hari ini benar benar sial.
ck, meskipun menghabiskan waktu bersama orang yang kusuka memang menyenangkan tapi kalau untuk menghabiskan malam bersamanya tentu aku akan pikir ulang
aku masih cukup waras untuk itu
"eum, kak, aku.."
kim doyoung. anak teman mamaku itu hanya menatapku malas. oh bahkan kata kata yang sudah kususun di tenggorokan hilang begitu saja saat melihat wajahnya
benar benar membuatku bungkam
"aku, pulang aja deh. takut kak doyoung kurang nyaman". jelasku sambil menundukkan kepala
sudah dua bulan berlalu sejak hari pertama kami berkencan. iya berkencan karna paksaan kedua orang tua kami. mereka selalu merencanakan hal-hal diluar nalar, seperti saat ini contohnya
bisa-bisanya mamaku menyuruhku menginap di apartemen kak doyoung. yah walau pun itu juga karna hujan badai diluar sana. tapi tetap saja aku kan punya supir yang bisa mengantarkanku pulang kerumah dengan selamat
"hmm, itu terserahmu. asal kau tidak merepotkanku itu tidak masalah"
aku menghela nafas pelan. lalu mengambil handphone dan menghubungi supir pribadi dirumahku
dan tidak di angkat. benar-benar pasti mama juga sudah menghasutnya
"jadi pulang?"
kepalaku menoleh ke arah kak doyoung yang kembali mendudukkan diri diatas ranjang tepat di sebelahku setelah menyesap secangkir kopi yang baru saja dibuatnya
aku bisa tau, karna ini cuma apartemen kecil yang bahkan tidak memiliki sekat antara ruangan satu dan yang lainnya kecuali kamar mandi
"eum, sopirku tidak bisa dihubungi. kak doyoung punya payung?". tanyaku sambil menatapnya yang kini ikut menatapku dengan alis berkerut
"kau gila? apa kau fikir aku akan membiarkanmu pulang mengenakan payung ditengah badai hujan ini?". ck, kenapa dia jadi emosi
"ya mau bagaimana lagi?". tanyaku pelan. kak doyoung kembali menyesap kopi nya lagi sebelum menjawab pertanyaanku
"tidur disini saja memangnya kenapa?". tanyanya sambil meletakkan gelas di nakas lalu berbaring di belakangku
"aku hanya merasa tidak enak denganmu. lagipula kau hanya punya satu kasur, aku tidur dimana nanti?". ucapku pelan
samar-samar kudengar suara kekehannya, lalu kurasakan tangan kirinya menarik tubuhku hingga aku terbaring menghadap dada bidangnya
"kita sudah dua bulan berkencan, kenapa kau masih saja canggung denganku". ucapnya sambil mengelus surai hitamku
gimana gak canggung. mukanya aja sangar gitu. takut tau!!
"kenapa hanya diam?"
"aku mau ke kamar mandi dulu kak". aku lalu bergegas melepaskan diri dari dekapan hangatnya
"ganti baju kamu, jangan tidur pakai dress itu"
kak doyoung bangkit dari ranjangnya dan mengambil kaos dari dalam lemarinya
"mau pakai celanaku juga?". tanyanya menggoda, oh biar kuberitahu aku sudah pernah hampir menginap disini dan mengenakan baju beserta celananya, yang jelas jelas sangat kebesaran padaku
aku diam menatap wajah kak doyoung yang berdiri didepan pintu kamar mandi yang juga menatapku
"ini pasti kebesaran untukmu, pakai ini saja"
kak doyoung menyerahkan kaos berwarna kuning yang memang berukuran besar. aku menerimanya lalu segera menutup pintu kamar mandi dan mengganti bajuku
setelah selesai membersihkan diri aku menatap kak doyoung yang sedang membaca sebuah komik sambil bersandar di kepala ranjang
awalnya ragu menyerang karna, hei kak doyoung benar-bebar tidak meminjamkan celananya. saat ini aku hanya mengenakan kaos beserta dalamanku. sial aku jadi gugup
karna terlalu larut dengan fikiranku aku sampai terkejut saat kak doyoung memanggil namaku
"mau sampai kapan kau berdiri disitu?"
aku menarik nafas sedalam mungkin sebelum melangkahkan kaki kearah ranjang dan mendudukkan diri dipinggir ranjang
"tidurlah, kau pasti lelah"
aku hanya mengangguk sebagai respon sebelum kembali menarik nafasku dalam-dalam. aku benar-benar gugup, yatuhan
"ck, kau benar-benar sangat kaku. sudah seperti pengantin baru saja". ucapnya lalu menaruh komik dan melepas kacamatanya sebelum membaringkan tubuh
"apa tidak apa-apa jika kita tidur seranjang kak?". aku benar-benar segan kali ini
"tenang saja tak akan terjadi apapun, kecuali jika aku lepas kendali haha. oh iya, matikan lampunya jangan lupa". ucapnya sambil menutup matanya
aku menuruti ucapannya dan mematikan lampu lalu ikut bergabung dengannya kedalam selimut, sekilas kurasakan ujung kakiku mengenai betisnya
karna ranjangnya yang memang hanya single bed membuat kami saling bersentuhan. kenapa aku jadi panas dingin begini
jam digital dinakas samping ranjang ini masih menunjukkan jam delapan lebih lima belas menit. tentu saja aku tidak bisa tidur ini terlalu cepat bagiku yang biasanya baru bisa tidur jam sebelas malam
akhirnya kuputuskan untuk memandang langit-langit kamar yang gelap karna cuma lampu tidur yang dihidupkan
entah sudah berapa menit kuhabiskan hanya untuk melamun, rasa bosan mulai menyerang. ku tolehkan wajahku kearah lelaki yang tengah tertidur disampingku
wajahnya terlihat sangat damai, berbeda sekali ketika dia mulai mengocehkan banyak hal. tapi tak apa, aku suka
terlalu asik memandang wajah damainya, aku sampai tak sadar tangan kiriku mulai mengelus pipinya
"kau tidak tidur?"
aku tersentak dan segera menarik tanganku dari wajahnya tapi sudah terlambat karna tangannya sudah lebih dulu menahan tanganku agar tetap berada dipipinya
"a- aku tidak bisa tidur"
kak doyoung mulai membuka matanya sambil menampilkan senyum manis. sangat manis, berbeda dengan biasanya
"kenapa, hmm?"
aku terdiam sembari menatap manik matanya. melihat tak ada respon dariku, kak doyoung kembali menarik tanganku sampai akhirnya kami berpelukan
"aku bingung". ucapnya pelan, sebelah tangannya mulai mengelus rambutku lembut. sejenak aku memejamkan mata merasakan kelembutan yang dia salurkan lewat elusan tangannya
"kenapa kau masih saja canggung saat bersamaku? kau seperti memberi jarak diantara kita. aku ada salah ya?"
perlahan aku menggelengkan kepalaku. tidak, itu semua tidak benar
"kalau begitu kenapa?"
"aku hanya merasa tidak pantas untuk kakak. kakak terlalu baik, terlalu bagus buat aku"
dan, tawanya lepas malam itu juga. aku tak tau apa yang menjadi alasannya tertawa tapi percayalah hatiku ikut menghangat mendengar tawanya
"dengar baik-baik ya, mengapa kau merasa tidak pantas untukku? itu karna pola fikirmu sendiri, kau terus-terusan menanamkan bahwa kau tidak pantas untukku. apa kau tidak menyadari bahwa aku nyaman saat bersamamu, aku menyukaimu. dan lagi, yang menilai pantas tidaknya kamu untukku ya diriku sendiri. berhentilah memikirkan hal yang tidak perlu"
aku menenggelamkan wajahku di dada bidangnya, aku baru tau kalau ternyata dia juga menyukaiku
"tapi kakak selalu menunjukkan sikap tak menyukaiku, apa kau tau kau sendiri yang membuatku overthingking". balasku pelan, kurasakan dekapannya makin erat
"aku hanya mencoba menutupi rasa itu, karna kufikir kau tak menyukaiku"
dan untuk kedua kalinya tawanya pecah
syukurlah aku sudah mengetahui perasaannya, kini aku sudah yakin untuk memantapkan hati untuknya. kak doyoung, i love you
dahlah cape mau halu aja hikd