Part 1

40 7 2
                                    

Happy Reading:)

- DANIEL -

***

"Mami Siti biasa bakso 1 es teh 1," ucap Daniel memesan makanannya di Bu Siti.

"Bego, mami lagi, bosen gue liat lo makan bakso mulu tiap hari," protes Nando tak suka, pasalnya temannya ini makan bakso tiap hari, seperti tak ada menu lainnya saja.

"Gue nggak makan bakso sehari lemes bro, udah kayak orang darah rendah aja."

"Dih, nggak jelas emang," timpal David yang saat itu sedang menikmati kripik kentangnya.

"Lo jangan kebanyakan micin jadi bego kan lo," kata Nando lalu merebut kripik yang ada ditangan David. David tak ambil pusing, sudah biasa Nando seperti itu.

"Beuhhh emang nikmat banget duduk disini, bisa liat adek kelas olahraga coy, tuh si Siska cantik bener kalau lagi lap keringatnya." Mata Nando sudah mengarah kemana-mana, memang ia tak bisa diam jika sudah disuguhkan pemandangan seperti itu.

"Tau darimana lo namanya Siska?" Tanya Daniel sembari melahap baksonya yang sudah datang.

"Asal aja sih, cantik gitu pasti namanya Siska."

"Bego," sarkas Asel. Asel ini memang sangat irit sekali dalam berbicara, ia mendengarkan percakapan teman-temannya, tapi ia tak banyak merespon, buang-buang waktu katanya.

"Kamu ngapain disini?" Tanya seseorang yang membuat Nando menoleh pasalnya ia sangat hafal dengan suara pujaan hatinya.

"Eh ada tuan putri, ini sayang aku lagi makan." Nando melihat Dilla yang tiba-tiba saja datang.

"Bukannya ini masih jam pelajaran? Bolos lagi?" Tanya Dilla seakan mengintimidasi pelaku didepannya.

"Emm enggak dong sayang, tadi Pak Robert katanya izin kambingnya susah lahiran jadi dia harus bantu menguatkan." Dilla hanya menggelengkan kepalanya jengah, Nando selalu seperti itu, banyak alasan.

Seperti, bukan bolos sayang, ini lagi menikmati fasilitas sekolah aja yang jarang dipakai

Atau, Bu Rini anaknya lagi demam, eh kan belom punya anak, maksudnya anak kucingnya.

Lebih parahnya, aku lagi pusing sayang, nggak bisa kalau nggak makan sambil liat yang bening-bening, nanti aku lemes nggak bisa jalan sama kamu

Memang banyak alasan. Dilla sudah tidak aneh lagi melihat tingkah laku Nando.

"Kamu ngapain kesini? Mau bolos juga? Duduk sini sayang, kamu mau makan apa?" Nahkan memang nggak ada akhlak.

"Aku habis dari koperasi beli pulpen, masuk kelas sekarang atau aku pulang sendiri," ucap Dilla yang membuat Nando langsung menulan ludahnya susah payah jika seperti ini sudah dipastikan jika Dilla sangat marah.

"Siap komandan!" Daniel, Asel, dan David hanya tertawa melihat perang rumah tangga yang sering terjadi.

"Ah nggak seru banget sih Dilla, kan jadi nggak bisa liat cewek bohai, ya kan Ndo," ucap Daniel sembari terkekeh mengejek.

"Tau ah gue balik duluan, takut ibu negara ngamuk lagi," ucap Nando setelah itu berlari menuju kelasnya.

"Kalian duluan aja ke kelas, gue mau ke toilet," kata Daniel. Asel dan David hanya mengangguk mengiyakan.

Suara indah disertai dentingan piano membuat fokus Daniel pecah, yang tadinya ia ingin ke kamar mandi, ia harus mengurungkan niatnya dan malah mendekati ruang musik.

When somebody loved me
Everything was beautiful
Every hour spent together
Lives within my heart

And when she was sad
I was there to dry her tears
And when was happy so was I
When she loved me

Daniel bertepuk tangan setelah gadis itu selesai menyanyikan lagu When she loved me.

"Enak banget suara lo, parah, gokil, gila, parah." Daniel tak henti-hentinya memuji gadis didepannya.

"Nggak ada bilang makasih gitu?" Tanya Daniel saat ia tak mendapat respon dari lawan bicaranya.

"Kimora Anada," ucap Daniel membaca nama yang tertera di seragam gadis itu.

"Hai Kimmy, gue Daniel, salam ke-" belum sempat melanjutkan ucapannya gadis itu langsung pergi begitu saja tanpa memperdulikan Daniel yang saat itu sedang mengajaknya berkenalan.

"Buset makhluk seganteng gue dikacangin? Harusnya dia bersyukur gue mau ngajak ngobrol, kan jarang nih gue kenalan langsung sama cewek," gerutu Daniel tak jelas.

- DANIEL -

"Udah Nad latihannya?" Tanya Dilla teman sebangku dan satu-satunya teman Nada

"Belum," jawab Nada sekenanya.

"Kenapa udah balik kelas?"

"Ada cowok nggak jelas, males." Dilla hanya mengangguk paham, ia sangat hafal dengan sahabatnya ini. Nada adalah tipekal orang yang tak mau diusik atau diganggu oleh siapapun. Ia akan lebih memilih pergi daripada menanggapi ucapan oranglain.

Alasan Nada hanya mau berteman dengan Dilla karena ia tak suka mempunyai banyak teman tapi fake semua, mereka hanya mau berteman hanya karena Nada pintar dibidang akademis maupun non akademis.

Tapi Dilla tidak seperti itu, Nada merasa sefrekuensi jika bersama Dilla, mereka bisa mengerjakan tugas bersama, bisa bertukar pikiran di dunia musik, yang pasti Dilla juga tak banyak bicara, Nada merasa jika Dilla sama seperti dirinya, ia nyaman berteman dengan Dilla.

Mereka terkenal sangat ambisius untuk mendapatkan nilai sempurna, tak sedikit orang yang tak suka dengan sifat Dilla dan Nada. Mereka tak mau kalah dengan siapapun, mereka juga terkenal egois karena tak mau membagi kepintarannya pada teman-temannya.

Tapi menurut Dilla dan Nada memang tak perlu, teman-temannya hanya ingin mencontek semua hasil belajarnya. Dilla dan Nada tak mau ambil pusing dengan sikap teman-temannya yang tak menyukainya, mereka tak butuh menjadi baik hanya untuk disukai banyak orang.

***
Gimana sama part 1 nya?
Jangan lupa vote dan komen yaa!!

DANIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang