#20: Di Bawah Pendar Bintang

20.3K 1.9K 87
                                    

"Gaviiiiin! Itu anaknya diurusin dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gaviiiiin! Itu anaknya diurusin dulu. Belom mandi loh. Ya ampun kamu kemana ajaaaaaa?!" 

Nata yang tengah kesusahan mengemas barang-barang Jihan ke dalam tas, masih berusaha meneriakkan nama Gavin yang sedaritadi terlihat sangat santai padahal ana nya sudah selesai makan dan wajahnya dipenuhi banyak noda makan. Kebetulan, hari ini adalah hari Minggu. Dan rencananya, Nata memang ingin mengunjungi Bundanya bersama dengan Gavin dan Jihan setelah acara kelulusannya seminggu yang lalu. Bunda belum bisa mengunjunginya karena Bunda Nata tinggal di Surabaya, sedangkan ia tinggal di Bandung.

"GAVIIIIN! YA TUHAN!" seru Nata sekali lagi.

"IYA IYA SABAAAAAR," balas Gavin, lalu mengambil Jihan ke dalam gendongannya dan melangkah menuju kamar mandi agar anak perempuannya itu membersihkan diri setelah selesai sarapan.

"Et dah ini pasangan masih pagi udah berisik bener. Kayak rumah pasutri beneran, gue mah bagian ngontrak doang," komentar Calvin diam-diam seraya memperhatikan-ekhem, keluarga kecil yang belum resmi itu.

"Anak Baba cantik banget sih. Abis ini kita ketemu sama Kakek Nenek, oke? Jangan nakal ya, nak. Jangan lari-lari terus nanti capek kamu cepet keringetan. Kalo ditanya sama Kakek Nenek harus apa?"

"Harus dijawab!" jawab Jihan antusias yang langsung diacungi jempol oleh Gavin. Kini anak itu sudah bisa berbicara dengan lancar tak seperti saat masih berumur satu tahun. Meskipun begitu, Jihan masih terlihat sangat menggemaskan. "Pinternyaaa anak Baba. Nah, selesai deh mandinya. Ayo kita pakai baju!" Gavin melangkah ke dalam kamar milik Jihan dan memilih untuk sang anak.

Tiba-tiba kepala Nata menyembul dari ambang pintu, "Udah selesai mandinya?" tanya Nata.

Jihan menoleh lalu mengangguk, "Udah, Ayah!"

Nata tersenyum, ia melangkah untuk menghampiri anaknya, "Wih anak Ayah udah wangi. Cantim lagi. Mau ke mana sih ini?"

"Ke rumah Kakek Nenek, Ayaaah."

"Pinter," balas Nata gemas seraya menjawil hidung yang lebih kecil. "Kamu udah selesai, Vin? Langsung berangkat aja, yuk. Aku juga udah ngemas barang-barangnya Jihan. Barang kamu nggak ada yang ketinggalan, 'kan?" tanya Nata.

Gavin terkekeh kecil, "Udah, Ayaaaaah." jawabnya dengan nada yang dibuat-buat seperti Jihan.

"Ish, ya udah ayo kita berangkaaat!"

"BUNDAAAAA!"

"Jangan lari-lari, sayang. Kamu ini kayak anak kecil aja," Bunda Nata tertawa kecil seraya merentangkan tangannya tatkala anaknya itu berlari ke arahnya. Nata lantas memeluk erat Bundanya. Sedangkan Gavin berjalan di belakang mengikuti laki-laki itu seraya menggendong Jihan, tersenyum tipis.

"Bunda, Ayah," sapa Gavin.

"Gimana kabarmu, nak?" tanya Ayah Nata pada Gavin, menepuk bahunya akrab.

La Victoiré. ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang