1. Awal Mula

15 2 0
                                    

Flashback

3 tahun lalu. Hari itu cuaca sangat cerah.  Seorang gadis cantik dengan rambut panjang  yang di ikat ekor kuda dengan poni tersenyum  dengan gembiranya.

Dia berencana akan ke toko buku tua yang ada di pasar lama. Tamara Grinetta itulah nama yang di berikan orang tuanya. Gadis itu dengan riang berjalan sendiri menuju pasar. Tanpa tahu bahwa mungkin saja akan ada sesuatu yg akan terjadi padanya. Tama itu orang yang sangat amat ceroboh.
***

Senja mulai menampakkan dirinya malu-malu, Tama malah asik dengan bukunya. Sesampainya di toko itu Tama langsung mencari-cari buku yang menarik. Dia seakan-akan tenggelam dalam dunianya sendiri.

Setelah penjaga toko memberitahunya bahwa toko akan tutup, barulah ia tersadar. Lalu Tama membeli beberapa novel yang dia inginkan. Setelah selesai dia bergegas keluar.

Sekarang ia merasa bingung, ia lupa akan jalan pulang. Iya iya, seceroboh itulah Tama. Dia ingin menangis, setelah berjalan hampir setengah jam lamanya. Namun jalan pulang tak kunjung ia temukan. Akhirnya ia menyerah, ia mendudukkan dirinya di depan sebuah toko permen seraya menenggelamkan wajahnya pada lututnya.
***

Di tempat lain..

Azura, mama Tama merasa khawatir karena anaknya belum pulang.

Ia menelepon anaknya, namun hanya operator yang menjawab panggilannya.

Saat akan keluar untuk mencari anaknya, disamping rumah, ia melihat Dirga yang berjalan menuju motornya. Buru-buru ibu satu anak itu mendekat.

"Dirga."

Dirga yang telah menaiki motornya, menoleh, menatap seseorang yang memanggilnya.

"Ada apa, mama?"

"Timtam belum pulang dari siang. Bisa kau jemput?" Nada suara yang sarat akan kekhawatiran membuat Dirga ikut merasa khawatir.

"Dirga harus menjemputnya kemana, ma?"

Mama menepuk kening pelan, saking paniknya ia sampai tidak memberitahukan dimana anaknya berada.

"Timtam tadi pagi bilangnya mau ke Toko Buku di pasar lama. Mungkin sekarang sudah tutup. Mama khawatir dia tersesat disana."

"Apa? Siapa yang tersesat?"

Bunda keluar dari rumah dengan panik. Ia berjalan mendekati Azura yang sedang berbicara dengan anaknya.

"Timtam. Dia belum pulang sampai sekarang."

Bunda ikut khawatir, ia menoleh menatap anaknya, "Kakak jemput Tama aja. Sekalian beli martabaknya dijalan."
Dirga menganggukkan kepalanya.

"Dirga berangkat, bun, ma."
Setelah sampai di pasar lama yang sudah sangat sepi dan gelap, Dirga buru-buru memarkirkan motornya. Ia ingat jika Tama takut dengan kegelapan.

Pemuda itu berlari menyusuri toko satu persatu
Ia berhenti berlari saat melihat siluet seseorang sedang duduk memeluk lutut didepan toko permen yang masih buka.

Dirga berjalan mendekati orang tersebut
Ia menghela napas lega melihat orang itu mendongkak menatapnya.

"Dirga?"

Dirga merubah ekspresi kelegaannya, "Kemana aja sih?! Mama nyariin sampai khawatir, kenapa belum pulang?"

Tama mencebik, "Tama lupa jalan ke halte, terus hp juga lowbat jadi gak bisa hubungin mama."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Afeksi (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang