1: Aku?

17 0 0
                                    

Pernahkah kalian memimpikan sesuatu yang istimewa, dan bertaruh apapun dalam hidup kalian demi mendapatkannya?

Enam belas tahun terakhir, aku tinggal bersama ibuku. Disebuah rumah mungil bertingkat. Aku banyak menghabiskan hari-hariku untuk memainkan biola di sebuah kursi kecil tepat dibalik bingkai jendela kamarku.

Banyak kenangan yang kudapat di sana. Biola, senarnya seakan menyampaikan keresahanku kepada rembulan. Dibalik alunan melodi yang mengalir disetiap getarannya, terdapat isak tangis yang tak mampu untukku tunjukan kepada siapapun.

Namaku Sofia Antharesha. Biasanya teman-temanku memanggilku Resha. ayahku adalah seorang violinis yang sangat berbakat. Sampai suatu hari, ia meninggalkan semuanya. Aku, mama, dan juga biola yang sangat ia cintai.

Demi seseorang yang tidak dikenalnya sama sekali, ia rela kehilangan nyawanya sendiri. Begitulah singkat cerita tentang dirinya. Tapi di dalam hatiku, dia hanyalah malaikat yang datang dengan biolanya ketika diriku merasa sedih.

Setiap malam aku sangat merindukannya, ketika kami duduk bersama dibawah purnama yang cerah. Nada indah yang mengalir melalui tangan nya, berjalan lembut hingga sampai ke hatiku yang paling dalam.

Aku tak pernah bisa memainkan hal yang sama sepertinya. Ya, aku tidak mampu melakukannya. Bayang-bayangnya selalu hadir ketika aku mencoba untuk memainkan lagu yang sama seperti dulu kami mainkan. Tentu, bersama dengan kenangan lama yang membuat dadaku sakit.

Batinku selalu membayangkannya. Dibawah sinar rembulan dan gemerlap nya langit malam, aku selalu membayangkan ketika aku memainkan biola. Memainkan nada indah sembari menatap tangga nada yang tersusun sedemikian rumitnya.

Namun walau hanya sekedar khayalan, aku sungguh menikmatinya.

Nocturnes, Op. 9: No. 2.

Sebuah instrumen yang menggambarkan indahnya malam dan gemerlapnya mimpi seorang manusia.

Ayah selalu mengatakan kepadaku tentang mimpinya. Ia berkata, bahwa manusia tidak selalu mendapatkan apa yang selalu dimimpikan nya. Namun, manusia dapat menjadi sangat kuat ketika mengejar mimpinya. Juga, Tuhan tidak pernah tidur untuk semua orang yang tidak pernah menyerah.

Ia memang seorang yang pantang menyerah, terutama jika ia melakukanya demi seseorang yang ia cintai.

Bahkan disetiap melodi yang ia lantunkan, selalu terdapat cinta yang diberikan kepada hati yang mendengarkan nya. Sebuah melodi yang berbisik, bahwa mimpi yang berharga adalah mimpi yang dicapai atas dasar cinta dan ketulusan.

Melalui malam yang selalu ia ceritakan kepadaku melalui indahnya musik, aku selalu berdoa kepada Tuhan diatas sana. Sebuah harapan yang ingin sekali ku sampaikan kepadanya, bahwa aku sangat mencintai ayahku dimanapun ia berada.

Juga, ingin sekali memberitahunya bahwa aku selalu berusaha bahagia dan tersenyum. Walau dengan kerinduan yang amat berat sedang kurasakan.

-Sofia Antharesha Permana

Moonlight SonataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang