that eye

18 3 0
                                    

    Hari ini guru disekolahku mengadakan rapat, jadi kami memiliki banyak jam kosong. Dan seperti biasa aku melakukan kebiasaanku yang dapat meredakan sedikit frustasiku akan pelajaran. Aku pun bangun dari bangkuku, memukul mejaku dengan keras menggunakan buku tebal yang bahkan melihatnya saja aku sudah muak. Aku berjalan santai menuju gadis yang terlihat ketakutan disana. Wah lucu sekali melihatnya yang menggigil ketakutan disana.

‘’ good morning princess,’’ ucapku sambil menahan tawa.

*Tes..tesh tessss..

suara tetesan susu yang kupecahkan diatas kepalanya membuatku semakin bersemangat. Kutarik rambutnya dengan kepalan tanganku dan sekarang aku dapat melihat jelas wajahnya yang sedang kesakitan tersebut. Melihat dia yang terus menahan diri untuk tidak menangis itu entah engapa membuatku semakin kesal saja.

‘’ ah, sepertinya ini tidak menyenangkan. Kau merusak mood ku saja!’’

Kulempar gadis itu kelantai sambil menendangnya terus terusan dibagian perut. Tentu saja aku ingin menampar wajahnya yang sangat jelek bagiku itu, tapi aku juga tidak ingin memperumit situasi.

‘’ hey, kalian lanjutkan bermain dengan anak ini. Aku tidak berselera hari ini.’’

Begitu mendengar kalimatku mereka yang tadinya menyaksikanku berubah seperti orang gila yang mendapat makanan dan mulai memukuli gadis tersebut sambil tertawa. Tentu saja mereka tidak dapat menyentuh mangsaku tanpa seizinku kecuali aku tidak ada disana.

Nada istirahat sudah berbunyi, tanda tersebut berarti neraka yang empat kali lebih parah bagi si gadis tersebut. Beberapa anak perempuan dari kelas lain menyeretnya dan membawanya ke kamar mandi entah untuk dipukuli ataupun di jadikan budak. Yah bagaimana pun juga jika aku sudah menetapkan target ku maka ia akan menjadi target mereka semua, yah bukan berarti mereka semua sih, tentu saja ada beberapa dari mereka yang sama sekali tidak me ‘notice’ kekuatan dan kekuasaaanku tergantung dari bagaimana kedudukan keluarga mereka.

‘’ haruskah kau melakukan hal seperti itu Irish? ‘’ ucap wanita disampingku yang membuatku menghentikan tawa kesenanganku.

Wah siapa wanita yang berlagak sok suci ini? Sekali melihatnya saja sudah membuatkku membencinya.

‘’ kelihatannya kau baru disini, siapa kau?’’

‘’ hum.. aku leanna, kau bisa memanggilku lea. Aku baru pindah kesini. Kelasku berada di sebelah kelasmu, aku harap kau berhenti melakukan hal seperti itu kepada teman sekelasmu Irish, itu tidak baik. ‘’

‘’ haha,... lucu sekali! Hanya karena aku menanyakan namamu bukan berarti aku ingin akrab denganmu dan kau memiliki hak untuk mengatakan hal seprti itu kepadaku, apakah kau tidak tahu siapa aku?’’

‘’aku tahu, kau Irish jouissance anak dari pemilik sekolah ini.’’

Wah wanita ini benar benar membuatku ingin menghabisinya. Beraninya dia mengatakan hal seperti itu dengan ekspresi santai seperti itu. Aku tidak suka. Sangat tidak suka.

‘’ kau  mau kujad---‘’

‘’ Lea sedang apa disana? Jam istirahat kita sudah tidak banyak lagi’’  terdengar suara ringan yang membuatku terdiam tidak dapat melanjutkan apapun yang mau kukatakan dan apapun yang sedang kupikirkan.

Ketika aku melihat ke asal suara itu, aku bahkan hanya dapat menatap seakan tidak dapat memikirkan apa apa.

Pria tinggi itu seperti mengalihkan pikiran dan semua yang ada didalam diriku. Bukannya aku tidak pernah melihat pria tampan atau sebagainya, hanya saja perasaan ini terasa berbeda seperti aku pernah merasakannya namun aku tidak tahu mengapa aku tidak dapat mengingatnya. Seperti ada sihir yang mengalir didalam tubuhku yang membuatku tidak mampu bergerak dan mengalihkan semua indraku. Aku hanya bisa menatap. Bahu itu, dada itu, bibir itu, wajah itu dan mata. Iya mata itu. Mata iitu seolah berkata bahwa aku tidak boleh bergerak tanpa seizin darinya. Tubuhku serasa dipenuhi dengan es, aku mulai menggigil namun aku hanya terdiam.

‘’ oh kau ternyata, aku ingin makan dengan lea. Lanjutkan saja pembicaraan kalian berdua itu nanti.’’

Aku mengangguk. Apa?! Aku kok mengangguk! Apakah aku gila?! Apa aku terlihat seperti orang yang dapat mengangguk selain didepan orang tuaku. Aku pasti sudah gila. Dan lagi sejak kapan aku mulai bisa berpikir dan bergerak. Wah ini gila, aku akan memberi pria itu pelajaran nanti.

*brakk—

Tubuhku tanpa  kumengerti terjatuh dilantai. Hidungku mulai mengeluarkan banyak darah, namun aku sama sekali tidak dapat bergerak. Dan yang paling menyiksa adalah rasa sakit  didadaku. Rasanya sakit sekali, seperti ada sebuah pisau yang sangat panas menghujam ke jantungku. Aku tidak dapat bernafas. Sesak. Panas tapi juga dingin. Seperti aku akan mati. Aku melihat,... aku melihatnya.. pria itu aku... sekilas...melihatnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

not thisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang