18 tahun bukan waktu yang singkat

82 4 2
                                    

Siang itu Joan dikagetkan kedatangan Doni saat sedang mencari referensi tugas susulan diperpustakaan.

Joan, boleh duduk disini. Tanya Doni sembari menarik bangku kosong disamping Joan. Tanpa persetujuan, Doni sudah menghempaskan badannya ke sandaran kursi.

Maaf atas kejadian kemarin. Ada yang ingin uda sampaikan. Ucap Doni setengah berbisik. Joan hanya melirik tanpa seolah menunggu penjelasan.

Beberapa hari kami kita gak bertemu sebelum kejadian dipantai itu, aku sm agus sedikit ada masalah. Selain memang sedang mid smester, ada sedikit permasalahan tentang Agus. Sebagai sahabatnya uda berusaha agar hubungan Agus dengan Rita tidak memburuk. Suara Doni terhenti seketika, seolah menunggu reaksi.

Ada apa dengan mereka? Tanya Joan memastikan. Agus selalu ribut dengan Rita. Rita merasa agus sudah tidak perhatian lagi. Sementara agus merasa Rita terlalu bawel atas semua pertanyaan setiap hari. Dan Agus bilang mau putus saja dari Rita.

Astaga! Ucap Joan penuh reaksi.
Ada apa dengan mas Agus? Apa uda gak tau? Tanya joan penuh selidik.

Sepertinya Agus suka sama Joan. Ucap Doni dengan berat.

Yang benar yang mana sih da? Kemaren mas Agus cerita bahwa uda putusin Maria. Sekarang uda bilang mas Agus mau putus sama Rita. Kalian ini buat aku bingung. Kalian kenapa? Ucap joan sembari menjatuhkan dagunya ke atas tumpukan buku akuntansi.

Doni terdiam atas apa yang diucapkan joan.

Uda putisin Maria? Selidik joan. Doni mengangguk pelan. Kenapa? Joan melanjutkan. Uda sudah bilang kesalahan uda terima dia tanpa berfikir panjang. Dan dia tau resikonya sebelum kita jadian.

Lalu, kenapa harus putus? Selidik Joan lebih dalam. Gak ada putus aja, malam minggu juga uda gak pernah sama dia. Artinya dia gak ada dihati.

Joan menarik nafas panjang lalu menghembuskannya dengan pelan. Apa yang kalian ributkan berdua mas Agus sebenarnya. Kalau cuma masalah Rita dan Maria.? Keluh Joan.

Sejenak waktu berjalan dengan keheningan mereka.

Uda kesal dia sudah sembilan tahun bersama, mau putus karena Agus suka sama Joan.

Kepala Joan seolah berputar dan berkunang kunang. Mendengar pernyataan kedua Doni bahwa Agus akan putus dengan sahabat baiknya karena kehadiran dia. Seolah langit akan runtuh, beban itu begitu berat. Apa salah Rita padaku, kalau aku sekejam itu terhadap dia. Rita yang begitu baik padaku akan terluka seumur hidupnya. Ruh Joan terasa melayang meninggalkan raga. Begitu takutnya dia menjadi manusia terkejam di dunia ini.

Joan berpindah mengenai maria. Joan merasa tak sedikitpun mengenal maria. Bahkan jika berjumpa di jalanpun dia tidak mengenal wajahnya. Itu bukan dosa besar, jika aku merebut kekasihnya. Ucap Joan dalam hati. Aku harus bs bersama da Doni, supaya mas Agus tidak berfikir untuk bersama ku. Rita adalah teman sekelas terbaikku. Dan da Doni pasti setuju agar Rita bisa bersatu lagi dengan kekasih nya, mas Agus.

Keheningan terpecahkan oleh ucapan Joan. Apa iya, kata mas Agus, uda suka Joan, Sampai memutuskan hubungan dengan Maria?

Dengan pelan Doni menjawab "iya". Joan hanya melirik disudut mata. Tapi Agus juga suka Joan. Sambung Doni polos. Aku harus menjaga perasaan Agus. Makanya beberapa hari aku selalu mejaga sikap dengan Agus. Ucap Doni menjelaskan keadaan.

Apa uda benar suka aku? Tanya joan memastikan sekali lagi. Dengan menghadap ke wajah Doni.

Iya jo. Jawab Doni justru menunduk.

Yaudah kita jadian aja. Ucap joan tanpa berfikir panjang. Yang ada difikiran Joan adalah hubungan sahabat sahabatnya harus membaik. Antara Agus dan Rita, dan Agus dengan Doni.

Pemilik Mata BerbinarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang