Disclaimer! peraturan harap dibaca, peraturan khusus hanya di semesta bicara, bila kalian mendengar adzan saat inijuga ataupun sedang baca jangan lupa untuk tidak membacanya dulu lebih baik bergegas mengambil air wudhu dan mendirikan sholat dulu, bila sudah melakukan praturan diatas bila hari ini kalian belum membaca al-Quran dipersilahkan membaca Al-Quran sehalaman bila lebih lebih baik dulu sebelum membaca ini, baca Bismillah semoga waktu kalian bermanfaat untuk meluangkannya dengan membaca ini, pastikan kalian sudah vote! Jangan plagiat!
···
May these words be the first
To find your ears
The world is brighter than the sun
Rintik hujan turun perlahan-lahan, membasuhi jalan yang kering, beberapa orang berlalu-lalang dengan berlari menghindari langit gelap yang merintikan hujan perlahan menurunkan hujan yang lebih deras lagi, di balik jendela yang berbekasan rintik air, gadis bernama Elvina memperhatikan pemandangan itu semenjak pelanggan surut karena hujan.
“Widih Galau, Neng?” ucap Lala, teman kerjanya.
“Apaan sih kamu La,” jawab Elvina menatap gadis bernama Lala itu hanya sekilas
“Terus kamu ngapain dong?”
“Nghh—“
Saat langit menangis membasahi sekitar, kamu datang bersama kupu-kupu dibentangan awanmu, di langit gelapmu.
Now that you're here
Bunyi lonceng berhasil menggulirkan mata Elvina pada seorang yang membuka pintu, karena lonceng itu berbunyi ketika pintu mendorongnya. Elvina tak kuasa menatap hingga seorang itu menatapnya kembali, senyuman tipis seorang itu terlempar padanya, ah juga pula dengan Lala.
Though your eyes will need some time to adjust
"Ekhem,” Lala berdeham membuat Elvina beristighfar karena sudah lalai menatap yang bukan mahromnya.“Hayoo matanya jelalatan.” Elvina hanya menggeleng dan kembali berjalan memasuki pintu yang tertera tulisan ‘only women’ untuk menghadap mesin kopi, lamunan tentang hujannya sudah dulu.
Elvina berkeja di sebuah Cafe yang bernama Qahwa, seorang mahasiswa yang mencari pekerja paruh waktu diselangi dengan jam kuliahnya, mahasiswi semester akhir itu sudah lama bekerja paruh waktu di Cafe ini semenjak dia semester dua. Kebutuhan yang dia butuhkan terpaksa harus mengambil pekerja paruh waktu yang tidak dia suka, sebenernya. Lalu kalau tidak suka kenapa dia bertahan hingga bertahun-tahun? Karena alasan Cafe ini sistem syar’i, pelayan perempuan akan memesan di room perempuan, disini ada dua room yang terhalangi tembok memisahkan antara yang bukan mahrom, tempat duduknya-pun berpisah, hanya saja bagi yang ingin berdua bisa duduk dikursi depan yang sudah disediakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baristalaya
Short StoryPada rintik yang menjatuhkan berkah. Bulan yang mengintip dibalik awan hitam. The world is brighter than the sun, Now that you're here padahal matamu perlu waktu untuk menyesuaikan terhadap cahaya luar biasa yang mengelilingi kita. Aku akan memb...