part 1 Bukit di musim semi

470 42 2
                                    


 Sepasang kaki melangkah pelan menyusuri tempat yang penuh dengan pepohonan musim semi, daun daun di dahan pohon berlomba memperlihatkan warna terbaiknya. suara percikan air sungai terasa damai mengalun lembut di runggunya. Setangkai bunga dan dua buah mandu besar yang asapnya masih mengepul turut serta menghiasi genggaman tangannya.

Laki laki itu tersenyum, mata bulan sabitnya terlihat, ia kemudian menarik nafas perlahan, ditatapnya warna tempat pijakannya saat ini, bukit kecil yang tak berubah sedikitpun, masih asri dan terjaga.

Jimin tertawa pelan mengingat hal konyol yang telah dilakukannya, karna kekaguman yang besar akan bukit ini, ia rela menyisihkan uang untuk kemudian melabeli tempat ini dengan namanya...

Bukit hijau itu penuh dengan hal hal luar biasa, pohon pohon besar yang menjadi payung saat musim panas, ayunan kokoh yang sengaja dibuat jimin dengan lelaki itu, bahkan ada pondok kecil tempat mereka melabuhkan tubuh ketika letih tertawa, dan jangan lupakan sungai kecil yang ada dibawah bukit, tempat jimin dan lelaki itu menghabiskan waktu untuk menghindari hiruk pikuk dunia panggung mereka.

Jimin mendekati sebuah pohon rindang, kemudian mendudukkan diri disana, ia dapat melihat sungai itu tepat dari sana, bahkan jika langit sudah berwarna merah, ia pun dapat melihat matahari tenggelam...lagi lagi jimin tersenyum memikirkan bagaimana bisa ia dan lelaki itu menemukan tempat semenarik ini.

Jimin meletakkan bunga di atas gundukan tanah dibawah pohon, kemudian mengusap sayang sebuah pigura foto yang sudah terpatri indah disana, pigura itu tak pernah terlihat kesepian, laki laki yang tersenyum kotak disanalah alasannya.

"hey mate !".....

Jimin menyapa...

"aku datang...... maaf kali ini terlambat, kau pasti kesalkan ? untuk itu aku bawakan mandu untukmu"

Jimin meraih dua mandu yang sedari tadi ia bawa, diletakkannya satu tempat ke atas ubin disekitar gundukan tanah itu, sedang yang satunya diletakkan dipangkuannya.

"hey, kau tak ingin menyapaku ? tak rindu padaku ?" tanyanya lagi

Seketika angin lembut menyapa, bahkan beberapa daun gugur beterbangan, seakan menyapa lelaki yag duduk dibawahnya, jimin menengadahkan wajah dan tangannya, berusaha menggapai daun yang berjatuhan itu..jimin tersenyum lebar lalu mengusap kembali pigura itu

" aku tahu, kau disni ...well, terimakasih untuk daunnya, hadiah yang bagus eoh, hahahaha"

Jimin terdiam sesaat

"aku...." jimin berhenti berucap, seketika hatinya ngilu kembali

.

.

.

.

.

.

.

"aku...merindukanmu tae, sangat merindukanmu, sampai hatiku sakit tak bersisa" lalu luruhlah airmatanya.

my blue parrot (vmin friendship END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang