"Sore, Paman!" sapa Jisoo kepada Woobin sebelum masuk ke mobil.
"Sore, Nona, setelah ini aku akan mengantarmu ke rumah utama. Karena untuk beberapa hari kedepan, Tuan dan Nyonya akan tinggal disana," jelas Woobin sembari menginjak pedal gas membawa mobil keluar dari kawasan universitas.
"Apa?!" Jisoo terkejut. "Aku tidak mau! disana membosankan dan aku tidak menyukainya. Lagipula, ayah dan ibu pasti akan sibuk sendiri dengan urusan mereka. Di rumah sebesar itu akan sulit juga bagiku untuk berpapasan dengan mereka," ujar Jisoo panjang lebar dengan cemberut.
yaps, keluarga Jisoo memiliki 2 rumah— yang biasa mereka sebut sebagai rumah utama dan rumah pribadi. Rumah utama akan mereka tempati ketika ada urusan pekerjaan, dan juga ketika keluarga besar mereka berkumpul. Sedangkan untuk rumah pribadi, mereka tempati untuk bersantai sekaligus beristirahat dari kegiatan sehari-hari mereka.
"Mau bagaimana lagi. Nona akan sendirian jika tetap bersikukuh ingin tinggal di rumah pribadi. Nona tahu sendiri, kan? kalau Bibi Jun tidak bisa menemanimu seharian penuh, beliau akan pulang ke rumahnya ketika sore datang."
Jisoo menatap pria yang lebih tua darinya dengan tatapan memohon. "Ayolah Paman~ aku kan sudah dewasa, aku bisa menjaga diriku sendiri."
"Non..."
"Tidak apa, Paman. Antar saja aku ke rumah pribadi, nanti aku akan meminta izin kepada ibu. toh, mereka tinggal di sana hanya tujuh hari setiap bulan."
"Baiklah," ujar Woobin diakhiri helaan napas. Melajukan mobil ke rumah pribadi keluarga Kim.
~~~
kediaman pribadi keluarga Kim
"Terimakasih Paman, sampai jumpa."
"Sampai jumpa, Nona. Jangan keluar rumah malam-malam, jaga dirimu baik-baik."
Jisoo mengangguk paham. Ketika ia membuka pintu rumah, lampu-lampu di dalam sudah dinyalakan. Tapi tidak ada siapapun disana. Berarti Bibi Jun sudah pulang.
Gadis itu langsung menuju kamarnya setelah mengunci kembali pintu rumah.
"Huh~ penat sekali," gumam Jisoo. Tubuhnya sudah terbaring di atas kasur dengan kedua mata yang tertutup.
"Akhh! siapa sih?!" kesal Jisoo saat ponselnya berdering, mengejutkannya karena tadi ia sudah terlelap.
"Jisoo! " teriak Ayumi begitu panggilan tersambung.
"Aishh... ada apa sih, Bu? tidak perlu berteriak seperti itu, telingaku masih berfungsi dengan baik."
"Kenapa kamu tidak pulang kemari?! kamu pasti sendirian disana, lebih baik disini. Ibu tahu kalau kami berdua akan sibuk disini, tapi setidaknya ada yang menemanimu," ujar Ayumi.
"Aku tidak mau, Bu. aku ingin disini saja."
"Jisoo... ibu mohon dengarkan Ibu," ujar Ayumi, suaranya sudah tidak sekencang tadi.
"Ibu, sekali saja tolong turuti keinginanku. Aku sudah dewasa, aku bisa menjaga diriku sendiri dengan baik disini."
Ayumi hanya menghela napas pelan. Belum sempat ia mengutarakan pendapatnya, Jisoo kembali berbicara.
"Ah! bagaimana kalau Ibu membawa Akari dan Tama kesini, aku sangat merindukan mereka huhuhu..."
Hideaki Akari dan Shin Tama —dua hewan peliharaan kesayangan Jisoo.
"Dasar anak gila. Mana mungkin ibu membawa mereka ke sana, bahaya tahu! " Ayumi tidak habis pikir dengan putri tunggalnya itu.
"Ibu belikan anjing saja bagaimana? kamu kan belum pernah memelihara anjing," tawar Ayumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEREAVEMENT
Fanfiction'Kita hanya ditakdirkan untuk bertemu bukan untuk bersama' . . . ©Pinterest . collab with; @fxskay @Rinee_vb