Dari sekian banyaknya pekerjaan yang harus ia lakukan, Wonwoo masih berdiri sembari bersedekap di tribun— memperhatikan bagaimana pertandingan antara dua klub sepak bola berbeda kasta itu berlangsung panas. Keduanya sama-sama keras kepala mempertahankan harga diri klub dengan mencoba merubah skor seri dengan permainan yang cukup agresif.
Di tengah riuh yang menggema, Wonwoo mencoba tenang untuk tidak melepaskan emosinya pada manusia-manusia di sampingnya yang cukup dungu untuk menyadari kalau mereka punya kursi untuk duduk dengan tenang guna menyaksikan permainan— memilih menduduki tribun timur bagian bawah selalu melahirkan penyesalan bagi Wonwoo karena ia harus berhadapan lagi dengan para suporter fanatik yang senang untuk berada tepat di pinggir lapangan sambil menyenandungkan lagu kebangsaan klub mereka dengan nyaring.
Untuk kesekian kalinya, tiba-tiba teriakan cemoohan dari para pendukung Anyang memekakkan telinganya. Di lapangan sana, terlihat kartu merah dikeluarkan wasit untuk pemain dengan nomor punggung 56 bernama Kang Hyunwoo dari Gwangju karena melakukan tindakan menyimpang dengan menjegal lawan sehingga menimbulkan cedera serius pada pemain Anyang untuk yang kedua kalinya.
Saat permainan antara Gwangju melawan Anyang dimulai, Wonwoo sudah memprediksikan bahwa kekacauan akan terjadi dalam pertandingan semi final ini.
Analisis Wonwoo cukup sederhana: Gwangju adalah pemenang dua musim berturut-turut Liga Korea, mereka tidak akan memberikan peluang sama sekali untuk klub dengan jejak kekalahan disetiap turnamen seperti Anyang untuk maju melawan Jeonbuk di final. Gwangju punya harga diri tinggi untuk dikalahkan oleh para pemain Anyang karena mereka memang berada di kasta yang jauh berbeda— mereka menjuarai setidaknya dua turnamen setiap tahunnya. Selain itu, Gwangju juga mempunya striker terbaik dalam giringan bola dan defender yang lihai dengan tendangan sudut. Adalah kutukan bagi mereka jika Anyang harus menang pada pertandingan semi final kali ini.
Maka semuanya dapat terlihat jelas, bumbu-bumbu kekerasan akan sengaja dilakukan oleh pemain Gwangju dalam semi final ini untuk menyudutkan Anyang agar dengan perlahan mereka menyerahkan kuasa penuh atas permainan pada Gwangju— taktik permainan penekanan mental.
Terlepas dari segala prediksi dan analisis yang Wonwoo lakukan, semua hal masih bisa terjadi. Peluang masih dibuat Anyang mengingat Gwangju ternyata punya tingkat kecerobohan tinggi untuk menjalankan rencananya karena mereka adalah tipikal tim yang kadang kala memakai urat untuk berpikir dan otak untuk bermain, hati mereka dilingkupi oleh keambisiusan yang berlebihan. Mereka seakan salah sasaran dan lupa, bahwa Anyang bangkit dari keterpurukan karena seorang striker muda bernomor punggung 17 bernama Kim Mingyu datang membawa Anyang sampai semi final.
Kim Mingyu bukanlah seorang pria yang punya sepak terjang di dunia persepakbolaan. Dalam riwayat hidupnya selama 25 tahun, ia hanyalah seorang pria yang terkenal karena latar belakang ayahnya yang dikenal sebagai pengusaha real estate tersohor bernama Kim Jongin. Debut perdananya sebagai striker di klub sepak bola kecil seperti Anyang, seolah menjadi simpati banyak orang karena ia memilih untuk bermain di klub sepak bola yang selama tiga tahun berdirinya selalu mengalami kekalahan.
Banyak pemain legendaris senior yang diamanati sebagai komentator pada Liga Korea ini memprediksi bahwa pada debut pertama Mingyu sebagai pemain bola, ia akan membawakan Anyang kekalahan atas Ulsan dengan skor 3-1 di klasemen satu. Namun pada nyatanya, prediksi mereka meleset jauh karena Ulsan yang pada akhirnya harus menegak kekalahan dengan selisih skor yang cukup gila, yaitu 4-0. Begitu pun saat Anyang melawan Jaeju, mereka membuat masyarakat tercengang dengan skor kemenangan 2-0 di tangan Anyang.
Atas selisih skor yang luar biasa pada dua pertandingan tersebut, Mingyu secara tidak langsung menunjukan kebolehannya pada masyarakat sebagai striker dengan gaya giringan bola yang penuh dengan tipu daya terhadap lawan. Ditambah poin plusnya, pria itu mempunyai keahlian dalam tendangan bebas yang lambungannya tak kalah akurat dari pemain sepak bola lainnya. Kim Mingyu adalah keajaiban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yours [Meanie]
FanfictionWonwoo tidak pernah tahu bahwa keputusannya menjalani hubungan friend with benefits dengan sang striker kebanggan Anyang bisa menjadi lebih rumit dari yang seharusnya. ⚠short (fic) story ⚠not suitable for under 18