[Can't Moved on]
...In here, in the silent, in the busy time.
I still want you and remember you.Ayolah, why my head always running to you.
...
Padahal, sudah ku buang jauh-jauh pikiran tentang nya pagi ini. Tapi, yang namanya cinta, apalagi sudah lama bersama, pasti butuh waktu lama untuk melupakan. Ya, nggak masalah sih, yang penting dia bisa ku lupakan.
Dewa, sosok yang sangat ku cintai, bagaimana sebulan yang lalu bisa dengan mudahnya melepaskan hubungan ini. Aku nggak tau, dimana salah nya diri ku. Padahal selama ini ku kira kita baik-baik saja. Tapi ternyata, dia diam-diam sudah lama menyimpan perasaan bosan nya terhadap ku, mungkin. Setau ku, selama ini, dia bukan pria yang menuntut untuk diperlakukan begini dan begitu, ataupun meminta ini dan itu, tapi ternyata aku salah. Dia sama saja. He's just like another men. He's not my special man again.
Ingatan ku kembali memutar reka ulang kejadian di suatu sore di cafe sekitar satu bulan yang lalu.
It's flashback time...
"Dih, mana sih Dewa. Katanya jam 4. Ini udah mau jam 5 kok belum dateng. Ih!!", Ucap ku kesal sambil memukul pelan meja yang ada di hadapan ku.
Sejauh ini, Dewa memang agak pelupa sih, dan kurang tepat waktu. Tapi baru kali ini dia ngaret nya jauh banget dari jam temu. Sementara aku adalah orang yang tepat waktu, dan sangat anti menunggu lama. Apalagi kalau pas jadwal nya jalan sama pacar.
Berkali-kali ku kirim "p'' ke what'sapp nya Dewa. Tapi hanya ada centang satu yang berarti ceklis' karena dia sedang tidak mengaktifkan data.
And also, there's many times I called him but he didn't accept it. I thought about what he did and what happened, I know that he never been like this before.
Dan aku jadi kzl banget. Sumpah ya! Dewa, you apa-apaan sih. Kemana lagi, kok nggak ngasih news apapun.
And after for a long times, there's a message from him.
"Arin, kayak nya kita udah nggak cocok lagi".
Duarrrrrrrrrrrrrrrrr.........
WTF!!!!What the hell... Are you kidding me, Wa? What do you mean with this message?! Do you want to break up with me. Do you want to end up everything! Anjir.
Sumpah!
Rasanya badan ku langsung kaku, beku. Seperti nya pun, aku sudah nggak yakin lagi kalau nyawa ku masih di raga ku. Apa ini! Apakah semacam lelucon? Darah ku sepertinya berhenti mengalir, my heartbeat stop, and my breath stop breathing.
Kayaknya kemaren rasanya kita masih fine-fine aja. Dan dia masih cerita, chat an kayak biasanya. Terus kenapa tiba-tiba begini?
Sumpah, aku nggak bisa mikir apapun. Kepala ku pusing, air mata ku langsung mengalir deras seperti banjir yang sering melanda Bandung dan Jakarta.
Sambil tersedu-sedu, aku mengetik kalimat, mencoba untuk membalas pesannya. Yang kemudian berkali-kali ku hapus pula.Because I dunno what the react. that should I gave? I felt anger, hate, disappointed, dejected, and anything.
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Was Yours
General FictionYou and me used to called us in the past. But until now, I still couldn't forget it. And it still clinging in my heart. . . Then, what should I do? When forgetting you is a difficult thing to do. Ever... In 'ma life'. Idk. Is it you that difficult...