1 • Jiyoo Has a Twin?

69 12 107
                                    

Pagi yang cerah bagi lelaki yang tengah mencicip teh buatan ibunya seolah minuman tersebut adalah awal yang hangat untuk menjalani hari-hari biasanya.

Jung Jaehyun, hari ini ia sudah siap dengan seragam senadanya dengan hoodie hitam yang selalu setia membalut di tubuh jangkungnya. Tunggu 15 menit lagi, mungkin ayahnya sudah akan siap dan berangkat bersama.

Mata legam lelaki itu berpindah pusat pada Sang ibu yang sedang menyiram tanaman-tanaman di halaman depan, kemudian bibir tipisnya terangkat, membentuk lengkung rendah.

Setiap detik, menit, hari hingga saat ini pun ia merasa bersyukur pada hidupnya yang bisa terbilang sangat lancar, meski dibalik itu pasti ada keluhan-keluhan yang menyertai. Tapi tak apa, keluarga kecilnya ini... sangat berharga.

"Ayo Jey!" pundak lebar itu ditepuk agak kencang membuat Sang empu sedikit terkesiap. Lalu tak lama kemudian ia meneguk tehnya sekali lagi sebelum ia berpamit dan mencium pipi Sang ibu.

Hempasan kecil tubuhnya di jok mobil sedikit mengeluarkan suara, membuat Sang ayah yang sudah sejak tadi di dalam mobil itu menatap heran anaknya yang begitu bersemangat.

"Kamu hari ini ke rumah sakit lagi, 'kan?" tanya ayahnya kemudian, Jaehyun hanya mengangguk menanggapinya sementara fokusnya beralih pada layar ponselnya.

Jung Hoseok nampak berpikir. "Um, ayah anter kamu malemnya aja ya? Hari ini kayaknya bakal sibuk banget," suara mesin mobil terdengar, satu detik kemudian pun kendaraan mewah itupun melaju.

Hati Jaehyun sedikit mencelos ketika mendengar itu. Oh bukan karena Jaehyun merasa kecewa pada ayahnya kok, ia hanya sedikit tak enak hati pada Sang ayah yang selama ini ia selalu repotkan hingga kini, seharusnya ayahnya istirahat. Diam-diam Jaehyun tahu bahwa Jung Hoseok itu sering mengeluh pada Sang ibu, Jung Jee-an.

Akhirnya Jaehyun menggeleng, "Jaehyun bisa sama Mark kok, nanti juga aku bakal ngobrol dulu sama Yuna disana. Jangan khawatir,"

Decit suara ban mobil pun terdengar, yang memberi tanda bahwa Jaehyun kini sudah diantar dengan selamat ke sekolahnya. WD Elite School. Namun, lelaki itu tak kunjung keluar, masih menunggu apa yang dikatakan ayahnya kemudian.

"Okay terserah anak ayah. Pokoknya nanti jam 8 harus dirumah ya? Ada acara penting."

"Mendadak banget? Acara apa?"

Namun betapa sampai hatinya Sang ayah mendorong anaknya keluar alih-alih menjawab, dan itupun sukses membuat Jaehyun melotot tak percaya.

Ah, sepertinya ia memang lupa bahwa ayahnya memang semenyebalkan itu. Berbeda sekali dengan kepribadian Jaehyun yang lebih banyak diam dan sedikit acuh tak acuh.

Kaki jenjang milik Jaehyun pun melangkah menuju bangunan bak kerajaan di depan matanya, oke, um... itu berlebihan sih. Tapi besarnya bangunan sekolah bernama WD itu memang bukan main-main.

"Cuaca cerah gini masih aja dingin." gumamnya mengudara, tangannya memasangkan earphone pada telinga kanannya. Memutar lagu-lagu instrumental yang menyegarkan pikirannya.

Pandangannya terus bermain-main, sesekali melihat ujung sepatunya. Hingga matanya kini berhenti pada satu titik dengan irisnya yang mengeluarkan sorot sangat intens.

Menatap gadis bersurai panjang yang tengah tertawa ria dengan kawannya, hatinya pun serasa ikut menghangat melihat itu.

Moon Jiyoo, gadis nakal dan seorang penantang, entah mengapa ia selalu menaruh perhatian pada gadis itu. Jaehyun selalu tertarik dengan hal-hal yang dilakukan gadis itu dan oh... apa ia harus mengaku bahwa dirinya sering menguntit Jiyoo selama tiga tahun lamanya?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hidden Truth'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang