Aku Ingin Menjadi Bintang (Short Story vers.)

28 2 0
                                    

"Aku ingin menjadi bintang!"

Begitu seru seorang anak perempuan yang sedang berangkat menuju sekolah dengan semangat. Namanya Melody Dwi Santika. Melody hobi dan suka bernyanyi sehingga setiap hari ia selalu bersenandung, menyanyikan lagu kesukaannya, kapanpun, di manapun dengan hati yang gembira. Ia mempunyai impian besar yaitu menjadi Penyanyi Terkenal di Dunia. Menjadi bintang yang bersinar di atas panggung.

Kini Melody sudah menginjak kelas tiga SMP. Di sekolah, ia selalu bersama teman akrabnya. Denada, Monika, dan Ira. Mereka berempat memiliki hobi yang sama sehingga Melody selalu menghabiskan waktu bersama mereka.

"Melody, hari ini kamu bawa bekal apa?" tanya Monika.

"Aku bawa nasi goreng spesial buatan ibu," jawab Melody sambil membuka kotak bekalnya.

"Wah ... aromanya harum sekali. Pasti rasanya lezat, tuh!" ucap Denada.

"Terima kasih." Melody tersenyum. "Eh, Ira. Nanti pas pelajaran Matematika ajarin aku, ya ... Aku takut gugup nanti saat presentasi."

"Oke! Kita belajar sama-sama, ya!" Begitulah keasyikan mereka di sekolah.

Pulang sekolah, Melody berpisah dengan teman-temannya. Rumah Melody tidak jauh sehingga setiap hari Melody selalu berjalan ketika berangkat dan pulang sekolah. Ia pun berjalan melewati taman kota dan bersenandung seperti biasanya. Namun seketika ia berhenti melangkah. Ia melihat sesuatu yang menarik perhatiannya. Sebuah selebaran kertas pengumuman yang tergeletak di jalan. Ketika ia mengambil dan membaca seluruh isi kertas itu, ia langsung tersenyum bahagia.

"Inilah saatnya. Aku pasti akan menjadi bintang!" seru Melody kemudian ia berlari menuju rumah sambil menggengam kertas yang barusan ia temukan. Setelah tiba di rumah, Melody memberikan kertas itu kepada ibunya.

"Audisi menyanyi?" tanya Ibu setelah membaca kertas pengumuman yang diberikan Melody.

"Iya, Bu! Bolehkan aku ikut?"

Ibu tersenyum. "Boleh, kok!"

Melody sangat senang Ibunya mengizinkan. Raut wajahnya sangat bahagia.

"Ibu sangat senang kamu mau ikutan." Senyum Ibunya. "Jangan lupa latihan, ya ... Audisinya minggu depan lo ...."

"Ya, Bu! Aku akan memberikan yang terbaik buat Ibu!"

Esok harinya, Melody lebih cepat pulang ke rumah. Teman-temannya yang melihatnya berlari setelah pulang sekolah merasa kebingungan.

"Eh, tumben tuh Melody pulangnya cepat. Biasanya dia bareng kita." Heran Monika melihat Melody berlari.

"Aku tidak tahu. Mungkin dia lelah."

"Ha?" Ira memalingkan wajahnya ke Denada. Melody sengaja tidak memberi tahu teman-temannya.

Setelah tiba di rumah, Melody langsung latihan bernyanyi. Bahkan ketika sedang mengganti pakaian pun ia tetap bernyanyi. Ia menyanyikan berbagai lagu kesukaannya dan selalu lagu yang bahagia.

"Aku ingin menjadi bintang! Yang bersinar terang menyinari kegelapan."

Begitu lah salah satu penggalan lirik lagu yang ia nyanyikan. Rata-rata lagu yang ia nyanyikan tentang impian yang ingin diraihnya. 'Ingin Menjadi Bintang.' Melody terus bernyanyi. Saking senangnya, ia melupakan satu hal.

"Melody! Makan siangmu belum dimakan!" Tiba-tiba terdengar teriakan Ibu. Melody terkejut. Tak disangka ia sudah latihan selama dua jam tanpa henti.

"Eh! Iya, Bu! Aku sudah selesai!" Melody pun menunda latihannya. Saatnya ia mengisi perutnya agar bahagia.

Tak terasa sudah seminggu berlalu, setiap harinya Melody terus latihan bernyanyi. Di rumah dan juga di sekolah. Teman-temannya bingung Melody bernyanyi terus belakangan ini. Bahkan ketika mereka sedang olahraga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku Ingin Menjadi Bintang (Short Story vers.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang