2. Serumah?

122 16 9
                                    

Pesta itu di gelar sangat sederhana. Jauh dari kata mewah dari pesta pernikahan Youra yang sebelumnya. Meski ini yang pertama untuk Yunggi, dia tidak mempermasalahkan seperti apa jenis pesta yang akan di gelar. Intinya, menikah. Itu saja.

Setelah acara selesai Youra langsung di bawa ke kediaman Yunggi. Tuan Jey dengan senang hati mempersilahkan. Sebab, tidak ada alasan membiarkan Youra berlarut-larut dalam ketakutannya terhadap sebuah hubungan.

Malam itu semua keluarga masih berkumpul dan Youra di perkenalkan kehadapan mereka semua. Ada kakek dan nenek Yunggi yang begitu senang dengan hadirnya sosok Youra. Lalu, ayah Yunggi yang terlihat begitu menyayangi menantu baru nya itu. Padahal mereka baru kenal seminggu yang lalu. Tapi dari raut wajah tidak bisa di pungkiri, ayah Yunggi seakan bersyukur memiliki Youra yang akan mendampingi sang putra.

Kemudian yang membuat Youra sedikit risih adalah ibu mertua nya. Wanita tua dengan warna bibir merah muda mengkilat itu, terang-terangan memberitahu kalau dia tidak suka dengan hadirnya Youra disana. Egois nya lagi, di hari bahagia sang putra, dia tidak hadir karna merasa kecewa sebab yang menjadi istri Yunggi adalah wanita lain, bukan wanita pilihannya.

Bahkan, saking tidak pentingnya keberadaan Youra disana, wanita yang bernama Ilona itu dengan berani membawa gadis lain yang sudah lama di jodohkan untuk menjadi istri Yunggi ke rumah tersebut.

Youra yang polos sampai tidak tahu kalau gadis yang baru saja di salami nya adalah gadis yang akan menjadi benalu di hubungan mereka.

Namanya, Sherin. Putri sematawayang salah satu sahabat Ilona. Dia seorang entrepreneur di berbagai bidang. Di usia nya yang terbilang muda, nama Sherin begitu hangat di kalangan Business Scope.

Dan kini, dia berdiri tepat di hadapan Youra. Hanya gadis manja yang minim pengalaman.

"Hai! Sherin." sapa Sherin lebih dulu. Dia mengulurkan tangannya dengan anggun.

Kemudian Youra membalas dengan senyum seadanya. "Joy Youra." katanya.

Dan Yunggi kembali menarik Youra mendekat sambil menggenggam tangannya. "Pa, ma, semuanya, aku ingin istirahat. Youra juga pasti sangat capek hari ini."

"Iya, iya. Pasti. Silahkan nak, bawa Youra ke kamar. Kalian harus istirahat." sang nenek sampai merangkul Yunggi dan Youra bersamaan membawa mereka berjalan menuju arah tangga.

Sedangkan di belakang sana sebagian ada yang tersenyum lega, dan ada yang memasang wajah datar. Serta tidak lupa wajah masam nyonya Ilona yang tidak luntur sejak kaki Youra memijak lantai rumah tersebut.

Setelah kedua punggung pasutri itu lenyap di penghujung tangga, Ilona langsung menarik lengan sang suami --   Yuanda, sedikit menjarak dari kedua mertua nya.

Sekiranya cenayang, Yuanda jelas sudah tahu apa yang akan Ilona bicarakan. Jadi dia memilih untuk bersiap mendengarkan.

"Sayang, ini tidak benar." Ilona langsung menyangkal meski nasi sudah jadi bubur. "Kenapa malah perempuan itu?" Protesnya, sebab masih tidak terima.

"Kenapa tidak Sherin?" entah bagaimana cara Ilona memberitahukan bahwa hanya Sherin lah yang pantas menjadi istri Yunggi. "Lihat gadis malang itu." Ilona sampai menujuk Sherin hingga Yuanda ikut menoleh dan melihat Sherin tersenyum canggung karna tahu namanya sedang di bicarakan.

Dan Yuanda kembali menatap Ilona sambil menghela napas. Tidak lupa dia tersenyum untuk menenangkan api yang berkobar di atas kepala sang puai.

AMOUR COMPLIQUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang