Prolog

15 4 2
                                    

HAPPY READING

Suara gedoran pintu terdengar keras bahkan sangat bising, membuat seorang gadis yang tengah bermimpi langsung tersadar dari mimpinya, gadis itu perlahan membuka mata dan mulai menyesuaikan cahaya yang masuk sebari mengumpulkan nyawanya.

"Woy bangun, kebo banget lo." Suara dari balik pintu membuat gadis itu kesal, baru aja mimpi indah, tapi harus terbangun gara-gara suara itu, padahal dimimpi dikit lagi ending yang ditunggu-tunggu terjadi, tapi kandas semuanya karna suara itu.

"Apa sih bang, ganggu orang tidur aja." Jawabnya dengan malas.

"Liat jam, Chik! Lo mau telat?" Gadis bernama Chika itu langsung melihat jamnya, disana tertera jam 7:15. Chika langsung melotot, ia panik karna 15 menit lagi bel sekolahnya akan berbunyi. Tapi dengan waktu sesingkat itu Chika pasti telat, mau secepat apapun ia bersiap-siap.

¤¤¤

"Tuh kan telat, ini itu salah abang tau gak!" Bentak Chika setelah sampai di depan gerbang sekolahnya yang sudah tertutup rapat.

"Ko lo jadi nyalahin gue? Sekarang gue tanya, yang bangunnya kesiangan siapa?" Tanya Dion Sanjaya, abangnya Chika.

"Gue."

"Yang tadi suruh gue buat bawa motor pelan siap?"

"Gue."

"Jadi ini salah?"

"Gue...eh ko gue, tapikan kalou lo bangunin gue lebih awal kejadiannya gak kaya gini tau." Chika mulai marah, karna Dion menjerumuskannya dalam pertanyaan yang membuat ia terlihat salah,  dan faktanya memang benar Chika yang salah, tapi kalian harus ingat cewek selalu benar saat debat dengan cowok.

"Siapa suruh tidur ko kaya kebo." Ejek Dion lagi.

"Enak aja. Tapi kalou gue kebo lo juga dong, lo kan abang gue." Elak Chika.

"Dasar cewek, selalu ada aja alesan buat jadi orang yang paling bener." Dion langsung mengacak puncak kepala Chika sampai rambutnya sedikit aut-autan.

"Abaaang." Dion langsung melaju dengan motornya meninggalkan Chika yang sedang marah dan kesal padanya.

Kepergian Dion membuat Chika makin marah dan kesal padanya, Chika berjanji kalou nanti di rumah ia akan balas perbuatan abangnya itu.

Sekarang Chika bingung harus apa, tapi pastinya, apapun keputusan Chika ia akan kena masalah, bagai mana tidak ia sudah telat hampir setengah jam.

"Chika." Baru saja Chika ingin berpikir dan sudah ada orang yang memanggil namanya dari balik gerbang yang ia tatap sekarang.

Tebak siapa? Pastinya itu bukan guru ataupun satpam, karna guru sedang mengajar dan sisanya ada di ruang guru sedangkan satpam sekolah, pasti sedang berkeliling sekolah takut ada hak yang tak diiginkan.

"Kak Daffa." Gumam Chika yang masih bingung kenapa Daffa sang kakak kelas ada di luar kelas saat jam pelajaran dimulai.

"Chika." Panggilnya lagi, karna tak ada jawaban.

"Hah...eh iya apa?" Tanya Chika yang masih kebingungan, ia mendekati gerbang yang dibalik sana ada Daffa yang menatapnya.

"Ko telat?"

"Kesiangan." Jawab Chika singkat.

"Gue tau, tapi maksud gue alesannya apa?" Chika bingung harus jawab apa, jika ia jujur nanti ia disangka kebo lagi sama kaya tadi ia diejek abangnya.

"Gu..gue anu tadi i.." Chika menghentikan bicaranya karna terpotong Daffa.

"Lama banget jawabnya, tapi mening lo masuk deh dari pada nanti pak satpam atau guru ngeliat lo disini." Jelas Daffa.

"Tapi caranya?" Daffa langsung berpikir keras, lalu ia dapat satu ide, lumayan konyol dan murahan sih, tapi gak ada cara lain buat masuk.

"Manjat."

"Hah!" Chika langsung melongo mendengar saran dari Daffa, tapi apa boleh buat mungkin itu cara satu-satunya.

Chika mulai memanjat gerabang SMA Garuda, sementara Daffa, ia berjaga-jaga takutnya ada guru, pak satpam, atau murid lain yang melihat, nanti bisa-bisa mereka dilaporkan ke guru bk.

¤¤¤

Bel istirahat SMA Garuda sudah berbunyi, semua siswa-siswi mulai melakukan kegiatan bebas mereka seperti ke kantin, main game, dan tiduran. Sama kaya yang dilakukan dua sahabat ini. Chika dan Disti, mereka sekarang sedang menuju ke kantin untuk makan. Mereka sangat kelaparan terutama Chika, karna tadi ia tak sarapan dan ditambah harus dihukum berdiri dengan satu kaki di depan kelas tadi sampai satu setengah jam karna telat.

Saat menuju ke kantin, langkah mereka terhenti saat mendengar teriakan dari siswi yang sedang memenuhi lapangan.

"Ya ampun keren banget."

"Udah ganteng jago lagi maen skateboard nya."

"Makin keren aja."

"Keren banget maennya, orangnya juga."

"Semangat mainnya kak."

"Semangat."

Kurang lebih teriskan itu yang mereka dengar saat melinta lapangan. Chika dan Disti juga manusia yang punya rasa kepo, jadi mereka urungkan niat mereka untuk ke kantin dan memilih melihat siapa yang lagi jadi sorot perhatian siswi SMA Garuda.

"Kak Andra, ya ampun ternyata dia jago juga maen skateboard, makin tergila-gila aja gue sama dia."  Curhat Disti, namun tak didengarkan oleh siapapun termasuk Chika, karna sekarang ia sedang terpana oleh seorang lelaki di tengah lapangan itu, Chandra Gilang Darmansyah.

Andra tengah bermain skateboard di tengah lapangan dengan lincah dan sesekali memperlihatkan kebolehannya dalam permainan itu. Tapi bukan Andra namanya kalou ingin jadi pusat perhatia. Andra seperti itu karna permintaan sahabatnya, yang jika tak ia turuti maka masalahnya akan panjang, karna kedua sahabat Andra itu sangat jahil dan suka melakukan hal-hal yang membuat Andra jengkel dan sebal. Tapi anehkan mereka masih bisa sahabatan.

"Puas." Ucap Andra yang sudah selesai bermain dan mendekati kedua sahabatnya yang senyum-senyum tak jelas.

"Banget." Jawab keduanya kompak sambil melakukan tos setelahnya.

"Liat nih." Ucap Rehan yang memperlihatkan kontak handphone nya.

"Serah." Jawab Andra yang tengah duduk sambil minum karna kecapean.

"Lo tuh kenapa sih, udah ganteng, pinter, segala jago lagi, dan semua cewek suka sama lo, tapi lo malah anggurin mereka, lo tuh dodol banget tau gak." Ucap Rehan menceramahi Andra, tapi Andra tak memperdulikannya.

"Tau nih, cowok lain itu bela-belaain ngelakuin apapun buat dapet cewek, tapi lo malah anggurin, dasar homo lo." Tambah Defan.

Andra menatap kedua sahabatnya datar. "Bodo." Ucapnya yang langsung pergi meninggalkan kedua sahabatnya.

Sementara Chika dan Disti, mereka melanjutkan tujuan awal mereka untuk pergi kekantin sambil mengobrol tentang Andra, karna pasalnya mereka suka dan mengidolakan Andra.

Bruk

"Sorry-sorry."


Follow jika suka dan komen buat yang mau ngasih kritik sama saran.

Terikamasih.

RAVABIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang