Part 5

21 6 0
                                    

Happy Reading
—DANIEL—

***
"Selamat pagi teman temankuh yang akuh cintai," ucap Daniel penuh penekanan. Hari ini dia masuk kelas dengan senyum yang merekah membuat teman-temannya mengeryitkan dahi kebingungan.

"Masuk angin lo?"

"Kena sawan Iel?"

"Menang arisan lo semalem?"

"Tumben-tumbenan banget lo nyapa kelas? Sakit?" Daniel hanya terkekeh mendengar pertanyaan teman-temannya.

"Harusnya seneng dong disapa orang ganteng."

"Najis," jawab teman-temannya secara bersamaan.

"Ngapain lo senyum-senyum sendiri liatin gue? Suka lo sama gue?" Tanya Nando yang baru saja datang. Ia bergidig ngeri saat Daniel menatapnya sembari tersenyum.

"Gue masih waras bujang," sewot Daniel.

"Lo rampas nomor whatsapp Cimori di hp cewek gue kan?" Tebak Nando. Daniel hanya menaikkan satu alisnya sebagai jawaban.

"Awas aja lo macem-macemin cewek gue," ancam Nando. Daniel langsung memutar bola matanya malas.

"Nggak doyan gue sama cewek lo." Nando langsung menoyor kepala Daniel.

"Tumben banget lo dateng pagi, kenapa?" Tanya David bingung, pasalnya Daniel dan Nando selalu saja terlambat datang ke sekolah, kecuali jika Nando berangkat bersama Dilla, dia tak akan terlambat.

"Kepo banget sih dedek emesh."

"Ehh Nando, cewek yang sama pacar lo itu siapa? Cantik buset, cewek baru ya?" Tanya David penasaran.

"EHHH pantat ayam, lo mau nikung gue? Dia punya gue awas aja lo pepetin dia gue bakar rumah lo," ancam Daniel. David langsung bergidig ngeri.

"Lo udah punya pacar Iel? Kenapa nggak cerita?"

"Sebahagia lo dah gue nggak papa," kata Daniel jengah. Meladeni David hanya akan membuatnya naik pitam saja.

Ahh rasanya ingin membungkus David menggunakan kain goni lalu membuangnya ke sungai.

"Yaudah, Nando send nomer tuh cewek dong."

"HEHHH!! kita putussss," ucap Daniel penuh penekanan sembari menatap David kesal.

"Emang kita pernah jadian Iel? Kayaknya belum deh, lo nggak pernah tembak gue kan? Gue ogah juga sih." Sepertinya tanduk Daniel mulai keluar.

"Mau kemana woii?" Tanya Nando saat Daniel tiba-tiba saja pergi.

"Makan bakso, liatin David bawaannya pengen makan dia tapi gue nggak doyan." Nando terbahak mendengar jawaban Daniel.

David benar-benar membuat mood Daniel hancur. Baru saja ia senang karena ia melihat Nada tersenyum membaca surat yang ia berikan walaupun hanya senyum tipis namun mampu membuat jantung Daniel dipenuhi dengan kupu-kupu.

Daniel tak peduli jika sebentar lagi bel masuk berbunyi, ia tetap saja memesan bakso. Ia sudah panas dingin dengan tingkah David. Terkadang ia berpikir untuk menjual otak David, namun bagaimanapun David temannya sejak dulu.

DANIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang