Krikkk krikkk kriikkkk .
Suara jangkrik memecah kesunyian di tengah megahnya gedung asrama Universitas Seni ternama di Amerika. Tampak segerombolan remaja berlarian menuju gedung A. Dan banyak pula yang telah lebih dulu mengantri untuk memasuki gedung. Gedung asrama terdiri dari 2 gedung megah yang bersisian. Gedung sebelah kiri adalah gedung asrama untuk mahasiswi dan gedung yang terletak disebelah kanan adalah gedung asrama untuk mahasiswa.
Dengan ragu, Mika masih mematung menatap gedung dan memperhatikan setiap orang yang lewat dengan takjub. Entah takut atau apa, Mika masih enggan beranjak dari tempat dia berdiri sedari tadi. Sudah sekitar 4 jam dia berdiri tanpa tau harus melakukan apa. Dia tak pernah berbicara pada orang asing. Lebih tepatnya, dia tak tahu bagaimana cara memulainya karena tak pernah diberi kesempan untuk mengenal dunia luar. Setelah 18 tahun hidup baru kali ini dia melihat dunia luar.. Membingungkan..
Sudah hampir 5 jam lamanya dia berdiri, tetap mematung, tak tampak pergerakan apapun. Mika menunggu hingga semua orang selesai registrasi untuk masuk asrama. Setelah semuanya benar-benar memasuki asrama. Hingga menyisakan beberapa panitia yang keheranan melihat seseorang yang entah sejak kapan hanya mematung memandang gedung asrama. Salah satu gadis dari mereka menghampiri
"Hallo, apa ada yang bisa ku bantu? Kau terlambat sekali datang kesini"Mika hanya mematung, merasa tak perlu berbicara pada orang asing, Mika tetap memilih bungkam.
"Namaku Sovia, Kau orang Asia ya?"
Masih sama. Tak mendapat atensi dari sosok yang ada di hadapannya ini, dengan nada ketus Sovia lalu bertanya
"Hallo, apa kau masih hidup? Aku bertanya padamu. Kalau kau hanya datang untuk melihat-lihat sebaiknya kau pergi sekarang juga. Tapi kalau kau datang sebagai mahasiswa baru, tunjukkan ID Card dan kartu registrasimu"Mendadak Mika tersentak dari lamunannya ketika mendengar kata ID Card & mahasiswa baru. Tanpa berkata sepatah katapun, Mika melirik Sovia kemudian menyodorkan ID Card & kartu registrasi.
"Mika Hashiko, Ahhh ternyata benar kau orang Asia" Sovia berusaha mengeja nama yang tertera di kartu registrasi dan ID Card. Lalu sibuk mencari nama Mika di Aplikasi.
"Kamar mu ada di gedung sebelah kanan, lantai 13 no 1314. Teman sekamarmu sudah registrasi terlebih dahulu, kunci utama dan duplikatnya sudah kuserahkan padanya. Kalau kau butuh bantuan kau bisa menghubungiku" Sovia menyodorkan secarik kertas berisi nomor hp nya.
Tanpa berkata sepatah katapun... Dengan tatapan dingin, diliriknya kertas itu tanpa mengambilnya. Membiarakannya terjatuh ke lantai dimana mereka berpijak. Mika berlalu melewati Sovia dan beberapa temannya. Salah satu dari mereka sampai di buat geram oleh sikap Mika.
"Ingin sekali aku menghajar wajahnya dan menenggelamkannya di danau" ujar Steffany.
"Dia menarik" Senyuman Sovia melengkung kemudian menggigit bibir bawahnya melihat Mika dengan gemas.
"Kau gila? Kau ajak bicarapun dia tak menganggapmu ada. Berhentilah mencoba menarik perhatian lelaki, Sovia" gerutu Brixia.
"Aku tak mudah menyerah, begitu banyak lelaki yang membuatku penasaran akhir-akhir ini"
"Dia sudah gila" Brixia menarik tangan Steffany menjauh dari Sovia yang masih dimabuk kepayang.
"Bagaimana bisa dia tertarik dengan pria² yang bahkan tak menganggapnya, tadi pagi saja dia juga sudah di acuhkan pria Asia kan, siang ini pun pria Asia lagi. Aku tak mengerti mengapa pria² Asia itu sekejam itu" omel Brixia.
"Sudahlah, jangan kau hiraukan. Sebentar lagi Sovia pasti menemukan pria lainnya" bujuk Steffany.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
24/7 I Need You
RomantikSelalu hidup terasing semenjak ia dilahirkan kedunia, membuat Mika benar-benar terkejut dengan semua kehidupan luar. Berbanding terbalik dengan Makio, saudara kembarnya yang sedari lahir sudah mengecap kemewahan dan disambut keriuhan seisi rumah.. P...