"minggir Lo!" Ujar seseorang seraya menubrukkan bahunya.
" Woy biasa aja dong! Ngga liat jalanan masih lebar atau Lo ngga punya mata!" Balas Adisty.
" Udah deh ngga usah lebay, gue lagi buru-buru." Ujarnya seraya membelalakan matanya dengan penuh penekanan.
Merasa kesal akhirnya Adisty melintirkan tangannya.
" Emang cari masalah ya Lo sama gue." Pekik Adisty di telinga orang tersebut.
" Lepasin ngga! Lo nih cewe apa jadi-jadian sih, heran gue. kenapa semua cowo yang ada di sekolah ini. Bisa suka sama cewek brutal kaya lo." Pekiknya.
Mendengar jawaban tersebut, sontak membuat Adisty menguatkan lintirannya.
"Aww."
Orang tersebutpun merintih kesakitan.
" Kalau punya mulut tuh di jaga. Buat apa Lo sekolah tapi mulut Lo kaya sampah, bahkan bukan cuma mulut Lo, tapi kelakuan Lo pun seperti sampah."
Sara yang baru tiba di sekolah, mendadak membelalakan matanya dan bergegas menghampiri mereka.
" Ty, lo apa-apan sih. Ngga malu apa diliatin banyak orang." Ucap sara seraya melerai mereka.
Mendengar ucapan sara, sontak Adisty mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Dan benar saja ternyata mereka sudah menjadi pusat totonan gratis.
" Udah lepasin ty, ngga enak diliatnya. Dan Lo, ck kenapa sih selalu cari gara-gara sama Adisty?!" Ucap sara kembali sambil melipatkan tangannya di depan dada.
" Siapa yang cari gara-gara. Emang temen Lo aja tuh yang sensi." Ujarnya sewot.
" Gimana? mon maap nih yaa. Dari dulu juga lo yang selalu cari gara-gara sama kita. THAVISA."
Ujar sara yang sengaja menekan namanya.
Ya dia adalah Thavisa. Musuh bebuyutan Adisty dan teman-temannya sejak kelas satu SMA. Merasa tidak terima karena Adisty lah yang lebih populer disekolahnya.
" Apaan sih. Berisik ya Lo semua. Udah deh minggir gue mau lewat." Balas Thavisa.
Karena sudah menjadi pusat tontonan akhirnya Adisty sengaja membiarkannya pergi.
" Udah yuk kita masuk kelas aja." Ajak sara. Dan dibalas anggukan oleh Adisty.
✨✨✨
"Awalnya gimana sih ty bisa sampe gitu?" Tanya sara penasaran setelah sampai di kelas."Lo tau kan dia orang nya gimana. Gue lagi jalan santai mau ke kelas, lah dia tiba-tiba nyenggol bahu gue dengan sengaja. Ya gue mana terima dong." Jelasnya.
"Yaudahlah abaikan saja. Emang tu anak ngga pernah kapok ya."
Taklama setelah itu Bu Atin, guru biologi datang memasuki kelas.
"Hoammm, sar kantin yuk ngantuk banget gue laper juga sih hehe." Tutur Adisty dibarengi dengan cengirannya.
" Ayok lah, udah istirahat juga ngapain kita di kelas." Jawab sara sambil menarik lengan Adisty menuju kantin.
Seperti biasa suasana kantin tidak pernah sepi. Karena disini lah siswa semua berkumpul bersama temanya. Bagi mereka disini adalah surga dunia.
" Mana si curut satu, katanya udah pesenin kita meja?" Sambil bergeming sara mengedarkan pandangannya ke sejuru kantin.
Setelah ketemu mereka bergegas menemui Freya yang sudah duduk di pojok kantin." Woyy." Pekik Adisty sambil sedikit menggebrak meja.
Freya yang sedang asik mengobrol, tersentak kaget ketika mendengar gubrakan meja yang di lakukan oleh Adisty.
Sara yang melihat reaksi freyapun hanya tertawa.
" Kaga waras emang temen gue yang satu ini." Gemingnya dalam hati.
" Bisa ngga anda kalau datang itu baik-baik. Lo ngga liat disini ada orang hellow." Jelas Freya.
Seketika Adisty dan sara menolehkan kepalanya. Dan benar saja disitu sudah ada zoey yang sedang asik menyantap siomay.
" Lah ngapa ada dia?" Tanya Adisty tak terima.
" Sorry ty, tadi pas gue ke kantin ngga ada meja kosong. Terus gue liat si Freya sendiri. Yaudah akhirnya gue duduk disini deh." Jelas zoey.
" Siapa yang ngizinin Lo?" Tanya Adisty kembali.
" Gue ty." Jawab Freya dibarengi dengan cengiran kuda.
" Yaudah gue balik kelas aja. Jadi ngga nafsu gue buat makan."
Sebelum sempat pergi meninggalkan kanti, tangan Adisty di cekal oleh zoey.
" Duduk aja ty, gue udah selesai kok." Ujar zoey.
Sebelum pergi zoey berucap.
" Thank ya freya".
Freyapun hanya mengangguk sebagai jawaban. Dan zoeypun beranjak dari duduknya kemudian pergi meninggalkan mereka.
" Udah duduk cepetan. Ngga pegel apa Lo berdiri aja." Ajak sara.
Dengan perasaan kesal Adisty pun duduk dan mulai memesan makanan. Tak dapat di pungkiri bahwa dari tadi perutnya sudah pada demo untuk diisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet End
RomanceKita tidak pernah tau penantian yang panjang akan berakhir dengan indah atau sebaliknya. Hanya waktu yang dapat menjawab. Seperti Adishty Belva shaenette. Menantikan cinta pertama seseorang yang dulu pernah hadir dan membuat dirinya merasakan cinta...