingga dadanya membusung, matanya tidak bisa teralih dari lelaki yang semena-mena meloncat dari jendela memasuki kamarnya. Ia hembuskan nafas perlahan supaya tidak terdengar. Kakinya yang selonjoran ia regang kan, bersiap mengukur jarak mana yang pas agar sampai ketempat dimana cowok itu berada.
"Mama! " Pekik Bayu saat pinggulnya merasakan benturan hebat hingga corettan indah diatas bukunya, berubah menjadi garis acak anak baru belajar tulis.
Bayu meringis sembari mengelus pinggulnya yang sakit. Ia menoleh mendapati Audy yang sudah terduduk disampingnya dengan mukanya yang condong membuat Bayu refleks menjauhkan wajahnya. Mengikis jarak antara mereka.
"Lo tuh, ya! Ini udah malem, pergi lo sana. Balik ke alam lo. Jangan malah ngungsi disini. Lu kira kamar gue ini tempat karantina? " Sewot Audy.
Tidak habis pikir dengan kelakuan Bayu hari ini. Memang ini bukan yang pertama kalinya Bayu masuk ke kamarnya tanpa permisi. Tapi masalahnya kini sedang marak maraknya pemeriksaan kamar kos dengan random. Audy tidak tahu kapan kamarnya ini akan diperiksa. Dan takutnya ketika sedang ada Bayu disini. Tidak lucu jika Audy dituduh sedang macam macam dengan anak mama kayak Bayu.
Bayu nyengir dan melanjutkan aktivitas nya mengerjakan tugas. Demi apapun Audy ingin menendang Bayu keluar dari jendela kamarnya dan jatuh tapai dikamarnya sendiri. Kosan mereka saling berdekatan lebih tepatnya bersebelahan.
Setiap hari, setiap jam, setiap menit, setiap detik. Audy bisa tahu apa yang sedang Bayu kerjakan. Dan kebanyakkan dari apapun yang Bayu kerjakan itu adalah tidur. Dan tidur. Jangan tanya kenapa sampai larut malam seperti ini Bayu masih rajin mengerjakan tugas dari dosen. Itu karena Bayu ada di kamar Audy.
"Kerjain di kamar lo sana, Bay! "
Bayu menggeleng dengan bibir bawahnya yang cemberut. "Kamu kan tahu kalau aku udah ada dikamar pasti bawaannya pengen tidur terus. Melek itu susah dikamar aku, Dy. "
Tidak bisa satu haripun Audy tidak lelah setelah mengenal Bayu. Lelaki yang sebenarnya memiliki umur lebih dewasa darinya ternyata tidak begitu sikapnya. Kelakuan dan pemikiran Bayu jauh dari kata dewasa. Bayu itu anak kecil. Yang masih suka disuapin.
"Dasar kebo! " Audy meraih buku paket yang ia pinjam di perpustakaan kampus.
Sama halnya dengan Bayu. Audy pun sedang mengerjakan suatu pekerjaan. Bedanya, Bayu dituntut harus menyelesaikan tugas ini karena dikumpulkan besok. Kalau Audy, hanya sedikit membaca referensi untuk memulai membuka lembaran kerja yang bahkan ditugaskan saja belum.
"Caranya enggak tidur berhari-hari itu gimana sih, Dy? " Tanya Bayu tiba-tiba.
Audy melirik dan setelahnya menengok kearah jendela yang terbuka. Membiarkan angin malam memasuki ruangan ini. Audy kembali melihat Bayu yang nampak sangat serius.
"Udah malem banget ini, Bay. Lo balik sana, enggak ngeri apa loncat dari jendela ke jendela pas udah kemaleman gini. Apa jangan jangan lo belum tahu mitosnya ya, Bay. "
Bulu kuduk Bayu berdiri seketika. Jarang jarang Bayu menangkap kalimat kalimat yang menjadikan rasa takutnya tersentuh. Bayu cukup berani untuk standar anak taman kanak-kanak. Audy mengulum senyum ketika menangkap gerak tubuh Bayu yang jadi kaku.
Bayu hanya melihat Audy. Wajah Audy. Bayu sengaja menghiraukan pemandangan lain, dan menjadikan hal lain jadi blur. Hanya fokus pada Audy. Alis Audy terangkat keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayu
Teen FictionSuka sama orang yang belum lupa sama masa lalunya? Jelas rasanya akan lebih sakit seperti mencintai sebuah tembok. Tembok besar yang menghalangi. Itu yang Bayu rasakan. Menyukai seseorang yang bahkan menganggap perasaannya ada pun belum tentu. Audy...