Langit mulai memerah, senja pun mulai merekah.
Terlihat jalanan penuh dengan orang yang terlihat lelah pulang mencari nafkah.
Terlihat ingin segera sampai ke rumah untuk melepas lelah, kembali bertemu dengan keluarga yang seharian ia tinggalkanNamun bagi mereka yang muda, sore adalah waktu yang terlalu cepat untuk pulang, ini adalah waktu luang.
Waktu yang di gunakan untuk menenangkan diri, waktu yang di gunakan untuk berkumpul bersama teman teman selepas pulang kerja atau kuliah, juga untuk melepas segala penat karena aktivitas seharian.
Dan aku senang menjadi bagian dari sore, dengan menyuguhkan mereka minuman yang dapat mengembalikan sebuah senyuman.Kedaiku telah buka, kopi ku di sore hari juga siap ku berikan pada si para pujangga yang larut dalam dunianya sendiri, ku berikan kepada mata yang tetap ingin terajaga, kepada mereka yang riang bercerita, kepada mereka yang butuh sendiri untuk menghapus luka.
"Haloo selamat sore"
Adalah kalimat sapaanku ketika pelangganku datang di sore hari. Dan sore itu aku mengucapkan kepada seoarang pelanggan yang datang dan mulai membuka pintu.Ku sapa dia dari belakang bar tempatku membuat kopi. Pelanggan yang baru pertama kali aku lihat, aku menyapanya sembari merapikan gelas diatas mesin kopi, tidak terlalu kuperhatikan perawakannya.
Ketika dia mulai menuju bar untuk memesan barulah aku melihatnya dari dekat.Dia adalah seorang wanita berkacamata, berkulit putih saoh matang, dengan rambut panjang yang bawahnya bergelombang dengan sedikit warna coklat. Menggunakan long sleeve t shirt berwarna abu abu, jeans hitam dengan sedikit sobekan kecil di lutu dan sepatu slip on .
Sesaat aku terpesona dengan penampilannya, hingga akhirnya pikiranku buyar ketika dia mengorder minumannya
"Aku pesan es kopi satu"
Ucapnya seraya tersenyum"Oke mbak, di tunggu sebentar ya"
Ucapku kepadanyaSetelah aku buat minumnya, segera aku hantarkan ke mejanya. Setelah itu aku kembali ke dalam bar. Tidak ada lagi pikiranku terhadapnya. Fokus kembali pada membuat kopi dan melayani para pelanggan.
Setelah satu jam, aku kembali perhatikan dia. Dia masih sendiri sambil memainkan hp nya. Oh mungkin dia sedang menunggu seseorang, mungkin temannya. Pikirku
Tidak ada yang aneh dari raut wajahnya, semuanya biasa saja dan masih menikmati kopinya. 1 jam berikutnya dia beranjak dari mejanya dan menuju bar. Kasirku melayaninya. Ternyata dia hanya ingin membayar pesanannya lalu pergi.
"Thank you mbak, besok ngopi disini lagi ya"
Ucapku mengatakan terimakasihDia tersenyum sembari membalikkan badan menuju pintu untuk keluar.
Ada perasaan senang yang lebih dari diriku."Entah karena semyumnya
padaku yang begitu manis,
atau
karena kopiku di minum hingga habis"
YOU ARE READING
4000 km
Romance"Awalnya kita saling berbagi, hari hari kita saling menyemangati, Waktu yang kita punya untuk bersama pun begitu berarti Hingga yang tidak di harapkan terjadi Membuat kita tidak saling menyapa lagi, tidak lagi saling mengucapkan selamat pagi"