2. Menggombal ?

498 47 8
                                    

vy, gue sekarang udah di depan kos lo.

"lahaula !" teriak ivy hingga membuat yovia yang sedang berada disebelahnya terperanjat kaget dan hampir memukul bahu sang mahasiswa keperawatan itu dengan kitab lengkap undang undang yang sangat tebal dan jika dilempar ke orang lain mampu bikin koma.

"kamu kenapa ?" tanya yovia keheranan. Ivy mengarahkan layar hpnya pada yovia. Gadis itu membenarkan letak kacamatanya lalu memfokuskan pandangan pada layar hp ivy, ia mengangguk paham.

Ternyata sang taruna akmil itu sudah menunggu di depan kos mereka hingga membuat ivy bergegas untuk keluar menghampiri lelaki itu.

"kamu kok kesini lagi, sih ?" tanya ivy pada sergio, sementara lelaki itu hanya terkekeh saja.

"nih, buat lo". Sergio menyerahkan bungkusan kepada ivy yang didalamnya berisi nasi goreng kambing dan jamur krispi yang ivy yakini bahwa lelaki itu belu di depan kampusnya.

Dengan ragu, gadis itu mengambilnya lalu kembali menoleh ke arah sergio yang masih melebarkan senyum. Gak kering apa tu gigi senyum mulu ???

Sergio turun dari motornya, ia berjalan memasuki halaman kos itu dan memilih duduk pada kursi berbahan jati yang terletak di teras.

"eh, kok". Ingin protes, namun ivy sadar bahwa sangat tidak sopan jika ia bersikap begitu.

"gue mau duduk di sini dulu, anggap aja kita sekarang lagi reunian".

Reunian hanya berdua ? Yang benar saja kau tapir !

Ivy menggigit bibirnya, siang tadi ia bersusah payah menghindari berduaan dengan lelaki itu, namun malam ini bahkan tanpa izin pun ia sudah meluruskan kaki pada kursi itu.

Sekali lagi ivy harus berterima kasih kepada yovia, gadis itu datang dengan memeluk kitab lengkap undang undangnya, mencoba untuk mewanti wanti jika nanti sergio akan melakukan macam macam, ia bisa menggunakan tumpukan kertas itu sebagai senjata.

Melihat sergio rasanya yovia ingin putar balik, ia masih merasa malu telah membacakan lelaki itu terjemahan ayat Al-Quran sementara sergio berpedoman pada kitab lain.

"lo ngapain kesini ?" tanya sergio pada yovia dengan nada sarkas seperti hendak mengusir, merasa terganggu akan kehadiran yovia karena lelaki itu ingin berduaan saja dengan ivy.

"harusnya aku yang nanya, kenapa kamu malah di sini ?".

"ya jelas gue mau ngapelin pacar gue lah, iya kan sayang ?" tanya sergio pada ivy hingga membuat ivy bergidik ngeri. Dasar sergio, sikapnya dari dulu tidak pernah berubah.

"ini bukunya tebal loh, lumayan buat bikin daratan baru di kepalamu". Yovia menunjuk ke arah buku andalan mahasiswa hukum itu.

"jangankan kertas, kepala gue aja kalo di benturin ke besi, ya besinya yang benjol".

Ivy menepuk jidatnya, tak habis fikir akan sikap lelaki itu. Awalnya ivy mengira bahwa setelah memasuki akmil sikap sergio akan berubah, namun ia tetap saja dengan kebobrokannya.

"mending lo masuk sana deh, belajar yang benar biar nantinya hukum di indonesia ini gak makin bobrok".

Yovia menghempaskan buku tebalnya itu ke meja.

"lantam kali muncung kau ya ! " gadis berkerudung lebar itu menunjuk ke arah sergio.

Mulai sekarang ivy sadar, bahwa antara sergio dan yovia tidak akan ada lagi kata damai.

Yovia memang sosok yang sangat tidak suka jika ada orang yang menyinggung masalah kebobrokan hukum di negara ini. Bukan karena ia mencoba membela, hanya saja ia tidak ingin bahwa ahli hukum lainnya yang mencoba menegakkan kebenaran juga terkena dampak cap buruk dari masyarakat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rasa dan AsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang