part 2

426 36 0
                                    

Flash back*

Lima Tahun Yang Lalu

Lima tahun yang lalu Yumna datang ke kota ini, seorang diri dalam keadaan hamil lima bulan. Ia tinggal di rumah sederhana berdua dengan neneknya. Hanya neneknya saja kerabat dekat gadis itu di kota tersebut. Tak lama berselang Yumna mendapat pekerjaan sebagai pelayan di Eksomart, sebuah mini market yang kebetulan letaknya bersebelahan dengan rumah bersalin tempat Mama Aisha bekerja sebagai bidan kepala.

Di rumah bersalin inilah awal terjalin keakraban antara dirinya dan keluarga Lily, dikarenakan setiap bulannya Yumna rajin memeriksakan kandungan dengan Mama Aisha.

“Hai Na yuk langsung masuk kita cek si debaynya!”
Mama Aisha melambaikan tangannya ketika melihat gadis mungil dengan perut membuncit tengah duduk di kursi tunggu.

Yumna balas tersenyum dan berjalan mengikuti bidan yang baik hati ini.
“Kamu masih kerja?” Tanya Mama Aisha.

Wanita bersahaja ini memperhatikan gadis yang sudah merebahkan dirinya diranjang periksa, masih mengenakan seragam khas pramuniaga Eksomart.

“Ya Ma, Nana masih kuat kok”

“Hmm tapi hati – hati ya, kehamilan kamu sudah masuk trimester akhir udah gak boleh angkat barang yang berat, kaki harus sering selonjor!”

Mama Aisha mulai menggerakan ujung fetal doppler (alat untuk mendeteksi detak jantung janin) di atas perut Yumna.

Kemudian terdengar bunyi druupp druupp druupp. Bunyi detak jantung bayi didalam rahim Yumna yang selalu membuat jantung gadis itu ikut jumpalitan.

“Detak jantungnya kalem, gerakannya juga kalem, posisi sudah oke. Firasat mama dia ini cewek ya Na haha!”

Mama Aisha tertawa renyah, tangan cekatannya membantu Yumna merapikan kembali bluosenya lalu duduk dikursi tempat konsultasi.

“Nana senang kok Ma, dapet cewek atau cowok yang penting anak Nana sehat, selamat sampai lahiran nanti”

“Aamiin. Mama maunya kamu udah minta cuti, eeh Na nenek apa kabarnya?”

“Baik Ma, cuma malam tadi agak sesek tapi persediaan obat beliau masih banyak kok”

“Telpon Mama atau Lily ya kalau ada apa – apa! ini vitamin aja tetep diminum”

“Oke Ma, makasih yaa Nana balik kerja!”
Gadis itu mencium tangan kanan Mama Aisha lalu melangkahkan kakinya dengan lincah, berjalan menuju bangunan mini market tempat dia bekerja.

Mama Aisha menghela nafas, wanita itu turut merasakan betapa berat hidup yang harus dilalui oleh Yumna. Gadis pendiam yang beberapa bulan terakhir ini telah bersahabat dengat Lily putri bungsunya, harus menjalani masa kehamilannya tanpa dukungan seorang suami dan keluarga.

Bahkan gadis itu harus tetap menegakkan kepala ketika menghadapi gunjingan tetangga mengenai keadaannya. Mama Aisha dan Lilylah yang selalu menguatkan Yumna, agar tetap optimis menatap masa depan demi bayi dalam kandungannya.

Drama pilu dalam kehidupan Yumna rupanya belum berakhir, ketika suatu siang Lily berlari mendatangi Yumna yang tengah bekerja. Memberi kabar kalau Nenek tercinta ditemukan telah meninggal dunia.

Ya memang sejak kemarin mereka menginap di rumah Lily karena kondisi kesehatan nenek semakin mengkhawatirkan.

“Sabar ya Na, Tuhan lebih sayang sama Nenek ikhlaskan beliau agar tenang di sana”

Lily memeluknya turut menangis bersama. Memahami kepedihan yang tengah dialami sahabatnya.

“Ya Ly, gue harus ikhlaskan nenek, tapi hati gue sakit banget. Lu tau sendiri beliaulah keluarga gue satu – satunya yang menerima ketika gue terpuruk”

“Lu jangan merasa sendirian, ada kami”
Air mata Yumna tak terbendung lagi, teringat  kembali saat tengah malam ia mengetuk rumah nenek dalam keadaan tanpa harapan. Ia kebingungan memikirkan masa depannya, sakit hati atas sikap ayahnya, putus asa, hamil pula. Tetapi apa reaksi wanita yang tetap cantik diusia senjanya itu? Beliau menerima Yumna tanpa bertanya sepatah katapun, merangkul erat gadis itu.

“Nenek akan membiarkan kamu menangis dan meratap malam ini saja, besok tersenyumlah sebab
Tuhan masih menyediakan banyak hal yang indah untukmu dan anakmu kelak!”
Aahh Nenek  memang kesayangannya.

Super hero yang menyuruhnya berjalan tegak menghadapi cemoohan orang lain atas kehamilannya.

“Nana, kamu akan terlihat semakin bodoh dan bersalah jika harus sedih dan malu sama omongan mereka yang tak tau kebenarannya”

“Nenek juga gak tau kebenarannya”

“Gak perlu kamu kasih tau juga nenek langsung tau, kalau kejadian yang menimpamu itu diluar kendalimu”

“Kenapa Nenek bisa tau?”
Kala itu Yumna hanya bisa menatap neneknya, syok dengan jalan pikiran nenek dalam menghadapi situasi yang tengah dihadapinya.
Ia merasa belum siap untuk menceritakan peristiwa kelam yang menimpanya di Jepang. Penyebab keadaannya sampai seperti sekarang ini.

“Dalam keluarga kamu, hanya ayah kamu yang pengecut! Nana yang nenek kenal lebih menuruni sifat bundamu. Wanita mandiri yang berani”
Nenek tersenyum lembut sambil mengelus kepala cucu kesayangannya.

“Nenek tau kamu bukan gadis yang mudah putus asa, semangat hidup kamu tinggi dan kamu orang yang kuat pada pendirian. Jika saja apa yang menimpamu terjadi pada gadis yang lemah mereka pasti akan mengambil cara yang termudah. Melenyapkan dirinya sendiri ketika tersadar ia telah ternoda, atau melenyapkan si bayi ketika ia tau dirinya hamil”

“Apa nenek dulu seorang psikolog?”

“Hahaha bukan Nana sayang, kamu tau sendiri dulu nenek saudagar kopi. Tak perlu ilmu psikologis untuk bisa memahami jalan fikiranmu Cu! ingatlah apa yang nenek katakan, tegakkan kepalamu! hadapi dunia, yakini apapun yang menurutmu terbaik untuk kamu dan anakmu. Jangan pedulikan hal yang tidak penting, ini hidupmu kamu yang menjalaninya bukan orang lain yang taunya hanya menghakimi saja”

Maka tak salah jika Yumna menganggap nenek adalah malaikatnya di dunia, perpanjangan tangan Tuhan yang telah menuntun ia kembali ke jalan yang seharusnya ia tempuh.

“Nenek terima kasih telah menerima dan menyayangi Nana. Maaf Nana belum sempat membahagiakan Nenek, tapi Nana akan selalu mengingat semua nasihat nenek. Suatu saat Nana yakin kita akan bersama lagi dalam keadaan bahagia Nek ..”

Gadis itu menatap lama pusara nenek tercintanya, suatu saat nanti ia akan menceritakan pada anaknya bahawa ia memiliki buyut yang berhati baik. Buyut yang cerdas, buyut yang selalu memberikan energi positif bagi orang disekitarnya.

Flash back off

holiii gimana sma part ini? Jgn lupa tinggalkan jejak okeyyy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
holiii gimana sma part ini? Jgn lupa tinggalkan jejak okeyyy.

Love

Agisty puteri

AIS-ARI (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang