menjemput rejeki

1.5K 105 11
                                    

📖

Sinar cerah mentari telah menyinari bumi, seorang pria gagah yang baru selesai mengisi perutnya bergegas membawa bakul berisi tahu bulat yang akan dia jajakan di sekolah sekolah di kota Bangkok. Dia akan berjalan menyusuri padatnya jalanan Bangkok di pagi ini. Polusi dimana mana namun dia tak kunjung menutupi hidungnya dengan masker. Hanya topi gelap lah itu yang melindungi nya dari panas nya sinar matahari dan derasnya air hujan.

Mew suppasit. Seorang pemuda rantau yang mencari kehidupan lebih layak di kota Bangkok.

Dia adalah penjual tahu bulat yang sangat digandrungi rasanya karena sangat mantap.

Ah Mew juga memiliki paras yang tampan, bisa saja dia menjadi aktor atau model kalau dia mau. Tapi dia lebih suka berjualan tahu bulat karena bisa bertemu dengan orang banyak yang selalu mengagumi tahunya dan juga dirinya.

_______________________

Mew pov.

"Tahu..... bulat... tahu bulat mas suppasit...."
Aku berjalan dengan semangat sambil meneriakan tahu andalanku.

Digang depan sini, sudah pasti banyak yang menunggu ku, mereka customer setia ku, yang selalu membeli tahu bulat untuk dibawa mereka bekerja.

Akupun menjajakan nya dengan senyum yang mengembang. Melayani satu demi satu orang yang terus meneriakkan apa yang mereka mau.

Setelah selesai aku kembali berjalan menuju ke sekolah SMA yang biasa aku datangi. Aku berjualan disana. Karena memang aku alumni sana dan banyak guru yang mengenal ku.

Aku tak malu dengan profesiku, aku malah bersyukur karena masih bisa mencari uang dengan cara yang halal.

"Phi!" Sapa pemuda itu. Ah suara khasnya yang selalu aku rindukan

Aku menoleh untuk melihat dia dan benar saja. Itu pacarku. Art. Dia masih kelas tiga disini. Dia adik kelas ku waktu dulu.

Aku tersenyum padanya dan dia mengecup pipiku. Sungguh nikmat yang tidak bisa didustakan. Aku selalu bersyukur punya pacar seperti dia.

"Semangat belajar nya na nong" kataku sambil mengusak rambut hitamnya. Dia tersenyum kepada ku.

"Iya phi, nong semangat terus karena setiap pagi phi datang ke sini" ucapnya

"Hei phi datang kesini untuk berjualan na. Bukan hanya untuk menemui nong haha" aku terkekeh dan bisa ku liat wajahnya yang murung dengan bibir manyun ke depan.

"Iya, phi bercanda, dah sana masuk ke kelas. Jangan ngalamun saat guru menerangkan" kata ku sambil memberikan beberapa tahu kepada nya. Sudah kebiasaan aku melakukan hal ini. Anggap saya tahu itu adalah aku yang menemaninya saat jam makan siang nanti.

"Siap komandan" art menerima tahu bulat ku dan berjalan masuk ke gerbang sekolah. Aku tersenyum tak habis habis karena aku memang gemas sekali dengan tingkahnya.
__________

Bel istirahat berbunyi, siswa mulai berhamburan keluar kelas.

Aku yang tadinya bersantai kini mempersiapkan diri untuk melayani mereka.

Tak lama kemudian, siswa siswa mulai memilih makanan untuk dibeli. Syukurlah, seperti biasanya. Masih banyak yang membeli tahu bulat ku.

Kini tinggal 3 tahu yang tersisa. Padahal baru saja bel itu berbunyi.

"Phi khrab, aku beli tahu bulat nya na?" Ucap pemuda itu. Aku pun tersenyum dan mulai memasukan tahu bulat ke tempatnya.

"Siap, ini tinggal tiga doang nong, terlalu cepat habis nya" ucapku sambil memberikan tahu bulat itu kepada pemuda tadi.

Pemuda tadi membayarnya dan melengos pergi ke kelas nya.

Aku menghitung hasil jualan ku. Dan cukup banyak. Aku kembali membawa bakul tadi dan melesat pulang kerumah.

Mew pov end.
_________________

Hm semacam itu kehidupan sehari hari Mew suppasit. Berjualan tahu bulat. Bertemu pacarnya setiap hari karena jualan di sekolah tempat pacarnya belajar. Mendapat perhatian dan kasih sayang dari pacarnya. Dan itu akan berulang hari demi hari.

Sungguh hidup yang sangat mengasyikkan.

________________

Malam ini Mew berencana mengajak art untuk pergi jalan jalan. Walaupun dibilang sebagai tukang tahu bulat. Mew selalu menabung untuk dirinya dan pacarnya.

Mew mengajak art ke pasar malam yang ada di tengah kota Bangkok.

Art sangat suka saat Mew mengajaknya. Art sayang sayang sayang betul sama Mew.

Mereka telah berputar putar mengelilingi pasar malam ini.

Sudah banyak sekali wahana yang mereka nikmati. Art terus menempel pada Mew dan bermanja manja dengan Mew.

Sekarang Mew dan art sedang menikmati dingin nya eskrim yang menyelimuti dinginnya malam.

Sambil merangkul tubuh art, Mew menjilati eksrim yang ada ditangannya.

"Phi Mew, jangan pernah meninggalkan ku na?" Tanya art atau bisa dikatakan sebuah perintah.

Mew tersenyum dan mengecup pucuk kepala art sambil mengusak rambut hitam art gemas.

"Phi tidak akan meninggal mu na, kalau kamu yang menyuruh ku untuk melepaskan mu, phi akan melakukan nya. Tapi kalau phi meninggalkan mu tanpa alasan, itu tak akan terjadi, ingat, kita sudah bisa dikatakan lama nong, jadi phi tidak akan bodoh seperti itu"
Ucap Mew tersenyum pada art.

Mereka berdua larut dalam malam yang ramai ini dan mengedarkan pandangannya ke langit atas yang dihiasi kembang api yang sangat cantik.

Sederhana tapi penuh arti.

Art menyenderkan kepalanya di pundak mew. Dan menggenggam tangan Mew erat. Seakan tak mau ditinggalkan oleh orang yang dia sayang.

Tanpa sadar ada sepasangan mata yang mengawasi dua pemuda ini. Dia menggertakkan rahangnya kuat dan membuang puntung rokoknya sembarangan.

"Sandiwara boleh ku ijinkan, tapi tidak seperti itu dasar murahan!" Kesal pria itu dan melengos pergi meninggalkan dua orang yang sedang berbunga-bunga.

_____________

Tbc

Hai semoga suka')
Hanya halusinasi yang saya tuangkan kedalam tulisan.

TAHU BULAT [MEWGULF] ✓bxb 17+ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang