part 2

17 3 2
                                    

Dikantin dua orang gadis tengah berbincang soal pemuda pagi tadi yang hampir saja memukul salah satu dari gadis itu.

Ya gadis itu ala Acha disini dikantin dengan segelas jus jeruk dia sedang berbincang dengan Naura adik dari Bian.

"Serius ka lu gak tau abang gua siapa ?" Naura sangat tidak yakin masa iya abang nya yang digilai banyak gadis di sekolah itu tidak di kenal oleh Acha.

"Iiya gua gak tau, emang dia siapa si, yang gua tau Abian itu cuma 1 dan dia kapten tim basket sekolah ini walau gua belum pernah ketemu sama dia tapi gua yakin bukan cowok tadi." Jelas Acha.

Naura menepuk kening nya, "Ya dia kapten tim itu Ka Acha ya ampun."Kata Naura dengan sedikit kesal.

"Jadi dia ?"Ragu Acha.

"Iya emang dia ka." jelas Naura

"Trus kenapa dia kaya tadi? Yang gua tau dari anak-anak Abian itu lembut ramah ya walau dingin." Acha sungguh bingung orang kasar begitu kok banyak yang ngefans.

"Huft, dia cuma emosi masalahnya kertas yang lu rusak itu dokumen yang bener-bener berharga." jelas Naura.

"Berharga ? Emang isinya apa ?" tanya Acha bingung.

"Itu proposal pengajuan pertandingan persahabatan antara dua sekolah ya, sekolah kita dan sekolah sebelah, udah 3 bulan abang nunggu kepala sekolah tanda tanganin dokumen itu, eh pas udah dapat malah rusak." Jelas Naura yang lesu ya, karna pacar nya itu anak sekolah sebelah kalau mereka pacaran harus diam-diam agar gak menimbulkan keributan.

"Gimana caranya minta maaf sama abang lu ?"Tanya Acha.

"Susah deh, abang tuh kalo lagi pusing dan kesel susah di balikinnya, yang kena imbas juga semua orang kalo dia marah." Jelas Naura.

Acha mengangguk, "Gua akan buat keadaan berubah." Ujarnya sebelum pergi begitu saja meninggalkan Naura yang kebingungan akan perkataan Acha barusan.

.....

Di lapangan

Seorang pemuda tengah bermain dengan bola basketnya, baju putihnya sudah basah oleh keringat tapi tak ada tanda-tanda dia akan menghentikan permainannya.

Sampai seorang gadis memasuki lapangan, "Bian." Ucap Gadis itu dengan sedikit ragu, ya gadis itu adalah Acha.

"Ngapain lu kesini!"Seru Bian kesal dengan masih memainkan bolanya.

"Gu...gua cuma mau minta maaf, sama ini minum buat lo." Gugup sangat gugup. "Oh ada apa ini Acha kok lu grogi si" Batin Acha.

"Gak perlu, pergi sana anggap aja lu gak kenal gua gampang kan." Ujar Bian dengan nada dinginnya.

Baru Acha berbalik ingin menuju kelas dengan minuman di tangannya. Tiba-tiba saja bola yang dilempar Bian salah arah, menabrang punggung Acha membuatnya terhuyung kedepan.

Air minum itu terlempar sampai botolnya rusak membuat isi dari botol itu berhambur keluar, sedang Acha jatuh berlutut dengan lutut nya terhantup tanah.

"Aww."Ringis Acha.

Mendengar itu Bian segera berlari kearahnya. "Sakit ?" tanya Bian saat menatap luka lecet di lutut Acha.

Acha hanya terdiam menatap Bian dari samping, batin Acha berteriak "uwahhh tampan sekali" namun buyar sudah pemikiran nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Feeling For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang