Halo temen temen.
Caca up nihh. Bacanya pelan pelan yak. XixixixiOh iya
Sebelum baca jangan lupa vote dan comennya yah 🖤 ❤Babayyyy👋👋👋💙
*************
Caca pov
" Kalian saling kenal? "
Pertanyaan itu terlontar dari mulut Azka. Shiva dan Alvin pun melirik satu sama lain. lalu mengangguk mendengar pertanyaan dari Azka.
" Dia tetangga rumah gue." jawab Alvin sembari terus melangkah mendekati Shiva.
" ngomong ngomong. lo ngapain kesini?" tanya Alvin heran.
" Dia tadi hampir aja di culik. kalo gak ada gue sama temen temen gue,mana mungkin dia masih disini." bukannya Shiva Yang menjawab tetapi Azka Yang menjawabnya.dengan sedikit berlagak.
"Bener Shiv?" tanya Alvin memastikan, apakah benar Yang baru saja di ucapkan oleh temannya.
Shiva hanya mengangguk lemah, dengan kepala sedikit menunduk. Alvin tau apa Yang Shiva pikirkan saat ini. Alvin tau apa Yang dirasakan gadis dihadapannya ini. ia tahu.
Alvin. teman Shiva sejak kecil. keluarga Alvin sangat dekat dengan keluarga Shiva. itu membuat keduanya sering bertemu dan akhirnya menjadi teman dekat.
Dulu Shiva adalah anak Yang ceria, murah senyum, berbaur dengan siapa saja, bahkan keluarganya pun sangat harmonis. itu membuat Shiva terlihat selalu bahagia.
Namun senyum Yang slalu menghiasi wajahnya kini jarang sekali terlihat. Sesekali ia tersenyum jika ada. keperluan saja. Wajah ceria Shiva kini sudah tak ada. gadis itu kini menjadi lebih pendiam. Ia juga susah untuk berbaur seperti dulu. Shiva hanya mempunyai satu teman yaitu Karin.
Ia tak akan seperti itu jika kejadian empat tahun lalu tidak menimpahnya.
" tapi lo... Gak kenapa napa kan?" tanya Alvin sedikit khawatir.
" ngak kok, cuman memar di tangan." jawab Shiva sembari menunjukan memar Yang ada di tangannya kepada Alvin.
" Ini harus cepet diobatin Shiv, takut nambah parah." ucap Alvin dengan memeriksa luka tersebut.
Mereka Yang di warung tersebut hanya mendengarkan pembicaran Kedua orang itu, tanpa ada yang mengganggu sama sekali.
begitu pun dengan Azka. ia menatap keduanya dengan pandangan malas. malas untuk melihat keduanya, malas untuk mendengarkan percakapan keduanya. namun Entah kenapa, Mata Azka sesekali melihat setiap gerakan Yang keduanya lakukan. dan mendengarkan setiap pembicaaran keduanya tanpa tertinggal satu kalimat pun.
Dari kejauhan seseorang memperhatikan Azka dengan menahan tawa. bagaimana mungkin, seorang Azka tiba tiba menguping pembicaraan orang.
Mustahil!
Mendengarkan guru menerangkan pelajaran saja ia malas. mendengarkan Kedua orang tuanya menasehatinya saja ia malas. entahlah. ada apa dengan Azka.
seseorang yang memperhatikan Azka berpikir sejenak, mencari jawaban tentang pertanyaan Yang terus mengganggu diotaknya. namun jawabannya nihil.
"Azka kenapa ya?" batin seseorang itu. Sembari memerhatikan Azka dari kejauhan.
" Gue anter pulang" ucap Alvin sembari menatap manik Mata Shiva sekejap.
" Gak usah kak. aku pulang sendiri aja." tolak Shiva dengan halus. Karena takut menyakiti hati Alvin.
" Tapi gue takut lo diculik lagi." khawatir Alvin.
" Trus gimana sepedaku kak?" tanya Shiva kepada Alvin, jika ia pulang dengannya.
" Nanti biar mereka taruh sepeda lo di
Sekolah. besok lo berangkat bareng gue." ujar Alvin menjelaskan. " gimana?"" Maaf ya kak ngerepotin,"
" Ngak kok, sans aja lo udah gue anggap adek sendiri kok." tutur Alvin tulus. walau sebenarnya bukan itu Yang ingin ia ucapkan. tapi... sesuatu Yang sedikit melibatkan perasaan.
Shiva pun mengangguk mengiyakan. lalu beralih kepada seluruh penghuni warung itu untuk mengucapkan terimakasih sekali lagi.
" Sekali lagi Shiva makasih banyak. udah mau nolong Shiva." tutur Shiva tulus kepada mereka Yang kini menatap Shiva.
" Iya sama sama. " jawab mereka serempak.
"Lo gak ada niatan buat bilang makasih sama gue?" tanya Azka tanpa melirik kearah Shiva.
" Oh iya, makasih banyak udah nolongin Shiva tadi." ujar Shiva tulus. eh... Engak deng sedikit gak ikhlas gitu. tapi ikhlas sih sedikit kesel juga sih.
" jangan lupa bayar hutang." ujar Azka mengingatkan Shiva soal biaya Yang harus ia keluarkan, untuk mengganti goresan kecil dimobil Azka.
" Iya. besok aku bayar kok." sahut Shiva.
Alvin mendengarkan setiap pembicaaran Azka dan Shiva. Tunggu tunggu. apakah ia tidak salah dengar.
Hutang??
Sejak kapan Shiva punya hutang. apalagi ia tidak mengenal Azka sama sekali. kepada Alvin saja Shiva tidak pernah meminjam uangnya sepeserpun.
Alvin pun bertanya kepada Shiva. " Shiv. lo minjem duit dia?" tanya Alvin sembari menunjuk Azka Yang sedang duduk santai disebuah kursi.
Sedangkan Yang ditunjuk hanya mengangkat kedua halisnya.
" Bukan kak" Shiva menjawab pertanyaan Alvin, lalu melirik kepada seseorang yang sedang mengangkat Kedua alisnya. " Aku gak sengaja nabrak mobil dia." bisik Shiva kepada Alvin. Alvin pun melirik sebentar kearah Azka, lalu berkata. " ohh."
"Lo berdua ngomongin gue ya." tuduh Azka sembari menunjuk Kedua objek Yang menatapnya.
" Enggak." elak keduanya sembari mengeleng gelengkan kepala kekiri dan kekanan.
Azka menatap keduanya tak percaya. " Trus, ngapain liatin gue." tanya Azka.
Bukannya menjawab. Alvin berjalan keluar dari warung tersebut duikuti Shiva dibelakang. seakan mereka tidak mendengarkan pertanyaan dari Azka.
" guyss. gue pergi bentar ya. nanti gue balik lagi." teriak Alvin Yang sudah menaiki motornya. disusul dengan Shiva Yang berada dibelakang.
Semua pasang mata tertuju kepada motor yang sudah Melaju meninggalkan warung tersebut.
Semua pasang mata beralih kepada laki laki Yang sudah berada disamping mereka dengan Mata tetap melihat kearah motor itu Melaju.
Yuhuuuuuuuu.......
Gimana gimana gimana?
Maaf ya Teman teman kalo cerita caca kalo kurang asikk....
Tapi caca mau bilang makasih banyak buat kalian yang udah baca, vote dan comen cerita caca🙆♀️👉👈
Tunggu part selanjutnyabya teman temann
Sampai ketemu dilain waktu❤🖤❤❤💙
Babayyy👋👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Shiva dan Azka
Teen FictionPROLOG " Jangan pegang tangan aku ka," Ucap gadis itu dengan lembut. " Kenapa?" Tanya Azka sembari menatap gadis itu. "Bukan muhrim" Jawab gadis itu memberitahu. "Ayok," Ajak Azka tanpa memegang tangan gadis itu Yang tak lain adalah Shiva. "Mau ke...