Tak aku sangka kamu berpaling, ternyata benar manusia kadang tak sebaik pengharapan.
Author🌻🌌🌌🌌
"Hey, lihat toko itu." Akera menoleh ke arah toko yang ditunjuk oleh Alvian, dia mengernyit. "Aku baru melihat toko seperti itu, mari ke sana!" dengan cepat perempuan itu menarik lengan Alvian keras. Sedangkan yang ditarik hanya menggeleng pelan melihat betapa semangatnya Akera.
Welcome to Animal Pet.
Tulisan besar terpampang di depan toko, sepertinya toko tersebut menyediakan hewan peliharaan (?) tapi siapa yang akan membuang uangnya untuk sebuah peliharaan?
"Permisi? ada orang?" tampaknya toko itu sepi karena daritadi Alvian memanggil penjaga toko. Saat ingin melangkahkan kaki pergi mereka terkejut melihat seorang pria paruh baya berdiri dihadapan keduanya.
"Astaga, astaga." Alvian yang ternyata terkejut bergumam sembari mengelus dadanya, Akera tampak terkekeh melihat orang yang tadinya datar dan cool ternyata gampang terkejut.
"Ada perlu apa?" pria itu berjalan dan duduk di sebuah kursi kasir yang disediakan. "Heum, saya melihat toko ini berbeda dari yang lainnya. Apakah di sini menjual binatang peliharaan?" pria paruh baya itu tampak terkekeh.
"Ya, anda tidak akan menemukan toko ini selama 10 tahun lagi di sini. Karena kami ke sini hanya 10 tahun sekali, dan setiap ke sini jarang sekali ada orang yang mengunjungi toko ini." Penjaga toko itu menjelaskan pada mereka berdua, Akera nampak tertarik. "Wah! kenapa hanya 10 tahun sekali?" Alvian juga tampaknya ingin mengetahui alasan kenapa toko itu hanya datang selama 10 tahun sekali di sini.
"Beberapa pertanyaan tak seharusnya sekarang ditanyakan. Baik, ada yang ingin kalian lihat?" Penjaga toko itu seperti tidak ingin menjawab pertanyaan Akera. Dan Akera tak masalah akan itu.
Akera dan Alvian perlahan menyusuri sudut toko, ternyata di dalamnya lebih luas dari luarnya. Ada banyak sekali hewan lucu nan menggemaskan di sini. Tapi entah kenapa dirinya mengambil sebuah kalung berwarna biru laut dan 3 buah pedang yang menarik perhatiannya. Sebuah pedang yang berwarna merah dengan ukiran naga yang melingkar di pedangnya sampai gagang. Lalu pedang berwarna hijau dengan corak bunga berwarna merah serta batang sampai daunnya berduri. Satu lagi yaitu pedang dengan warna hitam dan terdapat gambar unicorn serta rajawali.
"Ambil saja kalau anda mau. Ternyata pedang dan kalung itu memilih pemiliknya sendiri." Penjaga toko itu bersuara di belakang Akera, dia terkejut. Benarkah boleh diambilnya? pasti benda ini mahal.
"Tidak, saya akan membayarnya." Belum sempat Akera ingin mengeluarkan uangnya penjaga toko itu mencegahnya. "Tidak. Saya hanya menjaga barang itu sampai pemiliknya mengambilnya dan itulah kamu. Ambillah anggap saja ini memang barangmu," Akera mengernyit, barang?
Tidak ingin memikirkan itu Akera mengambil semua barang itu, dia sangat menyukainya. "Mari kembali, sebenarnya aku tak ingin kembali. Tapi, yah ayahku terus mengancamku." Alvian berjalan duluan sedangkan Akera menyembunyikan seluruh barang itu di kantung jubah bagian dalam. Kantung tersebut dapat menampung benda yang besar sekalipun dan tidak akan terlihat karena ruang penyimpanan tak terbatas.
Sesampainya di sana semua murid baru saja selesai melakukan pertandingan, para juri dan murid pro senior terlihat berdiskusi. "Baik, untuk nomor urutan 2,4 dan ...." Akera mendengus ternyata dirinya lolos seleksi ini, padahal dia tak ada keinginan masuk Academia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akera : Legendäre Prinzessin
FantasyAkera tidak menyangka apa yang akan menjadi tantangannya. Kekuatan luar biasa membuatnya dibenci orang lain. Bahkan, alur cerita inipun terasa tak mendukungnya. Negeri Blanca Negra itulah negeri yang menjadi saksi duka dan suka Akera. Akera bimban...