Pagi...
"Hai Alen, lo dateng pagi amat." ucap Bevan sambil merangkul Alena yang baru saja sampai didepan pintu kelas.
"Ih, apa sih lo! Jangan sok akrab deh sama gue." Alena menyingkirkan lengan Bevan dari bahunya.
"Lo udah pikun ya Alen, kita kan sekarang udah jadi sahabat." Bevan mengingatkan.
Oh shit!
Alena lupa kalau mulai sekarang ia menjadi teman Bevan. Alena tidak habis pikir mengapa ia harus terima dan mengiyakan tantangan dari Bevan kemarin.
"Ngelamun baek, ntar kesambet baru tau rasa lu neng."
"Serah."
Alena melangkahkan kaki memasuki ruangan kelas dan meninggalkan Bevan sendirian diluar sana. Bevan menggelengkan kepala. Melihat tingkah aneh Alena seperti itu seakan membuat Bevan menemukan sahabat yang paling unik di SMA.
"Lo kenapa sih sama gue?" tanya Bevan setelah duduk disamping Alena.
Alena melirik Bevan malas. "Menurut lo?"
"Menurut gue?"
Bevan terdiam sejenak untuk memikirkan sesuatu.
"Kita harus akrab!" lanjut Bevan.
Alena membulatkan mata sempurna. Lengan yang tadinya berada didagu kini sudah terletak diatas meja.
"Gila lo! Mana bisa gue akrab sama orang songgong kek lo ini." sahut Alena sedikit keras.
"Lo masih aja inget kelakuan buruk gue kemarin."
"Gimana nggak inget coba, kejadiannya aja baru kemarin."
Sabar.
Bevan menarik napas panjang, lalu menghembuskannya secara kasar. Cewek ternyata sungguh ribet!
"Gue lagi nggak mau debat Alen."
"Dih, yang ngajak lo debat siapa?!"
"Kita sahabatan nggak sih!" kesabaran Bevan mulai tidak bisa dibendung sekarang.
Alena menunduk diam. Bukan itu yang Alena maksud, hanya saja ia sedang badmood untuk pagi ini.
Bevan membuang pandangannya dari Alena. Ia bangkit dari tempat duduk, dan hendak melangkahkan kaki.
"Kemana?" tanya Alena pada Bevan.
Bevan bungkam. Ia tidak menjawab pertanyaan Alena.
"Sorry, ucapan gue terlalu kasar ya sama lo." lanjut Alena.
Bevan menghentikan langkahnya tepat diambang pintu. Ia melirik Alena sedikit, lalu melanjutkan perjalanannya.
••••
"Kopi coklat topping boba khusus buat lo." Bevan menyerahkan segelas kopi coklat yang didalamnya terdapat boba kesukaan Alena.
Alena melihat Bevan dengan tatapan tidak percaya. Sungguh! Alena baru saja berpikir bahwa Bevan sangat marah besar padanya.
Wait!
Ada yang aneh di sini. Kopi coklat topping boba baru saja diberikan Bevan? Darimana? Darimana Bevan tahu jika Alena suka kopi coklat dengan topping boba. Ini aneh. Sangat-sangat aneh.
"Lo kok tahu minuman kesukaan gue?" tanya Alena pada Bevan yang sedang asik menikmati minumannya.
Bevan melihat Alena. Ia menepuk jidatnya pelan, lalu mengulurkan tangannya di hadapan Alena. Alena hanya membeo karena tidak paham maksud dari uluran tangan Bevan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE [Segera Terbit]
RandomPernah nggak sih kalian ngerasain cinta segitiga dalam suatu hubungan? Jawabannya pasti pernah kan dan saingan kalian pasti sahabat sendirikan? Tapi pernah nggak sih kalian ngerasain cinta segitiga dan saingan kalian itu saudara kalian sendiri? 2 da...