________________________________________________ CHAPTER ONE _________
_______Welcome to this story_____
__________ Happy reading ❤________
______________________________________
13 September.
Ribuan murid SMA Mardana memekik bahkan berteriak tak percaya. Lantaran pengumuman yang disampaikan oleh staff Tata Usaha adalah kabar kematian salah satu murid. lagi.Belum selesai menerima kenyataan jika mereka kehilangan salah satu temannya, nama orang yang berpulang ke rahmat tuhan itu di sebutkan.
Beberapa detik setelah nama itu disebutkan, keadaan sekitar menjadi hening. Para siswa bak patung setelah nama orang tadi disebutkan. Mereka tak menyangka bahwa nama orang itulah yang kini berpulang ke rahmat tuhan.
"GILA! ENGGAK MUNGKIN! ANJING ENGGAK MUNGKIN BANGET BANGSAT!" Gadis berambut panjang curly itu memekik sangat keras memecahkan keheningan di ruang kelasnya.
Pekikannya juga membuat teman-teman sekelasnya sadar dari lamunan. Setelah mendapatkan kesadarannya, mata anak-anak kelas menatap gadis berambut curly tadi.
Sedetik kemudian mulai terdengar suara jeritan histeris dari seluruh penjuru sekolah. Bahkan suara jeritan adik kelas terdengar sampai ke lorong anak kelas 11 dan 12.
"Cha! Ngga mungkin Cha! Ngga mungkin banget bangsat!" Gadis berambut straight menepuk bahu sahabatnya yang berada disampingnya. Menyadarkan gadis itu.
"NGGA MUNGKIN, GUE YAKIN DIA, DIA NGGA MUNGKIN MATI! GUYS, GUYS DENGERIN! INI PASTI PRANK!"
Suara teriakan itu berasal dari gadis yang sama. Gadis yang pertama kali berteriak memecahkan keheningan tadi.
Seisi kelas menatap gadis itu. Bahkan beberapa anak kelas yang menangis histeris sambil terduduk juga menatapnya.
"LO PERCAYA BERITA KAYA GITU?! ANDAI BERITA ITU BENER PASTI DARI SEMALEM JUGA UDAH HEBOH. JANGAN JADI ORANG BODOH DENGAN LANGSUNG PERCAYA BERITA HOAX!"
"GUE YANG SAHABATNYA AJA NGGA DENGER KABAR APAPUN DARI KELUARGANYA! JADI JANGAN LANGSUNG PERCAYA!"
Sontak pernyataan gadis itu membuat kelas tersebut kembali hening. Orang-orang yang tadinya menangis sambil berteriak-teriak juga mulai meredakan tangisnya.
"Lo kalau ngomong yang bener! Kalau pun itu bener berita hoax kenapa sampai di umumin sama staff Tata Usaha!"
Beberapa siswa setuju dengan pernyataan ketua kelas mereka. Jika itu memang berita hoax mengapa sampai staff Tata Usaha repot-repot mengumumkannya sambil berusaha meredam isakannya?
"Yang pasti kita ngga boleh langsung percaya! Kita harus cari kebenarannya!" Gadis tadi membuka suara lagi, menyuarakan pendapatnya.
"Lo itu gila atau gimana?! Sahabat lo jelas-jelas udah meninggal! Dengan lo terus-terusan bertindak kaya gitu dia ngga akan tenang!" balas sang ketua kelas.
Mata gadis itu berapi-api. Nafasnya sudah menggebu-gebu. Siap meluapkan emosinya. Tapi sebelum kembali bersuara, gadis berambut straight sudah terlebih dulu melontarkan kalimat.
"DIEM LO! SAHABAT GUE MASIH SEHAT WALAFIAT NGGA MUNGKIN MENINGGAL KAYA YANG TADI LO BILANG!"
"Lo berdua itu sadar ngga sih! Kalian itu ngerusuhin suasana berduka! Akhlak itu dipake sedikit kenapa sih?! Ngotak dong ngotak!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Bye!
Teen FictionKejadian yang dialaminya memaksa raga gadis itu untuk pergi berlari dari kenyataan. Tak ada pilihan selain lari dari kenyataan kecuali dia sanggup menjadi sosok keji. Merelakan masa remajanya dan pergi menjauh dari kasih sayang kedua orang tuanyal...