Ada apa diantara dua sahabat kental itu?

54 3 1
                                    

Berkat keramahan dan keaktifan joan di fakultas hukum, senior merekomendasikan joan untuk ikut ke dalam kepengurusan senat. Dan ini artinya, joan akan selalu berhubungan dengan Doni. Senior gondrong yang berhidung bangir itu.

Jo, kalo ada yang jutek jangan diambil hati ya. Ucap Doni dengan senyum khasnya. Joan harus sedikit menengadah keatas, untuk menunjukkan wajah herannya. Jutek? Siapa yang suka jutek da? Tanya nya langsung. Hmm, kadang senior putri sama yuniornya kan suka jutek gitu. Beda sama senior cwo sama yuniornya. Jelas Doni. Ooo iya da, thanks ya sudah mengingatkan.

Oh ya da, pacar da Doni yang mana sih, kenalin donk. Tanya joan untuk membuka obrolan. Ooo ada satu angkatan kamu jo, beda jurusan. Hmm udah lama? Sambung joan santai. Doni hanya tersenyum. Gak kok baru juga berapa minggu. Hmm.. joan mengangguk anggukan kepala seolah memahami betul.

Weiii bisa makan siang bareng ni , teriak agus sembari merangkul jo dan Doni dari belakang. Bau baunya ada yang sedang senang ni? Sambung joan menyambut kedatangan agus. Jeeelas donk, sambung agus lagi.

Itu Rita gus. Kode Doni melihat wanita yang sedang berjalan ke arah mereka. Nah pas banget dong yaaa. Sambung joan.

Pada mau kemana ni rame rame. Sapa Rita melihat 3 sekawan itu. Ayo makan dek, ajak agus menyambut kedatangan Rita, pacarnya yang sudah hampir 10tahun bersama itu. Seru nih kalo rame. Ucap rita mengikuti langkah yang lain menuju rumah makan depan kampus.

Selera mahasiswa adalah makan disaat lapar. Jadi untuk merayakan kebahagiaan entah apa judulnya, mereka makan di sekitar kampus saja sudah sangat gembira. Seperti 4 mahasiswa yang terlihat riang dalam langkahnya itu.

Sore itu terlihat begitu cerah. Mungkin selain karena anak anak itu dalam keadaan kenyang, mereka juga selalu asik mengeluarkan canda tawa.

Kost Rita melewati kost 3 putri dan jalannya melewati bibir pantai nelayan yang masih sangat asli. Dari jalan raya suara ombak masih mengalahkan bisingnya kendaraan yang lalu lalang.

Memang Joan dan Rita berjanji untuk mampir kepantai itu. Sebagai sesama anak kost kadang mereka saling bercerita tentang kampung masing masing. Rita termasuk mahasiswa yang tekun, dan Joan kerap kali berada dalam satu kelompok kerja.

Jaon dan Doni membiarkan sahabatnya itu berjalan berdua lebih jauh dari mereka. Sekedar memberi kesempatan, mungkin banyak hal yang harus mereka sampaikan tanpa harus ada joan dan Doni. Terlihat mereka bukan lagi sepasang kekasih. Lebih seperti kakak dan adik. Tidak ada sikap yang menunjukkan mereka terikat asmara, tapi jelas tampak kepedulian yang lebih diantara mereka.

Seperiangnya Joan ketika melihat pantai, maka dia akan menjadi pribadi yang berbeda. Begitu indah ketika Doni melihat rabut joan yang pendek tertiup angin pantai. Merah pipinya tanpa blush on, seakan lebih jelas ketika semua wajahnya dijauhkan dari rambut yang menutupi keindahan ciptaan Tuhan.

Tiba tiba Doni dan joan seolah hening. Dua orang yang sering berjawab jawaban dalam lagi ketika bermain gitar itu seakan masuk kedalam pikiran masing masing.

Joan melirik Doni dari sudut mata. Melihat Doni sedang jauh menatap ujung samudra.

Da, mikirin apa. Kejut joan. Doni lalu tersenyum menampakkan gigi gingsulnya. Makin manislah mahluk Tuhan idola kampus A itu. Terlalu cepat uda terima Maria. Ucapnya tanpa berpaling dari pandangan semula.

Joan semakin mendekatkan wajahnya dan memandang Doni penuh selidik. Kok begitu? Ucap Joan polos.

Iya, selepas ospek mahasiswa Maria mengirim surat ke uda, mengatakan kalu uda sangat mirip dengan kekasihnya yg sudah tiada. Dan memohon uda ada untuk dia sebagai penyemangat kuliahnya. Orang tuanya sudah tidak ada lagi. Jadi uda coba jalani aja dan bilang iya untuk maria.

Pemilik Mata BerbinarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang