"PANGGILAN KEPADA GIBRAN KALANDRA, RADITH DELVIN, ADELIO ALDEN DAN LANGIT ARION DARI KELAS 12 IPS 3 UNTUK SEGERA MENGHADAP BU ERIN DI RUANG BK. TERIMA KASIH..."
Terhitung ini sudah panggilan ketiga kalinya dalam satu minggu memanggil nama yang sama, Selayaknya artis dadakan pasti saat keempat pemuda yang namanya di sebutkan tadi berjalan selalu jadi sorot mata dengan tatapan penuh tanda tanya.
Pertanyaan seputar, "kasus apa yang dibuat mereka?" atau "mereka kok gak kapok ya?"
Satu sekolah pun sudah hafal, apalagi para adik keempat pemuda itu yang hanya bisa menghela nafas lelah, seperti yang di lakukan Leyna, gadis berwajah cantik yang kini menunduk saja enggan menjawab pertanyaan teman sekelasnya.
"Kakak lu berdua buat ulah apalagi tuh?"
Leyna hanya melirik sesaat lalu melihat Nayra, adik dari Alden hanya menggubris pertanyaan itu, ia ikut menunduk sambil menggeleng malas.
Dalam hati hanya bisa berdoa semoga abangnya di beri hidayah untuk segera bertobat, mengingat ini adalah semester awal mereka di kelas akhir masa SMA.
Di tempat lain, tepatnya di kelas 11 IPS 4 tiga orang yang sedang sibuk dengan ponsel masing-masing lansung kompak mendengus kala mendengar panggilan itu.
Gadis dengan rambut pendek di tengah-tengah dua pemuda itu hanya bisa memasang wajah masam sambil mencibir, "Bang Langit gak buat ulah sehari aja, badannya lansung gatel-gatel kali ya?"
"Abang lo tuh," Sahut pemuda berkulit putih pucat yang sibuk dengan permainan online di ponselnya.
Fajar, gadis cantik dengan penampilan tomboy itu tak terima, "Abang lo juga!" Balasnya tak terima kepada kembarannya itu, Bumi namanya.
Sedangkan satu pria lain hanya bisa terkekeh sambil tersenyum jumawa, "Untuk kakak gue cewek." Katanya dengan bangga, siapa lagi kalau bukan Abimanyu.
Berbeda di kafetaria sekolah, salah satu meja yang di isi dengan sekelompok siswi perempuan itu kini kompak melotot tak percaya ke spiker sekolah yang terpasang di pilar tembok kala keempat nama sahabat mereka di sebutkan lagi.
"Orang gila, bener-bener ya mereka kayak orang gak mau lulus. Kerjaanya buat ulah mulu." Gadis dengan kulit putih itu menggeleng tak percaya, Hanna si gemar makan yang terbukti ia memilih fokus ke bakso yang di depannya.
"Haduh," Gadis di sebelah Hanna lansung memegang kepala seolah pusing kini mendera, "Alden tuh gak capek apa di omelin Daddy mulu?" Keluh Lia, kembaran Alden.
Sedangkan gadis di depan Lia, hanya berekspresi datar dengan gelengan, "Bentar lagi juga kita bakal liat mereka di jemur di lapangan atau bersihin toilet." Ucap Tiffany santai.
Berbeda di sebelah Tiffany, gadis itu tampak gusar dengan wajah kesalnya walau sambil melahap nasi goreng, "Gue mau ngundurin diri jadi ketua kelas mereka aja rasanya."
Ketiga gadis itu tertawa kompak melihat penderitaan gadis bermata sipit itu.
"Udah lah Ra, satu tahun terakhir lo emang lagi di uji." Ledek Hanna.
"Ujian apaan, lebih mirip azab mereka semua!" Sahut Gadis di panggil Ra itu tak terima, siapa lagi kalau bukan Rainy.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE 𝗙𝗔𝗠𝗜𝗟𝗜𝗔
Fanfiction𝑺𝒆𝒒𝒖𝒆𝒍 𝑲𝒐𝒔𝒂𝒏 𝑨𝒎𝒐𝒖𝒓 "𝙆𝙖𝙧𝙣𝙖 𝙠𝙚𝙡𝙪𝙖𝙧𝙜𝙖 𝙖𝙙𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙩𝙚𝙢𝙥𝙖𝙩 𝙩𝙚𝙧𝙗𝙖𝙞𝙠 𝙪𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙥𝙪𝙡𝙖𝙣𝙜."