EWN : Wabah Cerrlotus

16 5 0
                                    

Riyzt tiba membawa makanan, namun dia tak sendiri melainkan bersama seorang gadis. Gadis itu mengenakan jubah hitam seperti Riyzt, wajahnya cantik dengan iris berwarna abu abu. Rambutnya bergelombang dengan warna merah muda.

Gadis itu mengenakan dres berwarna hitam di atas lutut. Walupun begitu penampilannya, tetap terkesan imut.

"Hai" sapanya dengan ceria, ia tersenyum menampilkan gigi kelinci yang semangkin membuatnya imut.

"Nama ku Thea , teman dari si dingin  ini" ucapnya memperkenalkan diri.

Mereka tersenyum, "Aku Chrysilla , ini Dye dan ini Alyxa. Senang bertemu dengan mu Thea" balas Chrysilla.

"Aku kira kau hanya sendiri, kau memiliki teman juga Riyzt" tambah Chrysilla.

Bukan nya Riyzt yang menjawab melainkan, "sebenarnya aku tidak ingin berteman dengan makhluk ini, tapi mau bagaimana lagi" ucap Thea, gadis itu sungguh ramah.

Pemuda yang sedari tadi diam dibicarakan hanya memutar bola mata. Riyzt meletakan bungkus bungkus makanan, dengan pandangan mata ia menyuruh semuanya untuk makan.

"Sebenarnya apa yang terjadi dengan kota kami?" tanya Alyxa. Gadis itu membuka pembicaraan saat selesai makan.

Thea menyelipkan surai merah mudah nya pada telinga. "Para manusia itu sudah terkena penyakit yang di buat para penyihir hitam. Mereka sengaja menggunakan para manusia itu, untuk menghancurkan bumi ini" kata Thea.

"Kenapa kota kami?" kata Dye yang tak paham, masalahnya kota mereka itu jauh dari kota lain. Kota yang hidup tanpa tergantung dari negara.

"Setelah kami selidiki, ada sebuah portal yang menuju pusat kota ini. Maka dari itu, mulai nya dari sini. Kota kalian ini termasuk kota yang pas jika menyebarkan virus di bumi"

"Portal?"

"Sesuatu yang menghubungkan bumi dengan dunia paralel. Mereka itu black Witch,  dan kami ini white witch" jelasnya.

"Kalian penyihir" dengan bodohnya Chrysilla menanyakan itu. Padahal dengan jelas,  ia melihat Riyzt yang dapat mengeluarkan bola api.

Thea mengangguk membuat ketiga sahabat itu melongo. Selama dalam hidupnya mereka hanya melihat dari film atau membaca buku.  Dan kini itu semua nyata, andai ini tidak dalam waktu genting mungkin mereka akan berselfi ria dan memposting nya di sosmed.

"Jadi... orang oramg aneh itu terjadi karna ulah black Witch" gumam Alyxa dengan lirih.

"Mereka terkena wabah cerrilotus, sebuah penyakit yang mengakibatkan mereka mati. Namun, tubuh mereka tetap utuh dalam kendali orang lain" jelas Thea.

Semua terdiam, ketiga sahabat itu saling melirik satu sama lain. Mati batin ketiganya.

"Berarti mereka sudah tak bernyawa?" tanya Dye mewakili yang lainnya. Thea mengangguk lagi, ketiganya dirundung keresahan. Satu yang mereka pikirkan, keluarga mereka telah mati.

"Bagaimana cara mengalahkan Cerrlotus?" suara itu seketika membuat semuanya sontak menatap Alyxa.

"Mengambil alih kendali nya, jika kendali mereka rusak maka semuanya mati. Ah lebih tepatnya musnah" jawab Thea sedikit bingung untuk mengucapkan kata mati disini, mereka semua itu sudah mati. Mau di kata apa jika sudah musnah.

Dye mengerutkan keningnya, jika makhluk yang bisa di bilang cerrilotus itu hanya dapat mati jika memusnahkan sang pengendali. Maka sia-sia saja mereka membawa pistol, pedang dan lainnya.

"Berarti mereka akan tetap hidup jika kami menembak atau membunuh nya dengan alat lain?" pemuda itu memperlihatkan sebuah pistol.

Thea kini menatap Dye yang duduk disamping Alyxa. "Itu hanya melemahkan saja, tidak sampai membunuhnya" balasnya.

"Astaga makhluk cerrilotus ini sungguh sulit sekali di musnahkan" erang Chrysilla. Gadis itu sungguh frustasi, entah jadi apa bumi yang mereka tinggalin ini. Apalagi virus cerrilotus ini menyebar dengan sekali gigit.

"Kau tenang saja, setelah kami mencari Portal itu. Kami akan menutupnya dan membuat temeng untuk melindungi kota ini. Jadi virus ini tak akan menyebar" ujar Thea.

"Kalian tak memusnahkan nya" tanya Alyxa dengan raut penasaran.

Thea menggelengkan kepala, "kami tidak tau siapa pengendalinya" ungkap gadis itu.

Chrysilla membatin di hatinya, jika makhluk cerrilotus itu tidak di musnahkan mereka bagaimana. 

Monolognya di sampaikan dengan lisan Dye,  "kami bagaimana? Jika kalian tidak memusnahkannya, kami tinggal dimana?"

Gadis bersurai merah muda itu tampak berpikir sebentar, "kalian boleh ikut dengan kami" ucapnya.

Alyxa mendengar itu susah ber-epresi, tempat tinggalnya menjadi tempat pembuangan para  cerrilotus. Tempat yang dari kecil mengisi canda tawa mereka, rasa tak rela menyerap di hatinya.

Lamunan itu terputus saat Thea mengeluarkan botol botol berwarna aneh pada tas kecil yang ia bawa. "Sebaiknya luka kalian aku obati terlebih dahulu" katanya.

☆☆☆

Ig @Ai_graphic54

Luangkan waktu buat Vote sama Komen yah! Dan satu lagi jangan lupa masukin cerita ini ke daftar list kalian.

Endless Witch : Neverwhite Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang