kalo ada typo kasih tau ya biar aku benerin,
thank you,
Happy reading,
=================================================================================================================================================================================================================
"Selamat pagi.."
Jisung yang tadinya semangat menuruni tangga langsung berhenti, dilihatnya untuk beberapa saat wanita cantik yang sedang sibuk berkutat di dapur milik Baekhyun itu.
"Park Jisung?" Katanya seolah memastikan, tak dapat dipungkiri ia juga sedikit gugup saat bertemu bocah laki-laki itu. "Benar kan?"
"B-benar..." Jisung jadi kikuk sendiri.
"Aku Joohyun. Teman Baekhyun"
Ini masih jam 7 pagi, teman macam apa ke rumah lawan jenis pagi sekali. Kenapa tidak bilang saja kalau dia kekasih Paman Baekhyun? - Jisung.
"Eoh, kau sudah bangun?" Suara Baekhyun menyadarkan Jisung.
"Aah, ya Paman." Jisung kemudian duduk di meja makan. Sedikit geli melihat interaksi Baekhyun dan Joohyun yang terlalu intim, akhirnya Jisung memilih kembali ke kamarnya. "Paman Baekhyun, aku permisi kembali ke kamar."
"Tidak sarapan dulu?"
"Ponselku tertinggal di kamar dan kurasa aku akan menghubungi ibuku. Aku sudah lama tidak menghubunginya. aku akan memberitahunya kalau aku akan segera pulang."
Joohyun yang mendengarnya semakin gugup, ia takut Jisung akan membuka siapa pelaku penabrak tempo hari.
"Benar juga. Ibumu pasti khawatir." Baekhyun menanggapi dengan tenang sambil meminum kopi hangatnya. "Oh, Jisung ah. Aku hampir lupa. Nanti aku akan ada rapat penting, jadi Taeil yang akan mengantarmu."
"Oke." Jisung menyahut lalu kembali menaiki tangga. "Aku akan siap setengah jam lagi."
Di kamarnya, Jisung termenung memandang ponselnya yang baru. Baekhyun bilang ponsel lamanya rusak, jadi Baekhyun membelikannya ponsel yang baru. Jisung ingin menghubungi Jinyoung tapi ia ragu apakah ibunya akan marah jika Jisung memberitahunya tentang tertabrak mobil. Baru saja akan memencet nomor yang ada di layar, Jisung dikejutkan oleh masuknya pesan dari nomor yang tidak dikenal.
-Datanglah ke Wiils bersama Byun Baekhyun. Jangan katakan apapun tentang pesan ini atau kau akan menyesal.-
"Wiils? Apa itu?" Jisung sampai berkedip dan memandang tidak percaya. Ia bingung sekali. Apakah pengirim pesan salah kirim atau memang pesan itu untuknya. Dengan ragu ia menelpon pengirim pesan, sayangnya yang menjawab adalah suara operator yang mengatakan jika nomor tadi tidak terdaftar. Aneh sekali.
Meninggalkan rasa penasaran yang tidak kunjung terjawab, Jisung memilih kembali ke tujuan semula, yaitu menghubungi ibunya. Sayangnya meskipun tersambung Jinyoung tidak menjawab, pun dengan pesan yang dikirim melalui aplikasi, pesan Jisung tidak terbaca oleh Jinyoung.
"Jisung, kau sudah selesai?" Jisung tidak menyangka ia melamun cukup lama hingga Baekhyun mengetuk pintu kamarnya.
Jisung segera mengambil ponsel dan juga barang-barangnya. Hari ini adalah hari terakhir dia bersama Baekhyun. Meskipun kakinya belum sembuh total, Jisung merasa lebih baik ia pulang ke Auckland dan menemui ibunya. Jisung juga tidak ingin lebih lama merepotkan Byun Baekhyun. Saat menuruni tangga Jisung melihat Baekhyun yang sepertinya juga bersiap pergi, ia jadi teringat dengan pesan aneh tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uri Appa
FanfictionJisung dibesarkan hanya oleh sang ibu sehingga begitu penasaran dengan sosok sang ayah. Ibunya pernah mengatakan bahwa sang ayah adalah orang yang baik, penyayang dan juga lemah lembut. Namun setelah Jisung melakukan sedikit pencarian di negeri kel...