Namaku Dara Camelia aku anak tunggal dari kedua orang tua ku, aku ngampus di fakultas kedokteran, aku ingin sekali menjadi dokter terkenal dan banyak di butuh kan, aku juga inggin membantu para masyarakat yang kurang mampu, seperti ku sekarang ini.
Aku hanya seorang anak petani, rumah ku saja kecil dan seadanya, Ayah ku kerja di ladang kaka nya , Ibu ku hanya kerja dari rumah ke rumah, uang penghasilan yang orang tua ku dapat tidak cukup untuk aku kuliah, bayar listrik, makan pun kita jarang, kalo ada uang buat aku kuliah kita tidak makan begitupun sebaliknya.
Ibu ku inggin sekali aku cepat besar, padahal aku kan sudah besar tubuh ku saja yang munggil, tapi aku juga berkerja setelah pulang kuliah, aku setiap hari nya menyuci baju tetangga, aku sering di kasih upah 20rb walaupun sedikit aku sangat bersyukur karna uang yang aku punya sekarang bisa buat besok ngampus, dan uang yang orang tua ku punya itu bisa untuk makan.
Aku sangat senang karna bisa merasakan mendapatkan uang dengan jerih paya ku sendiri. Capek nya aku rasakan, dan hasil nya juga aku rasakan dengan sendiri. Walaupun aku hanya pencuci baju orang.
Pagi ini aku berangkat ke kampus, untung aku punya sepeda jadi aku tidak usah mengeluarkan uang untuk membayar angkutan umum, hitung-hitung olahrga.
Seperti biasa aku bersenandung kecil sambil menghirup udara di pagi hari ini, kadang tetangga ku suka mencibirku dengan ucapan yang buat hati ku sakit, tapi aku tidak perduli selagi aku tidak menyusahkan mereka dan tidak menggangu nya, aku terus mengoes sepeda butut ku ini.
Karna malam kemarin hujan, jalanan cukup becek dan juga licin aku harus hati-hati agar aku tidak terjatuh. Setelah menempuh waktu yang lama akhirnya aku sampai juga di kampusku, aku turun dari sepeda ku.
Tiba-tiba Nina mengampiri ku, wajah nya sangat berseri kelihatan nya dia sedang bahagia.
"Selamat pagi daraku.." ucap Nina sambil sambil mengedip kan sebelah mata nya, aku hanya terkekeh geli.
"Pagi juga Nino..." ujar ku dengan mencubit pipi nya yang gembul itu.
"Ihh sakit tau.." ucap Nina sambil cemberut tapi itu malah buat aku tertawa karna pipi nya malah bertambah gembul tidak seperti ku kurus dan tirus.
"Kamu makan apa si,,pipi kamu bisa kaya bakpau gitu?" tanya ku sambil mengandeng tangan nya menuju kelas.
"Aku makan orang jadi gini," ucap N mampu membuat aku membulat kan mata kaget, yang benar saja.
"Tapi aku gak suka tau pipi ku ini jadi korban pencubitan sma kamu dara.." ucap Nina sambil menarik tas ku.
"Lebih bagus korban pencubitan dari pada korban pembunuhan.." ucap ku sambil ketawa mampu membuat mata Nina membulat.
"Kamu nyeremin udah ah jangan bahas pipi aku mulu.." ucap nina sambil melangkah kan kaki nya masuk kelas, padahal kan aku tidak membahas pipi aku cuma bertanya.
Bel pun berdering aku langsung saja masuk kelas. Aku takut di marahi oleh bu Jna guru killer sejagat raya. Karna memang hari ini ada pelajaran nya.
Bu Ina akhirnya datang dia memberi salam kepada semua murid kelas ku, dari wajah nya ia nampak nya sedang kesal tapi aku tidak tau kenpa. Apakah semua guru killer itu menyeram kan ya?
Sudah lah aku tidak mau melihat wajah bu Ina yang sudah seperti banteng ingin beranak. Akhirnya aku memutus kan untuk membaca.
Bel istirahat berkumandang, semua mahasiswa/mahasiswi berhamburan ke luar kelas ku. Setelah bu Ina keluar.
Aku seperti biasa tidak pergi ke kantin karna aku bawa bekal, bekal yang aku bawa, bukan kebanyakan orang bawa, aku hanya membawa singkong rebus dan juga air putih dari pada uang ku habis mending aku tabung saja untuk nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTAIAN CERPEN
Randomhalo semua, selamat datang di lapak Wattpad Generation, btw ini isinya kumpulan cerpen para admin dan member anak WG gais. jangan lupa buat di baca ya.