PROLOG

277K 5.5K 691
                                    

Hara Vin Aldzen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hara Vin Aldzen

"Sedekat ini. Kita belum saling terbuka. Jadi, biarkan rahasia itu melapuk sampai waktu yang mengizinkanmu untuk tahu segalanya."

*****

Di bawah pohon besar dan rindang, semilir angin di sore hari itu ikut meniup surai kecokelatan milik gadis kecil berumur enam tahun yang tengah duduk di bawahnya. Dia bersandar di akar pohon, terduduk lemah sambil menangis sesegukan. Ia sendirian, tidak ada seorang pun di sana.

Wajah mungilnya memucat, bahkan darah segar terlihat mengalir keluar dari lubang hidungnya. Gadis kecil itu mengerang, menahan sakit yang teramat menyiksa dirinya.

"Uhuk ... Uhuk. S-sakit."

Gadis kecil itu adalah Bulbul, gelar manis pemberian dari dua orang sahabatnya, Bibing dan Abim.

"Bul, kamu kenapa di sini?"

Tiba-tiba Bulbul mendengar suara lain datang. Dia menegakkan pandangan, dan menemukan seorang gadis kecil seumuran dengannya tengah menatapnya panik.

"K-kamu kenapa ada di sini juga, Bing?" sahut Bulbul. Dia segera menghapus air mata dan menyapu darah dari hidung dengan punggung tangannya.

Sedangkan gadis yang baru saja datang itu semakin panik. "A-aku ke sini karena mau ketemu Abim. Dia udah janji mau ketemu sama aku." Dia berjongkok dan duduk di hadapan Bulbul. "Kamu kenapa menangis?"

"Mama Bulbul bilang. Bulbul enggak bisa ketemu sama Bibing dan Abim lagi. Hiks ... Mama mau ajak Bulbul pergi. Bulbul enggak mau." Bulbul menangis lagi hingga sesegukan. "Bulbul enggak mau ninggalin Abim. Abim butuh Bulbul."

"Kamu mau pergi kemana, Bul? Jangan pergi." Gadis kecil di hadapan menatapnya dengan mata berkaca-kaca. "Jangan pergi, Bul."

"Sayang! Kamu di mana? We have to go right now!" Suara seorang wanita lain terdengar.

Tangisan Bulbul dan sahabatnya semakin kencang. Bulbul memeluk gadis kecil itu dengan sangat erat. Sebelum dia pergi, Bulbul berbisik di telinga gadis kecil itu. "Tolong, jaga Abim. Jaga Abim untuk aku ya, Bing."

Bulbul menatap Bibing sambil tersenyum tipis.

"Hara!"

-I am Here-

Mission lyrics, 94: He must be calm [Completed]

Hidung mancung gadis beriris mata cokelat itu sudah memerah. Dia terus bersin-bersin, bahkan tubuh langsingnya pun ikut menggigil.

Saat ini, gadis itu sedang berbaring di atas tempat tidur empuknya dengan posisi telentang-menghadap wajah seorang lelaki berwajah jutek.

"Dingin, Wi," gumam gadis itu pada si lelaki yang kini sedang duduk di hadapan sambil mengusap telapak tangannya lembut.

I am Here (Tamat: Part Lengkap) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang