"MISI WOI MISI!"
Kegaduhan terjadi di lorong IPA kelas 12 karna salah satu siswi kelas 10 tampak berlarian dengan heboh menuju kelas paling ujung di lorong ini. Entah apa penyebabnya, tapi yang pasti para murid yang berada di koridor tidak bisa marah karna yang berlarian adalah adik dari pentolan sekolah.
Brak
Pintu kelas 12 IPA 2 terbuka kencang tanpa permisi berhasil membuat seisi kelas yang sedang istirahat terpekik kaget seraya menoleh ke sumber suara.
"KAK LIA—Hah— BANG ALDEN!" Leyna berteriak heboh dari pintu kelas dengan nafas tersenggal.
Lia yang sedang memakan bekalnya lantas ikut panik berbeda dengan Tiffany hanya menatap Leyna tenang menunggu perkataan Leyna selanjutnya.
"Bang Alden! Berantem di kelas Aku!" Sambung Leyna dengan wajah semakin panik.
Hal itu lantas membuat Lia dengan cepat menutup kotak bekalnya bersamaan dengan Tiffany yang menyudahi kegiatan makannya. Hanna yang masih menyantap nasinya lansung menatap kedua temannya yang sudah sibuk ingin keluar kelas.
"WOI MAU KEMANA?" Teriak Hanna.
"NAIK HAJI!" Jawab Tiffany kesal lansung menarik tangan Lia keluar kelas.
"IKUT!" Hanna lansung bangkit dengan kotak bekal dan sendok yang ia bawa. Mengejar langkah temannya yang sangat cepat.
"Jalannya pada cepet amat si?! mau rebutan jatah minyak dari pemerintah apa?" Gerutu Hanna lansung berlari kecil menyusul temannya.
"Kok bisa berantem sih?" Tanya Lia panik. Kini mereka sudah jalan berempat dengan Hanna yang masih sibuk makan.
Leyna yang berada di tengah menghela nafas lalu mulai menjelaskan, "Tadi pagi pas kelas aku olahraga ada Kakak kelas godain Nayra sampe mintain nomer tapi di tolak terus pas istirahat Nay di samperin sama dia eh malah ketemu Bang Alden, udah deh abis."
"Anjing...." Umpat Tiffany, "Itu cowok gak tau apa Nayra adiknya Alden?"
"Tau tapi gak tau kenapa masih nekat padahal kan Bang Alden galak banget." Sahut Leyna.
Tanpa sadar mereka sudah tiba di depan kelas 10 IPA 1 yang kini terdengar suara gaduh dari depan kelas dengan teriakan Nayra yang masih berusaha memisahkan. Lia lantas lebih berlari memasuki kelas, seketika kepalanya pusing kala melihat Alden sudah mencengkram kerah lawannya dengan Gibran, Radith, dan Langit yang hanya menonton saja sambil berbagi cemilan.
"KALIAN KOK GAK PISAHIN?!" Teriak Tiffany lansung menabok kepala tiga orang itu.
"ADUH!"
"ANJING!"
"AW SAKIT!"
Ketiganya kompak mengelus kepala dengan wajah kesal namun tak berani melawan, cemilan yang di pegang Langit bahkan sampai terjatuh saking kencangnya Tiffany menabok.
"Belom diapa-apain juga anaknya, ngapain di pisahin." Jawab Langit tanpa merasa bersalah dan sialannya dia angguki ketiga temannya di tambah Hanna.
"Kalo udah mau sekarat baru kita pisahin!" Tambah Gibran yang benar-benar membuat Tiffany ingin merobek mulut pemuda itu.
Kembali ke Lia yang sudah menarik Nayra agar mundur karna adiknya sejak tadi sudah kelimpungan memisahkan abangnya yang kini masih memaki-maki pemuda yang berusaha mendekatinya itu.
"Kak tolong itu Bang Alden..." Lirih Nayra mencengkram tangan Lia dengan sorot takut.
Lia mengangguk lalu melepaskan tangan Nayra menyuruh adiknya berada di sisi Leyna dan Tiffany, biarkan dia memisahkan Alden yang sudah gelap mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE 𝗙𝗔𝗠𝗜𝗟𝗜𝗔
Fanfiction𝑺𝒆𝒒𝒖𝒆𝒍 𝑲𝒐𝒔𝒂𝒏 𝑨𝒎𝒐𝒖𝒓 "𝙆𝙖𝙧𝙣𝙖 𝙠𝙚𝙡𝙪𝙖𝙧𝙜𝙖 𝙖𝙙𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙩𝙚𝙢𝙥𝙖𝙩 𝙩𝙚𝙧𝙗𝙖𝙞𝙠 𝙪𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙥𝙪𝙡𝙖𝙣𝙜."