BAB 2

37 9 6
                                    

"Menurut lo gimana Ghan? Bisa?" Ghania mengangguk semangat ketika Ririn melayangkan pertanyaan padanya. Beberapa saat yang lalu, mereka sudah di kafe pertama yang ditunjukkan oleh Ririn. Tapi, om Guna bilang karyawannya sudah lengkap dan tidak perlu di tambah lagi. Sebenarnya Ririn bisa saja merengek pada omnya untuk menambahkan Ghania, tapi Ghania tau kafe itu terbilang baru dan jika ia tetap masuk, akan menyebabkan ketidakstabilan pada perusahaan. Dan sekarang, Sea and Sweet Cafe adalah tempat kedua dan beruntung masih ada shift kosong yang bisa ditempati Ghania. Ini kafe yang direkomendasikan oleh Amar.

Syaratnya hanya punya waktu luang, bekerja keras, jujur dan ramah. Karna nantinya Ghania akan mengantarkan pesanan bukan?

"Jadi Ghania, kamu bersedia?" ucap seorang pria yang Ghania ketahui adalah pemilik kafe itu. Kalau tidak salah namanya om Dirfa, eh om Dirta entah pokoknya antara itu.

Ghania kembali mengangguk semangat sampai poni nya ikut bergoyang. "Bisa, Om!"

Tapi kamu serius, kamu siswi yang mau tamat SMP? Kok saya liat kamu masih kaya anak SD? candanya. Amar dan Ririn terkekeh sambil menyenggol Ghania yang terkekeh canggung. Semua orang selalu bilang seperti itu padanya.

Om, gitu-gitu, juara satu paralel di sekolah tuh, Om. Badan doang yang kecil, otak sama umurnya keras, ujar Amar dan membuat pria itu tersenyum kecil dan kembali keruangannya setelah berkata bahwa Ghania sudah bisa bekerja besok selesai ujian.

"Besok lo wajib kita anterin kesini. Kita bakal jadi pelanggan pertama lo! setuju Marimar?!" Ghania tertawa sedangkan Amar mendengus kesal.

"Iye," sahut Amar malas.

Awalnya beberapa orang di dalam kafe itu sempat meragukan kemampuan Ghania karna gadis itu tampak masih kecil dan sedikit pendek. Tunggu, maksudnya pendek, bukan sedikit. Tapi, karna alasan dari Ririn dan Amar mereka mampu meyakinkan bahwa Ghania bisa melakukannya. Apalagi Ghania adalah siswa juara umum berturut-turut dari kelas tujuh sampai sekarang. Ia juga pintar, mungkin jika disuruh membuat laporan keuangan, Ghania akan bisa melakukannya.

Kemampuan mengingat Ghania tentu lebih cepat dibanding siswa dan orang lain. Jadi, tak ada alasan untuk pemilik Kafe itu menolaknya.

Setelah dirasa cukup untuk urusan pekerjaan, Ghania dan kedua temannya Amar dan Ririn mengantarkannya pulang. Mereka sering main ke rumah Ghania. Mereka tak masalah main di tempat seperti ini, terlebih di kampung Ghania, lebih sejuk, lebih tentram apalagi mereka juga sering ke sungai dan bermain air di sana. Atau juga hanya sekedar duduk dan bercerita sembari menunggu Ghania yang mencuci baju.

Persahabatan yang mereka jalin, memang membuat mereka mengerti apa arti sahabat yang sesungguhnya. Apa itu pentingnya sahabat yang mampu mengalahkan pentingnya cinta sesama.

"Wei wei wei wei! Nih gue ada info, katanya SMATRICA buka pentaftaran minggu depan selesai kita ujian nasional!" Benar-benar kabar yang mengejutkan sampai membuat Ghania dan Amar berhenti dari jalannya ketika hendak menuju rumah Ghania yang hanya tinggal satu gang lagi.

"Kok buru-buru banget?" Tanya Amar heran. Biasanya PPDB SMA akan di buka 2-3 minggu setelah UN selesai.

"Iya kok cepet banget?" Sambung Ghania.

"Mana gue tau Gaghan, Marimarrr!" kesal Ririn geram sambil terus menatap layar handphone-nya. "Nih, buat yang daftar reguler kayak gue dan Amar udah bisa daftar setelah UN, hari jumat berarti. Dan untuk Lo Ghan..." Ririn berhenti sejenak dan menjeda kalimatnya sebentar.

"Pendaftaran buat calon beasiswa penuh dimulai hari sabtu cuma pendaftarannya bisa dilaksanain jumat, dan kuota yang bisa daftar cuma 1000 orang!! OHMEYGATTT!! BAYANGIN DARI seribu ORANG YANG KEPILIH CUMA 20." Dan yang Ghania tau, peserta yang mengikuti ujian beasiswa SMATRICA ini bukan hanya dari daerahnya saja, tapi dari seluruh daerah di Indonesia. Karena, sekolah ini sitemnya asrama yang tidak mengekang, jadi siswa-siswinya harus tinggal di daerah sekolah namun tetap bisa melakukan aktivitas di luar sekolah.

Serenada : Still in My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang