six.

3.8K 492 27
                                    

Setiap perbuatan pasti punya konsekuensi tersendiri. Sama hal nya seperti jeno saat ini, setelah membuat penghuni camp heboh dengan menggendong jaemin kali ini jeno dan jaemin membuatnya lebih heboh lagi. Saling mengaitkan tangan dan kepala jaemin bersender di bahu jeno itu bukan sesuatu yang mencerminkan seorang sekretaris dan bos nya bukan?

"Ini akan menjadi skandal saat kita kembali ke seoul apa kau tak masalah dengan itu bos?" ucap jeno berbisik.

"Dalam seminggu skandal ini akan hilang tenang saja." Ucap jaemin memandang jeno. Mungkin bagi orang yang tidak mendengar percakapan mereka akan mengira mereka tengah membicarakan hal yang pasangan lain lakukan.

Jaemin dan jeno kembali ke camp. Hendery masih ada di sana, masih berbicara dengan beberapa orang yang merupakan panitia pelaksanaan kegiatan ini dan beberapa wakil dari perusahaan tertentu.

"Oh, Jaemin. Bukankah kalian bilang ingin bermesraan dihutan kenapa kembali begitu cepat?" Tatapan hendery berubah tajam dari pertemuan mereka yang pertama.

"Kenapa? Lagi pula ada banyak waktu untuk bermesraan." Itu jeno, jeno membalas sindiran hendery dengan sekali tembakan. Bahkan jaemin terlihat sedikit syok, tapi ia tak begitu menunjukannya.

"Kekasihku, bosku, jaeminku datang kesini untuk pekerjaan jadi tak mungkin aku membiarkannya menghabiskan waktu hanya untukku kan?" Jeno mengelus tangan jaemin yang ia genggam dengan sebelah tangannya.

Melihat itu hendery tidak bisa untuk tidak menunjukkan raut kekesalannya. Jaemin diam-diam tertawa penuh kemenangan. Bagaimanapun ini balas dendam yang sempurna, ia juga tidak menyangka jeno bisa seberani ini.

Hendery pergi dengan perasaan campur aduk, kesal bercampur marah dan sedikit penyesalan mungkin. Jaemin tersenyum pada jeno, menatap pemuda disamping nya dengan intens.

"Apa?" Tanya jeno sambil melepaskan genggaman tangan nya pada jaemin.

Jaemin sedikit tidak rela saat tangannya dipaksa lepas dari genggaman jeno tapi kenapa pula ia merasa tidak rela. "Bukan apa-apa. Hanya saja kau tadi sedikit berwibawa."

Jeno tersenyum, "Benarkah? Padahal aku tadi asal bicara."

***

Sudah tiga hari jeno menghabiskan waktu dengan bos nya di camp hutan lindung ini. Ia selalu menempel pada jaemin ke manapun jaemin pergi. Pertemuan mengenai pembagian keuntungan, sampai makan malam bersama kolega lainnya. Dan juga berita tentang jeno dan jaemin adalah sepasang kekasih juga tersebar di luar camp. Entah dari mana mereka mengetahui berita ini.

"Renjun-ah! Aku turut berduka cita ya. Padahal jeno baru saja masuk ke kehidupan jaemin tapi mereka malah berpacaran." Yangyang, kepala bagian pengelolaan keuangan menatap renjun dengan tatapan prihatin.

Bukan rahasia lagi bahwa renjun menyukai jaemin, satu kantor tempat mereka bekerja juga bisa melihat dengan jelas perhatian renjun pada jaemin bukan sekedar perasaan antar sahabat.

"Kau saja yang menjadi pacarku bagaimana?" Ucap renjun asal, sungguh hatinya sedang remuk ia malas berkutat dengan topik ini lagi.

"Boleh saja, asal kau di bawah. Wajah yang innocent dan tinggi badan seperti itu tidak cocok untuk menjadi dominan ku." Yangyang menatap renjun dari balik meja nya.

"Cih, kalau begitu batal saja. Aku masih bisa menunggu mereka berdua putus, aku pernah melakukannya saat jaemin bersama hendery lalu sekarang kenapa tidak." Lalu renjun pergi dari meja yangyang. Sepertinya tidak hanya satu orang yang patah hati hari ini.

Tidak tahukah renjun bahwa sejak yangyang diterima bekerja di perusahaan milik nakamoto ini renjun selalu ada untuk nya, membantu saat bahasa menghalangi dirinya untuk memahami sekitar. Renjun selalu membantu mengajarkannya dengan bahasa china yang bisa di terima oleh telinga yangyang. Membantu dalam berkasnya padahal yangyang tahu pekerjaan renjun masih lebih banyak darinya.

perfect human [nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang