Chapter 1

30 5 1
                                    

          Suara derap langkah kaki yang menuruni anak tangga dari lantai dua terdengar nyaring hingga menyebabkan beberapa anak tangga yang terbuat dari kayu yang sudah di makan usia berderit nyaring. Joanna melihat Eveline yang menikmati duduk di kursi goyangnya di dekat jendela sambil merajut sebuah syal untuk musim dingin yang sebentar lagi tiba. Joanna tersenyum lebar memamerkan deretan giginya yang rapi dan bersih.

          Eveline tersentak kaget. "Hello Grandma Eve, good morning. Where is Mom?" Tanya Joanna sambil memeluk tubuh Eveline dari belakang dan mencium pipinya.

          "She is in the park. Accompany your Great-Grandmother with Miss Witson." Balas Eveline sambil mengelus pipi cucunya dengan lembut. "Well, seperti yang selalu Mommy lakukan setiap pagi. Tea time right?" Kata Joanna di sertai dengan suara tawa yang ringan.

Joanna melepaskan rangkulan tangannya di tubuh Eveline dan berjalan menuju ke arah meja makan yang letaknya tidak jauh dari kursi Eveline. Dahinya berkerut hingga kedua alisnya saling bertautan menjadi satu memperhatikan breakfast-nya yang di siapkan Miss Witson pagi ini. Sesaat selera makannya menguap entah kemana.

          "French-Toast?" Gumamnya pelan. "What happen dear?" Tanya Eveline yang melihat kerutan di dahi Joanna yang tercetak jelas di wajah cantiknya.

"No Problem, aku hanya akan segera berangkat karena ada jadwal piket pagi hari ini." Balas Joanna sambil tersenyum menatap Eveline. Gadis itu berjalan menghampiri Eveline dan mencium pipinya singkat lalu bergegas pergi menuju pintu keluar rumahnya yang berjarak cukup jauh dengan melewati beberapa lorong yang terpasang lukisan wajah anggota keluarga White sejak jaman Ratu Victoria.

          Eveline melirik sekilas sarapan yang di siapkan Miss Witson di atas meja makan dan menghela nafas pelan. Itu adalah makanan kesukaan Jason, sepertinya cucu kesayangannya masih belum bisa melupakannya. Sebagai orang tua ia juga sadar  akan apa yang di rasakan Joanna yang pada saat itu masih sangat kecil.

          Gadis itu dulu baru berusia 7 tahun. Itu adalah tragedi yang menjadi aib sekaligus luka mendalam bagi masing-masing keluarga besar White maupun keluarga Smith, keluarga dari ayah Joanna dan Jason. Itu adalah luka bagi Joanna kecil, mengetahui fakta tentang keluarganya yang hancur karena adanya orang ketiga yang mengharuskan perpisahan ayah dan ibunya membuatnya terguncang dan kecewa. Ibunya juga di tuduh sebagai istri yang tidak becus mengurus suami karena suaminya berselingkuh dengan wanita lain. Gadis kecil itu sampai mengurung diri di kamarnya selama tiga hari karena harus berpisah dengan saudara kembarnya yang di bawa ayahnya.

          Joanna juga sampai tidak mau pergi ke sekolah barunya setelah pindah ke rumahnya. Gadis itu benar-benar keras kepala sama seperti Erenicka putrinya. Setelah bertemu dengan Caroline Swan anak dari tetangga sebelah rumahnya yang memiliki kepribadian penurut kepada orang tuanya, Joanna mulai mau membuka diri dan pergi ke sekolah barunya. Sayangnya pertemanan keduanya tidak bertahan lama.

          Setelah keduanya masuk Junior High school, semua mulai berubah ketika pertengkaran antara Joanna dan Caroline terjadi akibat ke salah pahaman Caroline dengan Joanna. Gadis itu mengira Joanna menggoda laki-laki yang di suka-nya. Setelah pertengkaran tersebut Joanna menjadi pribadi yang pendiam dan dingin, ia sangat sulit untuk di tebak. Joanna bahkan menjauhi semua orang bahkan tidak lagi memiliki rasa kepercayaan terhadap orang lain maupun keluarganya sendiri.

          "Mom, where is Jojo?" Tanya Erenicka kepada Eveline yang masih berkelana dengan pikirannya sendiri.

          Eveline tersentak saat Erenicka menyentuh bahunya pelan. "Mom, are you okay?" Tanya Erenicka cemas. "Yeah, I'm okay."Jawabnya sambil tersenyum kikuk. "Did you say something?" Tanya Eveline.

          "Yes, where is Jojo Mom. Aku belum melihatnya turun dari tadi?"

          "Dia sudah pergi sekitar lima menit yang lalu." Jawab Eveline sambil tersenyum kepada putrinya. Erenicka mengernyitkan dahinya.

          "Apa dia tidak sarapan?" Tanyanya lagi. "I think not, dia bilang ada piket pagi ini." Erenicka berjalan menuju ke arah meja makan dan menemukan makanan yang selalu dihindari Joanna berada di atas meja dengan cantik.

          "Gosh, aku sudah mengatakannya berkali-kali kepada Bella untuk tidak membuat French-Toast untuk Jojo, Dasar gadis itu!" Gerutu Erenicka setelah mengetahui penyebab anaknya melarikan diri dari sarapan yang tidak pernah sekalipun ia lewatkan meski harus datang terlambat sekalipun. Pantas ada yang janggal saat ia mendengar jawaban ibunya tentang alasan anak gadisnya yang berangkat pagi untuk alasan piket.

       Eveline tertawa kecil melihat kelakuan anaknya yang sudah berumur dan masih suka menggerutu jika bersangkutan dengan anak gadisnya. "Jangan terlalu dipikirkan sayang, kesalahan memang bisa saja terjadi tanpa bisa dihindari." Mendengar ucapan Eveline, Erenicka semakin memajukan bibirnya kedepan seperti bebek karena cemberut.

          "Mom, sebagai seorang pelajar tidak baik melewatkan sarapan dan membiarkan perut dalam keadaan kosong. Bagaimana bisa dia fokus dengan pelajarannya nanti jika perutnya keroncongan karena lapar!" Evelin semakin tertawa terbahak-bahak mendengar kekhawatiran anaknya yang terlalu berlebihan. "Aku yakin dia sudah tau tentang konsekuensi itu karena melewatkan sarapannya." Balas Eveline sambil tersenyum dengan penuh arti.

From J And For JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang