Berada dibawah kucuran shower, Yeonjun berdiri, memandangi tetesan-tetesan air yang bercahaya keperakan. Melamun. Satu hal yang dulu tidak pernah dilakukannya. Tidak dengan pikirannya yang selalu padat dan terfokus. Namun, malam ini sudah lain. Begitu juga malam-malam terakhir sebulan ini. Changbin, sahabatnya pasti tertawa kalau tahu ia sudah bisa melamun lagi.
Beomgyu. Yeonjun menuliskan nama itu di pintu kaca yang penuh uap. Mendapati dirinya seperti anak remaja yang jatuh cinta dan selalu ingin menuliskan nama pujaannya dimana-mana.
Ia tak menyentuh pekerjaannya sama sekali. Karena Beomgyu, secara tidak langsung, ia kembali menghargai betapa nyamannya berdiam dalam kaus oblong dan celana pendek, menonton acara televisi, membuat teh hangat, sekali-kali memainkan dumbbell sambil baca majalah. Badan yang santai, pikiran yang santai, memampukannya untuk melamunkan Beomgyu lebih intensif.
Yeonjun melirik jam, hampir pukul satu malam. Jelaslah ia tak akan bisa menghubungi Beomgyu ke ponselnya, apalagi ke rumahnya. Itulah gunanya melamun. Untuk membangkitkan apa-apa yang tak mampu disentuhnya langsung, membiarkan pikirannya terstimulasi dalam simulakrum dan puas karenanya.
Yeonjun sadar, ia berlari dalam pelarian monoton. Betapapun dalamnya kebahagiaan itu, selalu ada kekecewaan yang sama dalam, membayanginya terus menerus.
Malam yang melarut pun membawanya ke pos terakhir sebelum tidur. Kamar kerja.
"I'll be there, till the stars don't shine / 'Til the heavens burst and the words don't rhyme / And I know when I die you'll be on my mind / And I'll love you, always"
Piringan hitam album Bon Jovi-nya yang sudah belasan tahun kembali diputar.
Yeonjun menengadah, berputar-putar di kursi. Di meja kerja-nya terdapat carikan-carikan kertas. Carikan-carikan yang sama setiap malam selama sebulan ini.
Cintaku,
Kembalilah ke puri ini.
Satu semesta mungil yang mampu melumat bumi kalau aku mau membentangkannya.
Inilah nirvana yang mampu menampung perasaan kita.
Bumi punya langit sebagai jendela terhadap galaksi mahaluas yang berjaya dalam misteri.
Jendelaku adalah carik-carik kertas, berisi daftar pertanyaan dunia yang tak habis dimengerti.
Bumi menggetarkan nyali dengan palung-palung dalam.
Aku cuma punya beberapa piringan hitam, laut pribadiku yang didalamnya selalu ada engkau, dan engkau lagi.
Samudra kata terbelit musik diudarai kenangan.
Didalamnya aku bisa berenang selama ikan.
Bumi adalah sebuah kumparan besar yang melingkarkan semua makhluk dalam kefanaannya.
Melingkarkan engkau dan aku.Surat pertamanya untuk Beomgyu. Tak ada yang tahu keberadaan surat-surat itu, tidak Beomgyu sendiri. Tapi, itu tidak penting. Yang penting hanyalah evolusi yang kembali menjadikannya seorang pujangga. Untuk kali pertama pula Yeonjun mengerti. Ia telah memilih jalan hidup yang sederhana. Beomgyu.
Aku kangen kamu. Kangen ketidakpercayaanmu. Pesimismu.
Namun, kamu pilihanku.Dan, Yeonjun sanggup menghabiskan berjam-jam hanya untuk kembali mengenang. Pertemuan itu. Menuruti satu demi satu rantai waktu yang membelitnya hingga kini.
Untung saja ia menerima permohonan wawancara itu. Kalau tidak? Untung saja jadwal hari itu kosong. Kalau tidak? Untung saja ia bekerja di kantornya yang sekarang. Kalau tidak? Untung saja ia hidup. Kalau tidak?
Semua berawal dari satu gerakan. Semua berawal dari satu ide. Semua berawal dari satu getar sel abu-abu.
Yeonjun tidak pernah mau diwawancara. Deretan majalah dan surat kabar berburu untuk membuat artikel tentang dirinya. Dari mulai majalah bisnis betulan sampai majalah wanita yang ingin menjadikannya Pria Bulan Ini. Ia memang sukses, setidaknya menurut standar umum. Baru ulang tahun ke-29, tapi sudah jadi Managing Director. Tampangnya jauh dari kategori jelek. Sampai sekarang masih banyak biro iklan yang menawarinya jadi bintang iklan. Tapi, menurut Yeonjun, yang lebih gila adalah rumah-rumah produksi yang menginginkannya main sinetron. Agaknya mereka benar-benar tidak tahu kehidupan seperti apa yang dijalani seorang Managing Director sebuah perusahaan multinasional.
KAMU SEDANG MEMBACA
Repudiate | YeonGyu [END]
Romancere·pu·di·ate /rəˈpyo͞odēˌāt/ (i.) deny the truth or validity of. Yeonjun, seorang managing director muda yang tampan, yang selalu sibuk di setiap hidupnya, harus berdaya menyelusup ke kisah cinta yang belum pernah dirasakannya. Parasnya jauh dari k...