Viana masih saja memikirkan kejadian malam itu, Viana bergidik ngeri. Jika diingat-ingat lagi, waktu itu dia memang keterlaluan. Bahkan Nindia berteriak memarahi dan mendiaminya selama dua hari. Viana sempat mengira jika sepupunya itu menyukai Fahri.
Baru kali ini dia merasa waswas telah mengerjai dan memaki seseorang. Sebab Fahri tidak marah, malah tersenyum. Viana takut jika pemuda itu menyimpan dendam di balik senyumannya itu.
Dengan mengingat kejadian itu saja dia sudah hilang semangat, bisa-bisa seharian ini jadi bad mood, apalagi jika bertemu langsung. Gadis bermata coklat itu memang tidak tahu nama pemuda itu. Dia hanya kenal dengan julukan cowok beasiswa. Jika saja Priska tidak menyebut namanya mungkin sampai sekarang dia tidak tahu.
Untuk mengembalikan mood-nya, Viana mengambil permen lolipop dari dalam tas dan langsung diemut setelah berhasil membuka bungkusnya.
Inilah kebiasaan manis yang dilakukan Viana, mengemut permen loli jika sedang sedih, marah, atau takut. Dia berharap manisnya permen itu mampu menghilangkan semua hal jelek yang dia rasakan.
Saat Viana melamun Priska asyik saja dengan makanannya. Seorang cowok menghampiri mereka. "Hai, masih pagi udah nongkrong aja di kantin."
"Mau ngapain juga? orang nggak belajar," jawab Priska sambil mengunyah.
"Hai, Viana. Makin cantik aja." Tapi, Viana tak menjawab sapaan dari cowok bernama Nuel itu.
"Sohib lo melamun, Ka?"
"Mungkin. Biarin aja, jangan diganggu. Entar lo kena getahnya," sahut Priska yang paham betul karakter Viana.
Nuel menyeringai, dia tidak menghiraukan larangan Priska. Dia menggebrak meja, agar gadis itu terkejut. Seperkian detik kemudian seringainya hilang saat mendapati respons Viana yang diluar dugaannya.
Karena terkejut Viana berdiri dan langsung menyambar minuman Nindia yang masih tersisa setengah, lalu secepat kilat menyiram orang yang tadi mengagetkannya.
"Via kok jahat banget sih?" Cowok itu menyeka minuman di wajahnya sambil memperlihatkan wajah sedih.
Viana mengeluarkan permen loli dari mulutnya. "Makanya jadi orang jangan jail."
Sementara Priska terbahak, melihat kejadian itu. "Udah gue bilang jangan diganggu."
"Loh, minuman gue mana?" Tanya Nindia yang kembali dari toilet.
"Noh, diambil Nuel buat mandi. Katanya dia belum mandi." Priska masih saja tertawa.
"Nuel, lo kenapa?" Melihat keadaan cowok itu yang memprihatinkan. Wajah dan seragamnya menjadi kotor.
"Sepupu lo, nih. Latahnya jelek. Cantik-cantik latahan."
"Biarin!" balas Viana sambil menjulurkan lidah. Dia duduk kembali di tempatnya.
Cemberut Viana menghilang tergantikan dengan senyum merekah, ketika tidak sengaja melihat orang yang disukai. Ketiga orang itu mengikuti arah pandangan Viana.
"Kak Hito makin keren aja, sayang-"
"Lo bukan tipenya dia," potong Nuel. "Hito sukanya sama cewek mandiri bukan cewek manja kayak lo."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Mute
RandomAwalnya hidup bahagia, keluarga lengkap dan bergelimpangan harta. Sempat sombong dan angkuh kerena memiliki semua itu. Namanya Viana Larasati gadis berusia 16 tahun, rasa sombongnya hilang saat mengalami kecelakaan dan keluarganya berantakan. Di sek...