“Kak, Ayah udah telfon belum?”
Kakak menoleh, “1 menit 27 detik lagi,”
“Oke,”
Salah satu penantian terbesar sepasang saudara ini adalah dering telefon sang Ayah pada jam 13.55 tanggal 6 tiap bulannya.
“3...” Kakak mulai menghitung mundur.
Kalau ditanya kenapa sampai sekompak dan sekompleks itu, jawabannya pastilah berhubungan dengan prinsip ekonomi atau sebut saja uang bulanan.
“2...” si bersaudara menoleh was was pada telefon rumah itu.
KRIIIIIIINGGGGG
Adik menoleh sengit pada sang Kakak yang melakukan hal sama. Tangan mereka bergerak cepat saling berebut telefon rumah—
“AKU YANG ANGKAT!”
“NGGAK BISA, KEMARIN KAMU YANG NGANGKAT SEKARANG GILIRAN KAKAK!”
“KAKAK JUGA PERNAH DUA KALI NGANGKAT!”
“Kak... Dek....”
Oh, mungkin tidak sekompak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brotherhood
Short StoryQ : how does it feel to have a brother? A : you guys seriously ask me about that? well, you are wrong.